Gyumin membuka matanya perlahan dan ia melihat sekeliling tempat ini,rasanya aneh karena bersuasana kejam dan jahat.
Sebuah kamar yang memiliki nuansa hitam putih,dikamar itu tak ada apa apa hanya kaca jendela besar dan sebuah kursi didepannya.
Ia mengedipkan matanya dan terkejut melihat Zayyan terikat di kursi tersebut dengan keadaan tidak sadarkan diri.
" Z-Zayyan? " lirih Gyumin yang masih melebarkan matanya,ia ingin mendekati Zayyan namun kakinya terasa membeku dan tak bisa bergerak.
Zayyan perlahan terbangun dan menatap Gyumin dengan tatapan sendu.
" ...Moomin hyung...tolong...aku... " lirih Zayyan sebelum dirinya dicekik lehernya dari belakang oleh Camelia dan Rupert.
" Kalian!? " teriak Gyumin dengan tatapan amarah.
Ia hendak mendekat namun kegelapan perlahan melahapnya dan meninggalkan Zayyan yang mulai tidak sadarkan diri kembali.
Gyumin beranjak bangun dari kasur pasiennya,nafasnya tidak teratur meski memakai selang infus,matanya melebar masih tidak percaya dan keringat dingin muncul di tubuhnya.
Beomsoo terkejut karena Gyumin tiba tiba bangun dan langsung menghampiri Gyumin kesebelah kasurnya.
" Syukurlah kau sudah sadar Gyumin,kenapa kau panik? " tanya Beomsoo yang hendak mengechek dahi Gyumin namun Gyumin segera menepisnya.
" Hyung! Zayyan dalam bahaya! cepat selamatkan Zayyan!! ayo selamatkan Zayyan sebelum terlambat! sebelum mereka membawa pergi Zayyan dari kita selamanya! " teriak Gyumin memohon paksa sembari menyentuh tangan Beomsoo.
Beomsoo tidak paham dengan kekhawatiran Gyumin,ia terus menenangkan Gyumin hingga Gyumin terpaksa dibius untuk kembali pada tidur nyenyaknya.
" Terimakasih Naura " ucap Beomsoo pada Naura yang sudah menaruh bius obat tidur pada infus Gyumin.
" Sama sama,mohon jangan dibangunkan secara paksa karena akan membuat mentalnya rusak sementara " ucap Naura lalu pergi bersama ibunya yang merupakan dokter di rumah sakit tersebut.
Beomsoo pun mengangguk mengerti,ia membuka handphonenya dan menelpon kontak Lex.
Panggilan terhubung dan Beomsoo pun meninggalkan ruangan Gyumin untuk memberikan Gyumin ketenangan.
[ Ada apa Beomsoo? ]
" Hyung...sudah tahu alamatnya? "
[ Belum,masih dicari,ada apa? ]
" Gyumin tadi terbangun dan tampaknya bermimpi tentang Zayyan,kurasa itu pertanda buruk,karena katanya Zayyan akan dibawa selamanya oleh mereka "
[ Begitu- oh,aku barusaja menemukan alamatnya,aku akan menyuruh Davin dan Wain untuk menjemput Zayyan,kau ingin ikut? ]
" Tidak,aku takut Gyumin bangun dan membuat semua orang panik,hyung juga ikut? bagaimana dengan Leo dan Sing? mereka pasti tidak terima juga..."
[ Aku tidak memberitahu mereka,aku hanya berkata Zayyan menginap di rumah temannya karena takut kedua bocah itu gegabah dan malah melukai diri mereka sendiri ]
" Tapi hyung ikut kan?..."
[ ...Kau sudah tahu jawabannya Beomsoo,jaga Gyumin ya,hyung tutup dulu telponnya ]
tit-
Beomsoo menjauhkan handphonenya dari telinga kanannya,ia menatap khawatir sejenak sebelum ia masuk kedalam ruangan Gyumin.
Sementara keadaan Davin dan Wain,mereka tengah perjalanan bersama Lex yang sibuk mengendarai mobil hingga sampai di sebuah rumah mewah namun bernuansa gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Am I Him?• { Xodiac }
Fiksi Penggemar" Kami yakin dia adalah Zayyan! adik kami yang menghilang! " Delapan saudara,yakin dengan pilihan mereka,terhadap adik bungsu mereka. Zayyan merasa familiar dengan keluarga ini,mereka mengingat Zayyan namun Zayyan tidak mengingat mereka. " Nak Zayya...