Badai telah berlalu

306 19 0
                                    

Adrian begitu menjaga istrinya dengan amat telaten, Adeeva benar-benar dilarang bergerak sebelum 40 hari, bahkan jika tidak memaksa Adrian menyuruh istrinya buang air di pispot tapi karena Adeeva tidak mau, terpaksa Adrian mengizinkannya ke toilet.

Melihat adiknya begitu di manjakan, Maureen malah menggodanya karena adik iparnya dianggap terlalu berlebihan, padahal setelah operasi sesar dulu pun Adeeva tidak sampai tidak boleh bergerak sama sekali.

Bukan hanya melarang Adeeva bergerak saja cara Adrian menjaganya, tapi juga dari tetangga yang iseng berkata "oh, anaknya laki-laki lagi, kapan dong punya anak perempuannya" dan kata-kata lain yang membuat istrinya tak nyaman, Adrian langsung mengusir mereka dengan berpura-pura mengatakan istrinya belum istirahat.

Adeeva kali ini benar-benar terlindungi secara fisik dan mental, malah terkadang dia sendiri tertawa melihat suaminya teramat sangat perhatian hingga cenderung berlebihan, tapi Adeeva menyukainya.

Adrian juga jadi lebih sering berada di rumah sejak dia memiliki bayi lagi, baru lahir saja Dewangga sudah dilatih tummy time oleh ayahnya, sebagai dokter anak yang tentu tahu segala hal mengenai tumbuh kembang anak, permasalahan kesehatan anak, gizi seimbang untuk anak, dia menerapkan semuanya pada Dewangga, hal yang tidak bisa dia lakukan pada Biru.

***

"Mas, ini sudah 6 bulan loh, masa aku masih belum boleh keluar?"

"Sudah 6 bulan ya, masa sih?" tanya Adrian sangsi.

Adeeva menggerakkan dagunya sebagai isyarat, agar suaminya melihat bayi mereka yang sudah bisa telungkup sendiri, dengan tangan yang menggapai benda di depannya.

"Sudah 6 bulan ya, cepat juga, memangnya kamu mau kemana?"

Sebenarnya bukan larangan Adrian saja yang membuat Adeeva belum keluar rumah, tapi Adeeva sendiri terlalu senang menghabiskan waktunya di dalam rumah bersama Dewangga sehingga dia sendiri lupa, ternyata sudah 6 bulan dia berkubur di rumah.

"Me time."

"Me time, tapi ini sudah hampir malam, Sayang, besok saja ya, besokkan sabtu aku libur, biar aku yang menjaga Dewangga besok."

"Kamu baik sekali, mengizinkan aku me time, terima kasih, Sayang." Adeeva memberikan kecupan lembut di pipi suaminya.

"Satu lagi belum." Adrian malah menyodorkan pipi kirinya.

"Dasar manja." Dengan gemas Adeeva mencium pipi kiri suaminya hingga menimbulkan suara, muach. "Aku mau bawa Dewangga tidur dulu."

"Nggak usah, biar nanti aku saja yang tidurin dia."

Adeeva tersenyum dan dengan senang hati dia segera masuk kamar.

Sebenarnya apa fungsinya di rumah ini? Karena pekerjaan rumah tangga sudah di handle asisten rumah tangganya, pengurusan Dewanga hampir 100% di ambil oleh suaminya atau terkadang Biru bila ayahnya sedang sibuk.

Sepertinya tugasnya di rumah ini hanya menyusui Dewangga, tok. Adeeva malah terkikik sendirian, saat membayangkan kembali betapa nyamannya hidupnya saat ini.

Sebelum tidur, Adeeva mengganti bajunya dengan sleepwear two piece yang cukup seksi, dia ingin menggoda suaminya yang sudah bersabar menunggunya selama 6 bulan padahal Adeeva selesai nifas sudah lama, tapi Adrian sama sekali tidak memaksanya.

Adeeva tidak menyangka, bagaimana suaminya bisa bertahan berbulan-bulan menunggu dengan sabar untuk tidak menyentuh istrinya dulu, dia sempat bertanya pada tenaga kesehatan yang selalu mendampinginya selama jadwal prakteknya di rumah sakit tentang kegiatan Adrian, tetapi dia hanya menjawab dokter Adrian hanya bekerja seperti biasa sepanjang hari dan kemudian pulang.

Badai dari Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang