--------
Shaylene Glory's View
Ini tidak akan mungkin terjadi. Aku menggelengkan kepalaku sembari terus saja membatin.Tentu saja ini tidak mungkin terjadi. Aku sekarang sedang dihadapkan dengan para peri di Istana langit dan menatapku penuh intimidasi terlebih dengan Everence, wanita bermata hijau yang menjadi pemimpin di istana ini sekaligus yang mengatur segala permasalahan di langit. Apa yang sebenarnya sedang aku lakukan? Aku tidak mungkin melakukan hal-hal buruk sejenis itu, aku baru saja membaca mantera yang merusakan kerusakan fatal lantas akibat kesalahan mantera yang kubaca menyebabkan bagian jantung dari istana langit yaitu taman tempat dimana bunga-bunga kesayangan Everence tumbuh kini hancur, mati dan menjadi layu.
Aku meneguk ludahku, merasa merinding saat bagaimana bola mata wanita itu menatapku sedemikian rupa. Astaga. Aku menunduk, menekan bibirku dalam-dalam berusaha menguasai emosiku dan samar aku melihat dari ujung sudut mataku, Grace Patel. Dia sedang menarik senyum tipis seakan merasa puas melihatku seperti ini. Bodoh, aku pikir semua ini pasti kesalahannya. Gadis itu pasti sengaja sekali untuk menjebakku dengan cara menukar catatan mantera yang aku simpan dibawah kasurku.
"Apa kau tahu apa dampak dari kesalahanmu ini?!" suara Everence menggema dan terpaksa membuatku menunduk, tidak berani mengatakan apapun dalam suasana seperti ini. Ini bukan kesalahanku, bukan, sama sekali bukan. Setahuku, aku sudah membaca mantera langit itu dengan benar lantaran ini adalah jebakan dari Grace, dia menukar manteranya.
"Kau harus diberi hukuman." Aku langsung mengangkat wajahku saat mendengar satu kata itu; hukuman. Apa aku akan diberi hukuman oleh Everence? Aku menggeleng berusaha menolak tindakan Everence. Tidak. Aku tidak ingin dihukum, tidak seharusnya aku diberi hukuman sementara semua ini bukan kesalahanku.
"Aku akan mengatasi masalah ini, aku janji," jelasku dengan nada suara bimbang sekaligus gusar. Everence hanya memainkan alisnya seakan ragu dengan kata-kata yang melontar dari bibirku. Dia pasti tidak percaya denganku... oh sial. Aku benar-benar terlihat idiot sekarang dan semua penyebab ini adalah Grace, dia harus bertanggung jawab.
"Tidak, keputusanku sudah bulat. Kau sudah banyak membuat masalah di langit, mulai dari merusak taman, bertengkar dengan Grace, menjahili para peri dan lain-lainnya yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu." Everence menginterupsi, dia ingin sekali menyebutkan semua masalahku sekarang dihadapan banyak peri-peri langit. Oke, apa aku salah jika aku bertengkar dengan peri semacam Grace yang sangat menyebalkan. Bagaimana mungkin aku bisa tinggal diam jika melihat dia sering sekali menggoda Logan? Bukankah dia sendiri tahu jika aku menyukai Logan. Satu-satunya peri yang dapat menari perhatianku dengan mata birunya.
"Bukankah seharusnya kita memberikan dia satu kesempatan untuk mengembalikan keadaan seperti semula? Aku yakin, dia pasti akan berubah." Itu suara milik Laurence, dia memang salah satu sahabat terbaikku yang masih ingin membelaku disaat keadaan yang begitu menjebak kali ini.
"Aku setuju dengan pendapat Laurence." Logan menambahkan, aku menarik senyum saat melihat dia ikut membelaku dan aku melirik Grace yang tampak cemburu. Dia tidak pantas untuk cemburu, kan. Memangnya dia siapa sih?
"Apakah kalian sedang berusaha menantang perintahku?" Everence terlihat geram, Laurence dan Logan langsung menunduk tidak berani. Aku hanya menarik nafas panjang, bingung apa yang semestinya aku lakukan... apa hukuman yang akan diberikan oleh Everence. Seumur hidupku, aku jarang sekali melihat ratu langit semarah ini dan jika dia mengeluarkan satu hukuman berarti masalah yang terjadi sudah begitu fatal. Apakah aku membuat masalah sedemikian hebatnya? Aku merasakan kepalaku berdenyut. Aku benar-benar pusing.