CHAPTER 14

306 41 5
                                    

Dengerin,song anggis devaki— kisah tanpa dirimu

Happy reading cintahhh 💋



"Maaf nyonya, kami tidak bisa membuatnya di jam segini"

"Mengapa??— maksudku, apa kau tidak melihat diriku yang mengandung ini, bayiku butuh nutrisi, apa susahnya membuatkan ku spaghetti, di jam tengah malam ini?"ujar Jennie dengan nada yang menahan geraman emosi

"Kami dilarang membuat makanan di tengah larut malam nyonya, jika kami melanggar, tuan Muda Kim akan memberikan hukuman kepada kami"ujar kepala pelayan dengan menundukkan kepalanya

"Perintah konyol"gumam Jennie, berbalik kembali memasuki kamar ruang tamu.

____

"Bagus, lakukan seperti itu terus-menerus, jangan pernah buatkan wanita itu makanan ataupun minuman, jika aku melihat salah satu dari kalian memberikannya makanan, aku tak akan segan-segan memecat kalian, mengerti??"ancam veronica

"Iya Nyonya Muda"

"Kalian lanjutkan istirahat kalian, besok jangan masak apapun, pesan saja 2 porsi makanan dan antar ke kamarku, ingat hanya 2 porsi"tekan Veronica di akhir kalimatnya

"Siap nyonya"

"Besok kupastikan wanita ular itu akan mengamuk, dan lihat sampai kapan kau bertahan dirumah ini "gumam Veronica

"Rumah dan semua yang ada di dalam sini adalah milikku, jika kau masuk berarti kau sudah termasuk list orang yang patut dimusnahkan"lirih Veronica beranjak memasuki kamarnya kembali

__

Veronica kini tengah bersantai di pinggir kolam, sembari memainkan handphone nya, wanita itu menyatukan alisnya seraya memijit pelipis nya yang mulai berdenyut mendengarkan teriakan yang menggema di dalam rumahnya

"DASAR WANITA IBLIS, KAU PIKIR KAU ITU SIAPA HA!!, KAU INGIN MEMBUNUHKU DAN BAYIKU, KAU BENAR-BENAR WANITA LICIK DI DUNIA INI SIALAN"Teriak Jennie tepat setelah berada di hadapan Veronica yang menatapnya tanpa ekspresi

Jennie menarik kedua lengan Veronica dan menariknya agar beranjak setara dengannya, menunjuki wajah Veronica dengan dada naik turun menahan emosi yang ingin keluar di dalamnya

"Apa kau tidak ingat??, aku telah menikah dengan Kim kemarin, didepanmu kami berdua mengucapkan janji, rumah ini otomatis menjadi rumahku juga karna aku juga istri Kim, mengapa?— kau seolah-olah memperlakukanku bagai pelayan di rumah ini!"

"Mengatakan ada peraturan tak boleh memasak di tengah malam, mengatakan saat pagi tak ada sarapan dan hanya memesan diluar, aku tau kau yang menyuruh pelayan itu kan?, kau pikir melakukan itu akan membuat dirimu hebat?, dengar Kim bukan hanya suami mu saja tapi juga suamiku, bukan hanya kau saja istrinya tapi aku? Juga istrinya, jangan seolah-olah kau istri pertama dan bisa melakukan apa yang kau suka dan melakukan seenaknya tanpa memikirkan orang lain sialan"jelas Jennie diakhiri dengan umpatan seraya menunjuki wajah Veronica yang hanya diam sembari menatapnya dengan dahi yang mengerut

"Saat kau menikah dengan suamiku?—, apakah kau memikirkan diriku?, apa kau pernah berpikir apakah dengan menikahi Kim akan membuat wanita yang telah lama hidup bersama Kim akan bahagia? Apakah kau tak takut karma seseorang yang telah merenggut kebahagiaan wanita lain, apakah pernah bitch??"ujar Veronica dengan kilatan tajam yang terdapat di matanya

"Wajar jika pelayanku tak mematuhi perintahmu karna kau hanya orang asing dan pengganggu diantara rumah tanggaku, mereka mematuhi perkataanku karna aku.. yang lebih berhak di rumah ini,, jangan kau pikir setelah menjadi istri kedua kim kau bisa seenaknya melakukan apapun di dalam rumah ini, tidak.. jangan pernah bermimpi untuk menjadi ratu di rumahku"tekan Veronica pada kalimat kedua, setelah mengatakan semua itu veronica melengos pergi meninggalkan Jennie yang komat-kamit di tempatnya dengan raut wajah jengkel yang amat kentara

"Tunggu saja, kupastikan kau akan angkat kaki dari rumah ini"gumam Jennie dengan emosi di dalam dirinya

_____


"Dengar Kim bukan hanya suami mu saja tapi juga suamiku,bukan hanya kau saja istrinya tapi aku? Juga istrinya."

Aku juga istrinya..

Aku juga istrinya..

Veronica memegang kepalanya yang penuh dengan kalimat Jennie yang mengganggunya, sungguh sedari tadi wanita itu menahan air matanya untuk tidak keluar mengalir dengan begitu derasnya

Kalimat Jennie bagai tamparan tersendiri baginya dan membuat dirinya sadar bahwa Kim bukan hanya miliknya tetapi juga milik wanita lain

Mau menyangkal apapun tak akan merubah keadaan yang terjadi sekarang, semuanya telah terjadi,, dirumah ini bukan hanya dirinya saja yang berhak kepada Kim tetapi juga Jennie berhak terhadap seuaminya

Ingin rasanya Veronica berteriak menyangkal kebenaran yang terjadi tapi tak bisa, dan lagi pula apa gunanya, sekarang hanya terisak saja yang dilakukan wanita itu di bibir ranjangnya dan menekan dadanya yang berdenyut nyeri

Melawan wanita itu sungguh membuat mentalnya tergeser hampir gila, mengingat wanita itu adalah madunya sekarang, entah kedepannya apa yang akan dilakukan oleh wanita itu, tapi Veronica yakin Jennie tak akan tinggal diam setelah hari ini ia beradu mulut dengan emosi yang besar

Ceklek

Veronica segera menghapus jejak air matanya seraya menatap ke pintu kamar yang terbuka menampilkan seorang pelayan paruh baya yang tersenyum ke arahnya

"Boleh saya masuk nyonya?"Veronica mengangguk seraya beranjak mendekati pelayan itu dengan pelan

"Kalian masaklah makan siang, aku ingin makan seafood, dan buatlah dengan sangat pedas, aku juga ingin cumi hitam, um bibi bisakah ke supermarket untuk beli susu hamil?"jelas Veronica diakhir dengan pertanyaan untuk pelayan itu yang sontak menautkan alisnya bingung

"Bisa nyonya, tapi susu—

"Untuk Jennie, hanya susu itu saja yang kuberikan untuk dirinya. makanan dan lain-lain jangan berikan dan suruh saja dia untuk memesan makanan diluar, jangan pedulikan jika wanita itu mengamuk, abaikan saja"jelas Veronica yang dibalas anggukan mengerti oleh pelayan dengan senyuman tipis tulus

"Bibi.. beri tahu aku jika Jennie melukaimu atau pelayan yang lain, aku akan bertindak jika kalian celaka karna wanita itu"ujar Veronica

"Baik nyonya, saya permisi"pamit pelayan itu yang dibalas hanya dengan senyuman tipis dari Veronica

Veronica berbalik ingin ke toilet, tetapi terhenti saat pelayan paruh baya itu memanggilnya pelan, Veronica berbalik menatap penuh pelayan itu dengan guratan bingung di dahinya

"Nyonya, jangan terlalu sering menangis, menangis tidak akan membuat masalah selesai, bibi paham bagaimana rasa yang nyonya alami, dan bibi tau karna bibi adalah wanita yang sama seperti nyonya"jelas pelayan, Veronica mengangguk seraya tersenyum manis seraya berbalik memasuki toilet dengan langkah pelannya

"Diduakan memang sakit, tapi berpisah jauh lebih sakit"gumam pelayan itu seraya meninggalkan kamar Veronica dengan tatapan sedih


















Gimana?? Lama?

(Ada 1000 kata) Puas kan? Puas donggg🤌🤌

Jangan lupa Vote yaaa💋💋

Komen disini👉👉👉

See you next time

Bayyy👋👋👋👋

13 Mei 2024

AFTER MARRIAGE, HE RETURNED!!! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang