13

291 11 0
                                    

Aku menatap Mansion derrien dari dalam mobilku.

"Apa aku harus kembali kesana? Berhadapan dengan mereka yang menjalin kasih!"

"Tapi jika aku tidak kembali, jalang itu pasti akan merasa senang dan menang.. Itu tidak bisa dibiarkan!"

"Tapi jika aku pulang, aku tidak bisa menahan tanganku untuk menampar jalang itu dan menahan kakiku untuk menendangnya keluar dari mansion! Derrien pasti akan menyentakku!"

Aku menghembuskan nafasku kasar lalu memasukkan mobilku ke halaman mansion.

Aku membuka pintu perlahan. Blair melangkah pelan kearahku.

"Kau pulang?" Tanyanya.

Aku mengepalkan tanganku lalu mendorongnya. Memojokkannya ke dinding.

"Pertanyaan macam apa itu? Ini adalah rumahku! Ini adalah tempatku pulang! DAN KAU! kau hanya jalang sialan yang mengungsi disini!"

Aku meninggalkannya yang masih terpojok.

Setelah mandi dan membersihkan tubuhku, aku memutuskan untuk pergi ke taman belakang Mansion untuk Merelaxsasikan pikiranku.

"Yatuhan, kapan ini akan berakhir?"

"Apalagi yang harus kulakukan?"

"Masih adakah harapan akan semua ini?"

Aku menutup mataku mendongak menghadap langit.

"Kau harus datang ke Intercontinental Paris Le Grand Gala di Paris besok!"

Aku menoleh. Menatap derrien yang telah berdiri dibelakangku.

"Bersamamu?" Tanyaku memastikan.

"Bersama william."

"Bukankah harusnya kau yang datang?"

"Aku sudah berkata kepada atasan ku! Kau tahu ada Blair disini! Aku tidak bisa meninggalkannya!"

Blair. Nama itu benar-benar membuatku muak.

"Jalang itu benar-benar-"

"Bersiaplah untuk besok!"

Derrien berlalu dari hadapanku. Aku menjambak rambutku frustasi.

"Blair! Blair! Blair! Entah amalan apa yang dia lakukan! Dia begitu mudah memikat Derrien dan menghancurkan semuanya!"

Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari William.

Aku akan menjemputmu besok jam 6 pagi! Bersiaplah, Marsya!

ಥ‿ಥ

Keesokan harinya...

Aku bergegas keluar dari kamar mengingat penerbangan satu jam lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bergegas keluar dari kamar mengingat penerbangan satu jam lagi. Aku berhenti didepan kamar derrien saat dia baru saja akan keluar dari kamarnya.

"Apa kau akan mengantarmu kebawah?" Tanyaku.

Dia terdiam menatapku. Tanpa ekspresi seperti biasanya.

"Baiklah, aku sudah terlambat! Sampai jumpa lagi! Aku mencintaimu!"

Dengan berani, aku berjalan ke dalam pelukannya. Menghirup kuat aromanya. Dia tidak membalas pelukanku.

Tunggu? Dia tidak menolak? Dia tidak menghindar? Dia tidak mendorongku?, batinku.

Dengan cepat, aku menjauhkan tubuhku darinya, sebelum Derrien tersadar akan perlakuanku yang pasti akan sangat dibencinya.

Atau sebenarnya dia tersadar namun membiarkan kan ku memeluknya?

Aku bergegas berlari dan turun menemui William.
Aku menghampiri William yang sedang menungguku sambil bersandar di mobilnya.

"Maafkan aku! Apa aku membuatmu menunggu terlalu lama?" Tanyaku merasa bersalah.

"Tentu tidak, ayo! Kita harus segera pergi!"

William berjalan membuka pintu mobil untukku.

"Terimakasih, will!"

Aku pun masuk ke dalam mobil disusul oleh William.

WHISPER OF LOVE (SELESAI)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang