16

307 10 0
                                    

Hari menjelang sore..

William menyuruhku memakai pakaian hangat untuk pergi bersamanya. Aku bergegas mengganti pakaianku lalu pergi menemui William.

Aku berjalan menuju kamar William lalu menekan bel nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berjalan menuju kamar William lalu menekan bel nya. Tak lama kemudian, William keluar dari kamarnya.

"Kau siap?" Tanyanya.

Aku mengangguk cepat. William menarik tanganku keluar dari Apartement.

Dia membawaku naik ke sebuah kapal yang mungkin telah dia booking sebelumnya.

"Apa ini will? Cuaca secerah ini, kau memaksaku memakai pakaian hangat?" Tanyaku heran

"Tentu saja. Kau akan kedinginan nanti. Setelah ini kita harus langsung menuju bandara. Kita akan melalui perjalanan malam, akan sangat dingin nanti!"

"Apa? Aku belum mengemasi seluruh barangku."

"Aku sudah meminta pelayan untuk mengemasinya dan membawanya ke bandara!"

"Benarkah? Wah, kau luar biasa, Tuan Costant!"

Dia tertawa lalu menyentil lenganku pelan.

Beberapa lama kemudian kami sampai di sebuah tempat. Mungkin tempat yang dimaksud william tadi.

William mengulurkan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

William mengulurkan tangannya.

"Ayo, aku akan membantumu!" Ajaknya.

Aku menyambut tangannya lalu tersenyum. Aku selalu merasa aman bersama William. Genggaman tangannya selalu meyakinkan ku bahwa semua akan baik baik saja.

"Lihat, tempat ini! Indah bukan? Dan jauh dari kota."
Katanya.

Aku tersenyum menatap langit dengan senjanya yang indah.

"Will, kau berjanji kepadaku untuk menceritakan semuanya." Kataku mengingatkannya tentang janjinya yang akan menceritakan tentang blair.

"Aku akan menepati janjiku jika kau pun berjanji kepadaku!"

"Janji apa?"

"Berjanjilah kau tidak akan menangis setelah aku menceritakan semuanya."

Aku terdiam.

"Apa yang ingin kau tau?" Tanyanya.

"Tentang blair.. Maksudku dari mana dia datang dan mengapa dia bisa begitu dekat dengan derrien!"

William nampak berpikir.

"Mengenai asal keluarganya...blair bukan terlahir dari keluarga yang kaya raya, dia hanya orang biasa. orang tuanya bukan pengusaha, hidupnya begitu pas pas an, yang kutau dia hanya hidup bersama ibunya." Jelasnya.

"Bagaimana bisa kau mengetahui semuanya?"

"Ibunya pernah menjadi pelayan di rumahku!"

"Benarkah?"

William mengangguk mengiyakan.

"Derrien pernah menjadi pria yang lebih dingin dan kaku sebelumnya. pada saat itu, pertama kalinya dia melihat blair, dia sedang membantu ibunya membersihkan kolam renang dirumahku"

"Aku belum pernah melihat derrien begitu jatuh cinta pada seseorang, wanita sederhana itu blair. dan pada akhimya derrien mengangkatnya menjadi sekretaris pribadinya."

"Blair sempat menghilang bertahun tahun, karena mengurus ibunya yang sakit didesa dan tidak lama kemudian, ibunya meninggal dunia."

"Dia memutuskan kembali karena tidak ada lagi yang dia miliki selain derrien, yah...derrien yang tulus mencintainya."

"Walau sebenarnya blair tau bahwa keluarga derrien tidak pernah merestui hubungan mereka. sampai kapanpun."

"Lihat bagaimana mereka melakukan segala cara untuk terus bersama?"

Air mataku menetes.

William menatapku lalu menyentuh kedua bahuku yang bergetar karena menangis.

"Lalu apa semua ini salahku?" Isakku.

William menggeleng cepat.

"Tidak. Bukan salahmu. Sungguh bukan. Jangan menangis, kumohon.."

William menangkup wajahku lalu mengusap pipiku yang basah. Tangisku kembali pecah.

"Aku mencintainya, will! Aku benar benar mencintainya! Bahkan rasa cinta ini tetap akan kuat walau dikikis maupun disayat! Ia akan tetap ada"
Tangisku.

William menarikku ke pelukannya.

Jika penantian ini tak berujung, namamu akan tetap ku sanjung, meskipun hanya dengannya jau bernaung.-william.

WHISPER OF LOVE (SELESAI)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang