•{ Sebuah kenyataan }•

914 93 3
                                    

Sing kini berada di rumah Zayyan setelah mengantarkan Zayyan pulang kerumah.

Kenapa? karena nenek Zayyan memasak banyak jadi Sing diajak masuk kedalam rumah dan keduanya tidak masalah menerima tamu.

Masakan nenek Zayyan memang sangat enak,masakan yang akan selalu mengingatkannya pada masakan masakan dulu saat dirinya kecil atau jaman dulu.

Rempah rempah yang banyak,dagingnya yang matang,sayur sop yang segar dan segelas es teh.

Oke,aku tidak mau lapar.

" Nek,bisa berbicara sebentar? berdua? " tanya Sing dengan nada yang sangat sopan pada nenek Zayyan setelah mencuci piring.

" Boleh nak,mari berbincang di taman belakang " ucap sang nenek dan mengajak Sing ke taman belakang yang ada di belakang rumah.

Suasana sore yang sangat indah dengan langit berwarna oranye,angin panas yang perlahan berubah menjadi angin malam yang sejuk serta pemandangan sunset yang indah.

" Jadi nak Sing ingin bicara soal apa? " tanya sang nenek memulai percakapan.

" ...Ini mengenai Zayyan nek...sejujurnya...Zayyan sangat mirip dengan adik bungsu saya yang hilang saat kecelakaan di liburannya " jelas Sing dan membuat sang nenek langsung mengerti ke topiknya.

" Begitu...nenek perlu jujur,nenek bukanlah nenek kandung Zayyan...nenek menemukan Zayyan di dekat pantai saat nenek sedang bekerja mengangkut buah buahan,jadi nenek membawa Zayyan pulang ke rumah dan merawatnya karena Zayyan amnesia dan hanya mengingat namanya saja... " jelas sang nenek yang membuat Sing sangat terkejut.

" Bisa saja Zayyan adalah adik bungsu kalian...karena kecelakaan kapal itu dekat dengan pantai itu dan bisa jadi nak Zayyan terbawa arus hingga ke pantai " lanjut sang nenek yang membuat Sing semakin berharap.

" ...Zayyan sudah tahu nek? " tanya Sing dan sang nenek mengangguk.

" Nenek meminta nak Zayyan untuk berbohong soal cerita asal usulnya karena dirinya juga kurang yakin dan semua orang akan waspada padanya karena asal usul yang kurang jelas " jelas sang nenek dan membuat Sing mengangguk mengerti.

" Kalau begitu,tugas kalian adalah membuat Zayyan teringat kembali secara perlahan,jangan memaksanya karena itu akan membuatnya sakit dan bahaya...nenek merasa bahaya selalu mengintai anak manis tersebut " jelas sang nenek kembali.

" Baik nek...terimakasih karena menjaga Zayyan dengan baik " ucap Sing dengan sangat tulua dan mendapat senyuman lembut dari sang nenek.

** Dengan begini diriku bisa tenang meninggalkan anak manis itu...bersama keluarganya kembali ** batin sang nenek dibalik senyuman lembutnya.

Sing pun kembali dan sang nenek menceritakan semuanya pada Zayyan yang tampak sangat terkejut.

" Jadi...aku adik bungsu mereka yang hilang? " tanya Zayyan dan sang nenek mengangguk memastikan.

" Nak Zayyan...berjanjilah pada nenek,saat nenek tidak ada,bersamalah mereka,meski kau tidak ingat siapa mereka dulu,mereka tetap mengingatmu nak,dan lama kelama kau akan ingat siapa dirimu yang sebenarnya " ucap sang nenek yang membuat Zayyan kembali terkejut.

" M-Maksud nenek?..." lirih Zayyan sembari menahan tangisnya,ia tidak ingin mengingat hal itu lagi.

" ...Nenek sudah stadium akhir...cepat atau lambat nenek tidak bisa selamanya bersamamu..." ucap sang nenek sembari tersenyum lembut.

Zayyan memangis pelan,matanya berkaca kaca mendengar hal buruk itu,sementara sang nenek hanya tersenyum lembut sembari menghapus air mata Zayyan.

" Besok nenek sudah tiada...jaga dirimu baik baik nak..."

•Am I Him?• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang