"Itikad Baik"

267 22 3
                                    

Yang ditolak kedatangannya bukan hanya pengacara dan orang tua Adrian, tetapi Adelio pun kena imbasnya.

Adelio yang memiliki wajah mirip dengan Adrian, membuat Adeeva tidak mau menemuinya karena melihat wajah Adelio membuatnya teringat pada Adrian, Adeeva juga meminta Adelio melupakannya dan mengakhiri hubungan mereka.

Tapi Adelio tentu saja tidak terima, kakaknya yang berbuat jahat mengapa dia yang terkena imbasnya, padahal dia sudah membantu yang dia bisa, tapi Vino yang membuatnya cemburu malah disambut baik.

"Diva, kenapa kamu nggak mau ketemu aku? yang berbuat jahat kakakku bukan aku, Di." Adelio merasa sedih karena Adeeva juga tidak ingin menemuinya.

"Di, kamu yakin nggak mau ketemu Leo, dia baik loh sudah membantu kamu, dia cinta sama kamu."

"Aku nggak mau, Vin, kalau lihat muka Leo, aku pasti ingat dia."

"Aku tahu, mereka emang mirip tapi itu Leo, Di, bukan Adrian."

"Pokoknya aku nggak mau, mending kamu pergi juga deh kalau masih nyuruh aku buat ketemu dia."

"Oke... oke... aku nggak akan maksa lagi, tapi kamu jangan usir aku ya, aku nggak mau jauh dari kamu."

"Vino, jangan tinggalin aku, aku nggak mau sendirian lagi." Adeeva menarik tangan Vino dan menggenggamnya.

"Aku nggak akan ninggalin kamu, biar pun kamu ngusir aku." Vino mengusap kepala Adeeva dengan rasa sayang.

Ketika Adeeva sedang bersama dengan Vino di kamarnya, Ayah Adeeva tiba-tiba mengetuk pintu, Adelio yang masih berada dibalik pintu hanya menyingkir memberi ruang.

"Di, ada Adrian sama keluarganya pengen ketemu kamu." Adeeva terkejut mendengar panggilan ayahnya.

Adrian datang kemari? Mau apa dia? Sudah untung Adeeva membebaskannya, tapi dia malah datang kembali mengacau.

Adeeva menatap Vino dengan pandangan nanar.

"Mau keluar?" tanya Vino. Adeeva menggeleng. "Kalau mau keluar, aku akan temani kamu." Adeeva hanya mencengkram tangan Vino tapi pemuda itu meyakinkan Adeeva bahwa dia akan senantiasa melindunginya.

Karena Vino meyakinkan Adeeva, dia pun mau keluar, Adelio yang masih berdiri didepan pintu merasa senang dapat melihat Adeeva lagi.

"Ngapain abangmu datang lagi kemari?" tanya Vino ketus.

Jangankan Vino, Adelio saja tidak tahu, sudah berhari-hari dia tidak pulang karena muak melihat ibunya yang membela abangnya mati-matian, terlebih saat dia mendengar akhirnya Adeeva mencabut tuntutannya, dia semakin kesal.

Ketika Ayah Adeeva mengatakan Adrian datang bersama keluarganya, Adelio malah terkejut, dia yang merupakan anggota keluarganya pun tidak tahu.

Adeeva keluar dengan ditemani Vino dan Adelio, saat ibu Adrian menyuruh Adeeva mendekat dan duduk, Adeeva tidak mau, dia memilih berdiri agak jauh dengan dihalangi tubuh Vino agar dia tidak perlu melihat Adrian.

"Kedatangan kami kesini untuk itikad baik." Pak Alden memulai pembicaraan. "Kami ingin melamar Nak Adeeva untuk menikah dengan Adrian."

Vino, Adelio, terutama Adeeva terkejut mendengarnya.

"Pa, kenapa kalian melamar Adeeva untuk menikah dengan Adrian tanpa bicara dulu sama aku?" tuntut Adelio.

"Kamu itu masih kecil, Leo, sudah diam saja, ini juga untuk kebaikan Diva."

"Kebaikan Diva? Kebaikan macam apa? Dia itu kriminal, seharusnya dia berstatus narapidana sekarang, tapi karena desakan Mama ke Diva, dia bisa bebas, lalu sekarang kalian mau nikahin pemerkosa sama korbannya, orang tua macam apa kalian!"

Badai dari Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang