Zayyan bangun pagi untuk memasak sarapan untuk dirinya dan neneknya di dapur.
Setelah selesai ia membangunkan sang nenek dengan lembut dan membantunya berjalan kearah dapur dan duduk di kursi meja makan.
Setelah berdoa mereka makan dengan makanan seadanya dan seusai makan,Zayyan membersihkan piring dan membantu sang nenek mengambil obatnya.
Tak lupa Zayyan membersihkan diri di kamar mandi dan mengganti bajunya ke seragam sekolah.
Ia salim pada sang nenek dan beranjak pergi meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolahnya menimba ilmu.
Disisi lain,Beomsoo tak bisa tidur karena teringat dengan Zayyan,ia selalu teringat meski ia berusaha melupakannya.
Mau itu nama,fisik,suara dan sifatnya sangat mirip,hingga membuat Beomsoo sejenak sadar itu adik bungsunya namun segera ditepis.
Sekarang ia menyesal ikut dengan Lex dengan imbalan tidak ikut kelas khusus di universitasnya.
Ia ikut sarapan bersama saudara saudaranya,seperti biasa Sing dan Leo selalu bertengkar dan mencairkan suasana.
Hingga disaat Sing dan Leo akan berangkat sekolah,Beomsoo meminta mereka menunggu di kamarnya sejenak.
" Ada apa hyung? aku bilangin Lex hyung lho kalau kita telat gara gara hyung " ucap Sing dan mendapat anggukan setuju dari Leo.
" Salah siapa milih berangkat mepet banget jam nya,aku ingin kalian menemui seseorang " ucap Beomsoo dan membuat Sing menyeringit.
" Siapa? " tanya Leo dengan wajah penasaran.
" Zayyan " ucap Beomsoo dengan wajah serius dan membuat Sing juga Leo terdiam langsung.
" Hyung bercanda kan? " tanya Leo memastikan Beomsoo tidak gila.
" Ada murid bernama Zayyan,tampaknya dia murid angkatan baru,temui dia dan kau akan tahu alasannya " ucap Beomsoo dan membuat Sing dan Leo penasaran.
" Okee,akan kami cari anak bernama Zayyan itu " ucap Leo sebelum ia menarik Sing pergi untuk ke sekolah.
Di sisi Zayyan,ia saat ini tengah mendengar ocehan guru yang tengah mengajar di kelasnya,sungguh membosankan cara mengajar guru tersebut yang tak lain adalah guru IPS.
" Zayyan,lihat nih " bisik Nada yang tak lain adalah teman sebangkunya sembari menunjukkan hasil permainan karetnya yang membentuk menara effel prancis.
" Wih,ajarin dong " bisik Zayyan dan diangguki oleh Nada.
" Eh ikut dong " bisik Windy yang berada di belakang mereka bersama Icham.
" Bisa lah " bisik Nada dan mereka berempat mulai asik sendiri dan tidak mempedulikan guru yang sibuk mengoceh tentang kehidupannya.
Hingga bel istirahat berbunyi dan mereka segera berlari ke kantin dan yang terakhir harus mentraktir.
Yang terakhir adalah Rizki jadi ia mentraktir teman temannya makanan di kantin hari ini.
" Kita mau bakso! " ucap Naura dan diangguki semuanya.
" Yaudah,tunggu dulu nggih " ucap Rizki lalu pergi untuk memesan.
Zayyan yang sibuk membaca novel tiba tiba teralihkan oleh Sing dan Leo yang menatapnya terus menerus membuatnya merasa risih.
** Kenapa kakak kelas itu melihatku,aku merasa tidak nyaman nih...** batin Zayyan sembari melirik kearah lain untuk menghindari tatapan mereka.
Pesanan mereka datang dan mereka pun mulai makan bersama sembari bercanda tawa layaknya keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Am I Him?• { Xodiac }
Fiksi Penggemar" Kami yakin dia adalah Zayyan! adik kami yang menghilang! " Delapan saudara,yakin dengan pilihan mereka,terhadap adik bungsu mereka. Zayyan merasa familiar dengan keluarga ini,mereka mengingat Zayyan namun Zayyan tidak mengingat mereka. " Nak Zayya...