22

301 11 0
                                    

Aku berjalan cepat menuju ruangan derrien untuk menemui Blair. Tanganku terkepal kuat.

Aku melihat Blair berdiri di sudut ruangan dengan segelas air ditangannya.

Aku menghampirinya lalu merampas gelas itu dari tangannya dan menumpahkan isinya ke wajah menjijikkan nya. Dia terke siap.

"Brengsek! Kau benar-benar tidak tahu diri!" Seruku.

"Beraninya kau? Pakaianku basah!"

Aku mendorong tubuhnya ke sudut ruangan. Menyentuh rambutnya dan menariknya pelan.

"Lepas! Kau menjambakku!" Kesal Blair.

"Berhenti berpura-pura jalang! Kau jalang sialan!"

"Kau wanita bodoh yang tidak tahu diri!"

Aku mengencangkan tarikan ku di rambutnya.

"Aw, lepas! Sakit, bodoh!" Jerit nya.

"Ini semua pasti rencanamu! Kau menyuruhnya menceraikanku!"

Blair terkekeh pelan.

"Aku tahu aku salah. Aku salah karena tidak menyuruhnya sejak lama! Kau tahu dia hanya mencintaiku, bukan? Kau seharusnya pergi sejak lama!" Ujarnya santai.

"Lancang sekali!"

"KAU YANG LANCANG!"

Blair mendorong tubuhku kuat dan terhuyung ke belakang hingga sebuah tangan kekar menahan pinggangku agar tidak terjatuh ke lantai.

"Derrien?" Ujar Blair lalu menarik tubuhku menjauh dari derrien.

"Mengapa kau disini?"

" Dia mencoba menyakitiku! Dia menyalahkanku atas perceraian kalian!"

Aku melongo jijik menatap Blair dengan sandiwaranya. Tanganku terkepal.

Aku keluar dari ruangan derrien, tanpa disuruhnya. Karena berlama-lama melihat mereka membuatku sangat muak.

Hari menjelang sore....

Setelah mandi, aku meraih ponselku dan membaca pesan dari berlyana yang baru saja terkirim.

Sayang? Kau dimana? Kumohon cepatlah pulang! Ada keributan disini

Aku membulatkan mataku.

"Astaga aku hampir lupa! Aku sudah memutuskan untuk pergi dari rumah itu tanpa persetujuan orang tua derrien! Ini akan menjadi masalah besar!"

Dengan cepat, aku mengganti pakaianku dan melakukan mobilku ke rumah derrien.

"Yatuhan, kuharap semua akan baik-baik saja!"

Setelah sampai, aku memasuki rumahnya dan mendengar keributan dibalik dinding yang menjadi ruang keluarga. Aku melangkah menuju ke sumber suara.

"AKU TIDAK MENYANGKA PRIA SEMATA WAYANG KULIT AKAN TEGA MELAKUKAN INI!"

Phillips, ayah derrien berteriak di hadapan putranya.

"Tapi ayah, aku tidak mencintainya. Bagaimana mungkin aku bisa menjalani kepura-puraan an ini terlalu lama. Aku hanya mencintai Blair, Ayah!"

"KAU DAN BLAIR! SAMPAI KAPANPUN TIDAK AKAN PERNAH BISA BERSAMA!"

"Kenapa ayah? Apa karena Blair tidak memiliki segalanya seperti, Marsya! Apa hanya karena Blair adalah anak seorang pelayan? Cobalah untuk tidak mempermasalahkan harta dan tahta, ayah!"

Aku terpaku lama melihat pertengkaran mereka. Air mataku menetes, melihat berapa derrien membela Blair mati-matian.

"DERRIEN! kau telah menikahi Marsya sejak awal!maka kau akan tetap bersama Marsya! Kau harus melupakan Blair! Ini sudah terjadi dan tidak akan ada yang berubah"

"KALIAN EGOIS!! HARTA.. HARTA.. DAN HARTA! HANYA ITU YANG KALIAN PIKIRKAN! KALIAN SELALU MENUNTUTKU UNTUK MELAKUKAN APAPUN YANG KALIAN INGINKAN TANPA MEMIKIRKAN PERASAANKU!"

BUGH!! Phillips melayangkan pukulan keras ke hidung derrien hingga darah segar mengalir dari dalam hidungnya.

"BERANINYA KAU MENGATAKAN ITU!? AKU MENDIDIKMU, MERAWATMU AGAR KAU BISA MENJADI PRIA YANG BERTANGGUNG JAWAB! KAU BAHKAN TELAH TIDUR DENGAN BLAIR!!"

"YA! AKU MEMANG TELAH TIDUR BERSAMANYA! DAN SAMPAI KAPANPUN AKU HANYA AKAN TIDUR DENGAN BLAIR SAJA!"

Tangisku pecah. Berlyana melihatku lalu menghampiriku.

"Marsya.."

Dia memelukku. Aku membalas pelukannya erat. Menangis di balik pundaknya.

"Kumohon, maafkan kami! Kami sungguh meminta maaf!" berlyana memohon.

"Aku hanya ingin menghentikan semua ini dengan menceraikannya, apa itu salah?" Ujar derrien.

Berlyana menghampiri putranya.

"Sekarang biarkan aku memintamu memilih.. Ibumu atau blair?"



WHISPER OF LOVE (SELESAI)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang