6

976 132 6
                                    

" Dad, tidak bisakah engkau sedikit baik dengan Asher? Apakah kau tak kasihan lihat dia dad bagaimanapun dia tetap anak mu." Saat ini Ryan berada di ruangan pribadi Darren.

Dia sadar bahwa selama ini keluarganya terlalu abai dengan Asher tanpa mengetahui bahwa sekarang anak itu makin menjauh dari keluarganya.

" Apa yang kamu maksud Ryan! Apakah sekarang kamu sudah terpengaruh oleh anak sialan itu!!"

" Dad! Seharusnya kita yang terpengaruh oleh gadis jalang itu."

Bagaimana bisa daddy-nya berkata seperti itu terhadap darah dagingnya sendiri.

" Sudah Ryan mending kau keluar dari ruang kerja Daddy urus saja rumah sakit kamu itu."

Ryan keluar dari ruangan itu dengan perasaan marah, biarkanlah Ryan akan berusaha untuk melindungi adik kecilnya itu mulai saat ini.

Tidak terasa hari sudah semakin larut asher segera pergi dari apartement Devan. Dipertengahan jalan Asher menyadari bahwa ada seseorang yang mengikutinya. ' dih jangan panggil aku anak kecil paman.'

Asher segera membawa motornya dengan kecepatan tinggi sehingga orang yang tadi mengikuti tidak dapat mengejarnya, Asher segera memasukkan motornya ke garasi mansion.

Asher begitu saja melewati ruang tengah tanpa tahu bahwa ada orang yang menatapinya dengan rasa bersalah.

Dikamar Asher segera membersihkan dirinya dan mengambil laptop untuk mengotak atik benda tersebut.

" Otak nih bocah emang dangkal bener dh, bisa bisanya seluruh informasi data dirinya bocor sedangkan keluarga bodoh ini memprivasi data mereka sendiri." Kesel Asher.

Asher ingat tadi malam bocah sialan itu mendatangi mimpinya dan meminta bantuan untuk membantu keluarga bodoh ini agar tidak dalam masalah besar di masa depan.

Entah bagaimana anak ini bisa mengetahui masalah besar keluarganya sedangkan mereka sendiri tidak mengetahui apapun, apa jangan jangan yang membuat bocah tuh mati adalah...

Saat asik menggunakan laptop tenyata...

" Asher kenapa kamu belum tidur." Asher yang melihat Ryan masuk kekamarnya merasa aneh ' kerasukan setan apa.'

" Belajar." Jawaban singkat dari Asher membuat Ryan semakin bersalah kepada adik bungsunya ini.

" Sudah belajarnya lagian besok kamu juga sekolah Asher." Ryan segera menggeser laptop dan membawa Asher ditidur dipelukkannya.

" Belum selesai."

" Besok kamu masih bisa melanjutkannya sekarang tidur lah biar Abang temani hm." Elusan kepala itu membuat Asher nyaman dan tidur dipelukkan Ryan.

Pukul 05.30 Asher terbangun dari tidurnya disamping terlihat Ryan masih tertidur pulas.

Asher segera ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan baju, setelah selesai Asher segera turun ke bawah diikuti dengan Ryan yang sudah selesai membersihkan diri di kamarnya tadi.

Diruang makan semua orang telah berkumpul termasuk qella yang sedang duduk disamping Daddy dan mamanya.

" Abang Asher sini kita makan bareng." Nada yang di imut imutkan qella membuat Asher ingin muntah.

" Pagi semua..." Ryan turun kebawah sambil merangkul Asher untuk duduk di kursi makan.

" Pagi bang Ryan/ sayang."

Mereka akhirnya makan dengan hening dan tenang Asher duluan selesai makan dia menatap qella yang saat ini tersenyum sinis menatapnya
' cewek gila.'

Asher Altazfar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang