10. Adegan skinship (18+)

3.7K 260 32
                                    

Becca Pov

Aku pikir siapa tamuku, ternyata Freen Sarocha. Sangat gila! Aku bermimpi apa sampai dia datang kembali sebagai tamuku setelah hari itu menolak aku temani. Pikiran negatifku tiba-tiba muncul, pasti ada sesuatu hal yang membuat saraf diotaknya normal seperti itu. 

dan benarkan? sudah ku duga, dia datang karena artikel yang tersebar pada media sosial kemarin. Dia menuduhku sengaja melakukannya untuk mendapatkan keuntungan darinya.

Sumpah demi Tuhan! kenapa aku sangat mengidolakannya? Dia sangat angkuh. Ternyata apa yang dikatakan di timeline dark side of sarocha benar sekali. Artis satu ini sangat tidak ramah. Bahkan begitu menyepelekan orang lain.

"Apa kamu juga menerima skinship?"

Damn! Dia membuatku kaget. Apa dia mabuk? Apa mental dia benar-benar terganggu seperti yang diberitakan? Dan saat ini dia kumat? Sialan! Itu semua membuat pikiran liarku semakin aktif kemana-mana.

Ditambah, dia menggeser maju tubuhnya mendekatiku. Refleks, aku bergeser ke belakang sampai punggungku menyentuh sandaran tangan pinggir sofa karena berusaha menghindari dia.

Sepertinya dia benar-benar mabuk. Dia tidak menyerah sampai disitu. Dia kembali bergeser maju ke arahku, menghimpitku hingga aku tidak bisa bergerak.

Astaga! Sorot matanya yang tajam dan indah benar-benar membuat jantungku berdegup kencang. Aku seperti terhipnotis. Dia seperti ingin menerkamku.

"Skinship seperti ini..."

Katanya tanpa beban, bau anggur menyengat menyeruak dari mulutnya. Dia dengan sikap nakal mengelus pahaku yang hanya tertutup dress mini.

Gila! Dalam sedetik sukses membuat bulu kudukku berdiri karena perlakuannya. Aku menahan nafas, mematung. Dadaku berdesir. Seperti ada sengatan listrik menyerang tubuhku.

Tidak tahu apa yang harus aku lakukan, menerimanya atau berusaha menolaknya sesuai dengan kontrak kerja yang tertulis dengan Madam Lim.

Author Pov
ᅠᅠ
Dengan tubuh besar dan tinggi, Freen menutupi tubuh mungil Becca. Tangannya menyusup masuk ke dalam dress mini yang dikenakan Becca, mulai mengelus setiap inci paha yang mulus tersebut bersamaan dengan bibirnya yang mencium bahu kemudian merambat ke leher Becca yang tidak tertutup oleh benang dressnya.

"Eungh..."
Erangan pelan yang keluar dari mulut mungil Becca membuat Freen bersemangat. Tangannya terus menyusup semakin ke dalam membuat dress yang menutupi paha perempuan itu terangkat, refleks dia membuka pahanya memudahkan akses masuk tangan Freen.

Becca meremas baju Freen tepat ketika Freen mengelus kepemilikannya.

"Ahh...!"
Becca mendorong tubuh artis itu dengan segera agar menjauh darinya. Nafasnya tersengal. Mereka saling beradu tatap.

"Ini gila! Aku tidak pernah mengizinkan tamuku sejauh ini." Batin Becca sembari mengatur nafasnya.

Freen mengeluarkan smirknya. "Kalau milikmu basah, artinya kamu terangsang dan ingin sesuatu yang lebih bukan?" Bisiknya ditelinga Becca dengan sebuah kecupan yang membuat telinga Becca memerah.

"Tidak Nona Freen!" Becca tiba-tiba berdiri dari duduknya. Dia membenarkan dress yang tersibak memperlihatkan paha mulusnya. Pipinya memerah.

"Anda tidak boleh melakukan hal seperti itu..." Ucap Becca dengan nafas yang masih tidak teratur.

Freen mengerutkan keningnya, "Kenapa? Bukankah tugasmu seperti itu? Melayani setiap tamu yang datang?" Tanya Freen tidak mengerti.

"Aku tahu, tapi terkhusus diriku. Aku hostess yang tidak melakukan hal seperti itu. Apa bosku tidak memberitahukannya padamu peraturan jika memesanku?"

Freen mengangkat bahunya. "Tidak, sepengetahuanku setiap hostess pasti melakukan servis lebih. Bukankah kamu juga akan mendapatkan uang yang lebih besar jika melakukannya?"

"Tapi aku bukan hostess yang seperti dipikiranmu. Aku bekerja sebagai hostess yang tidak untuk melakukan hal seperti itu."

"Lalu? Skinship seperti apa yang kamu tawarkan pada tamumu?"

Becca berpikir, "Kissing tanpa menyentuh daerah terlarang."

Freen terkekeh. "Terus, kenapa barusan kamu membiarkan aku menyentuhnya."

"Apa?"

Freen melirik ke paha Becca dengan mengangkat kedua alisnya. Becca refleks menutup pahanya dengan kedua tangan mengetahui maksud dari Freen.

"Bukankah kamu menikmatinya barusan? Bahkan kamu juga mengerang."

"Tidak! I-itu karena anda tanpa aba-aba melakukannya padaku."

"Jika aku melakukan aba-aba terlebih dahulu, apa kamu tidak menolakku?"

Becca terdiam, sementara Freen terkekeh kembali. "Hostess yang aneh..." Gumam Freen pelan.

"Apa yang anda katakan barusan? Apa anda memandang rendah diriku lagi?"

"Lalu, kenapa kamu terasa basah jika memang tidak menginginkannya?" Tanya Freen tanpa mengindahkan pertanyaan Becca sebelumnya.

"Itu naluriah karena anda menggodaku."

"Sekarang apa yang akan kamu lakukan kepadaku? Aku sudah mengeluarkan uang yang banyak untuk memilihmu."

"Aku akan menemani anda minum, mengobrol, dan skinship tapi tidak lebih seperti yang tadi. Lagi pula, kenapa anda tiba-tiba begitu bernafsu padaku? Bukankah beberapa menit yang lalu anda marah padaku dan menuduhku menyebarkan foto anda?"

"Aku tidak tertarik denganmu. Apalagi bernafsu. Hanya saja kamu seorang hostess, itu sudah menjadi tugas dari host ataupun hostess. Melayani tamu sebaik mungkin kalau ingin mendapatkan tips yang banyak dan tentunya reputasimu sangat bagus dimata tamu."

"Bukannya dia menyukai seorang perempuan? Benarkah dia tidak bernafsu sedikit pun padaku dengan pakaianku yang seksi seperti ini? Atau memang otaknya terganggu? Ah tidak, mungkin dia benar-benar mabuk berat." Gumam Becca dalam hatinya.

"Seharusnya kamu sangat senang bisa melakukannya dengan idolamu. Bukankah adegan ini bagian dari imajinasimu yang tidak pernah terwujud sebagai penggemarku?"

"Apa-apaan ini, dia seperti bisa membaca isi pikiranku." Batin Becca. "Jangan kembali menuduhku. Jangan mentang-mentang aku mengidolakan anda kemudian anda berhak mengatakan apapun padaku." Sangkalku sebisa mungkin menutupi kebenarannya.

"Aku tidak menuduh, aku hanya mengatakan kebenaran. Aku membaca segala tulisan penggemar yang ditinggalkan mereka pada akun-akun fanbase Freen Sarocha. Mereka berimajinasi seperti itu. Mengkhayalkan aku menjadi kekasih mereka, mencium mereka, memeluk mereka bahkan melakukan sex dengan mereka. Hahaha! Sangat konyol dan memalukan. Mereka tidak bercermin, bahwa hal tersebut susah untuk terjadi. Bahkan tidak akan pernah terjadi."

"Kurang ajar! Artis satu ini benar-benar kurang ajar! Dia memaki penggemarnya sendiri. Padahal tanpa penggemarnya dia bukanlah apa-apa." Becca berbicara dalam hatinya, dia mengepalkan kedua tangannya, ekspresinya sangat geram hanya saja dia berusaha tidak memperlihatkannya pada Freen. "Menyesal sekali aku mempercayai kepolosan dan kebaikannya. Ternyata itu hanya topeng! Cih."

"Malam ini, kamu menolakku padahal di luar sana banyak dari mereka yang ingin aku sentuh." Lanjut Freen lagi.

Freen menyunggingkan senyumnya, dia mengubah posisi duduknya dan menggeser agak menjauh dari Becca berdiri. Dia menuangkan anggur kembali ke dalam gelasnya.

"Anda sudah mabuk, berhenti untuk meminumnya..."

"Kalau aku mabuk, kamu bisa menghubungi temanku yang tadi datang bersamaku. Seperti yang kamu lakukan waktu itu sebelumnya."

Becca menghela nafas, dia kembali duduk di samping Freen yang tengah menyesap anggurnya.

"Kenapa kamu mengidolakanku? Apa yang kamu sukai dariku?"

Becca terdiam dengan dipenuhi sejuta pilihan atas sebuah jawaban untuk Freen yang harus dia pilih agar tidak membuat artis satu itu menambah kenarsisannya.

To be continued...

THE HOSTESS (freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang