Masa lalu itu

241 20 0
                                    

Karena pernikahan adiknya sudah diujung tanduk, Freya memutuskan untuk makan siang bersama di rumah orang tua mereka, sebagai upaya menghibur Adeeva.

Freya sengaja mengambil waktu di hari libur, agar mereka bisa berkumpul bersama dengan saudara ipar dan keponakan-keponakan juga, kecuali Adrian tentu saja.

Karena kebetulan Adeeva masih tinggal di rumah orang tuanya, dia merasa senang mendengar keluarga kedua kakaknya akan berkumpul meramaikan rumah, apalagi mereka cukup jarang berkumpul.

Orang tua mereka tentu yang paling bersemangat, sang Ibu malah segera berbelanja untuk menyambut anak-anaknya, disiapkannya makanan kesukaan mereka.

Pada pukul sebelas siang, satu persatu anak-anak bermunculan bersama keluarga mereka masing-masing, Freya datang berempat, Maureen bertiga sementara Adeeva berdua dengan Biru menyambut mereka.

Sejak pernikahan Adeeva, mereka belum sempat berkumpul seperti ini lagi, sehingga Adrian belum pernah menjadi bagian dalam acara kumpul keluarga, sayangnya secepat itu Adeeva menyingkirkan suaminya.

Tapi hari ini Freya membuat kesepakatan dengan adik dan kedua orang tuanya, untuk tidak menyinggung soal pernikahan Adeeva ataupun membahas tentang perceraiannya.

Mereka pun makan siang bersama, menu yang dihidangkan pun sangat sederhana, yaitu menu liwetan khas sunda, dengan ikan mas, muzair, tempe, tahu, sebagai lauknya tak lupa lalapan dan sambal sebagai penambah cita rasa.

Kemudian usai makan siang mereka berkumpul di teras rumah sambil menikmati rujakan yang dijadikan sebagai pencuci mulut sambil mengobrol, sementara para suami memilih tidak bergabung dan mengasuh anak-anak.

"Di, ada kabar yang cukup tidak mengenakan di rumah sakit," ujar Freya memulai obrolan.

"Kabar apa?" Bukan Adeeva yang bertanya melainkan Maureen, Adeeva tampaknya tak peduli dengan segala urusan rumah sakit yang sudah bisa dia duga pasti berhubungan dengan Adrian.

"Masa lalu Adrian akhirnya terbongkar lagi."

"Maksudnya?" Karena Freya tiba-tiba menyinggung tentang masa lalu, Adeeva pun menjadi penasaran, masa lalu Adrian manakah yang terbongkar? Berhubungan dengan dirinya kah? Berarti tentang kasus itu?

Beberapa hari yang lalu, seorang dokter yang sedang menyusun thesis untuk menyelesaikan sekolah magisternya, menemukan koran lama dari sebuah perpustakaan ketika dia sedang mencari buku untuk referensi.

Koran lama itu adalah koran 12 tahun lalu yang memuat artikel tentang kasus Adeeva, sang dokter yang masih berusia muda dan merupakan lulusan dari luar kota itu, tentu mengenali foto pelaku sang dokter koas meski bagian mata diberi garis hitam.

Merasa penasaran dokter itu mengulik kembali kasus 12 tahun silam, dan akhirnya terbongkarlah kasus yang profesor Alden berusaha tutupi demi menjaga psikologi Biru.

"Sekarang karir dokter Adrian terancam, para tenaga kesehatan mengajukan petisi agar Adrian dikeluarkan, mereka tidak ingin bekerjasama dengan pelaku kriminal." Freya menutup cerita.

"Baguslah, biar dia tahu rasa!" tukas Adeeva kesal. "Serapat-rapatnya menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga baunya."

"Dia masih suamimu, Di." Maureen mengingatkan. "Kalau dia sampai di pecat, dia mungkin akan kesulitan memberikan nafkah pada Biru."

"Itu kabar baik buatku, aku tak perlu lagi merasa berhutang padanya, lagipula aku juga tidak menuntut apa-apa darinya."

Usai menikmati rujakan, Adeeva masih memakan kue-kue kering yang memang biasa ibunya sediakan sebagai stok untuk suguhan tamu, sambil terus mendengarkan Freya bercerita, dia sibuk makan dan terus makan.

Badai dari Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang