11. Penguntit

1.9K 241 36
                                    

Distrik Phrom Phong, Bangkok
Author Pov

"Bagaimana hasilnya? Apa benar memang dia?" Tanya Panly kepada Freen yang terpaksa bangun karena kedatangan sahabatnya itu.

Freen menggeleng, "Bukan, dan aku rasa dia berkata jujur. Mungkin pengunjung bar saat itu. Hoaam..." Freen menguap, rasa kantuknya masih terasa.

"Hmm... Mrs. Ai sepertinya mengutus orang-orang mencari dalang dari foto tersebut. Lihat, dia sangat mempedulikanmu. Jangan berbicara yang tidak semestinya padanya. Dia juga masih sepupumu." Kata Panly, membuka tirai jendela kamar sahabatnya itu.

"Ya, aku mengerti." Jawab Freen dengan mengerjapkan matanya, dia menarik bantal untuk menghalau sinar matahari mengenai wajahnya.

"Kendalikan emosimu." Tukas Panly sedikit tegas.

"Hm.."

"Baiklah, nanti juga berita seperti ini akan menguap dengan sendirinya. Asal kamu jangan melakukan hal yang merugikan dirimu lagi."

"Tapi ini sangat membosankan..."

"Ck! Kalau begitu pergi saja ke tempat Bibi Ploy. Mengurus perkebunan di sana."

"Itu bahkan lebih membosankan, Pan!"

"Lalu maumu apa? Membuat skandal-skandal buruk lagi?"

"Tidak..."

"Lalu?"

Freen terdiam seperti sedang berpikir.

"Kamu tidak khawatir dengan perusahaan yang dibangun ayahmu kalau kamu terus berada dalam skandal? Sahamnya akan anjlok."

"Itu tidak ada urusannya denganku. Lagi pula yang aku lihat dan tahu, perusahaan ayahku baik-baik saja. Tidak terpengaruh sedikitpun."

"Ah sudahlah! Susah berbicara denganmu. Beri aku gratis menginap di hotelmu karena aku sudah mempertemukanmu dengan hostess itu, seperti janjimu."

"Hm ya, aku sudah menelepon Khun Yen untuk mengatur semuanya. Penginapan, dinner dan lain-lain."

"Wow! Aku sangat menyukainya kalau kamu royal seperti ini."

"Bukankah aku selalu seperti itu?"

"Hahaha! Aku tahu. Itulah kenapa aku ingin berteman denganmu. Nona kaya raya yang arogan tapi bodoh! Hahaha..." Panly tertawa keras menertawakan sahabat baiknya itu.

"Sialan!"

"Dari sekian banyak teman, hanya aku yang tahan berada di dekatmu. Memaklumi segala sikap gilamu itu. Entah setelah aku apa ada orang lain yang tahan menghadapi kegilaanmu itu. Bahkan Ai yang sepupumu saja tidak tahan."

"Sepertinya tidak ada, kamu harus bersamaku seumur hidup."

"Cih! Menggelikan. Ubah perilakumu, cari pacar yang benar-benar yang mencintaimu, menerima sikap intimidasimu, jangan asal saja. Perempuan-perempuan biadab itu hanya ingin uangmu saja, tidak tulus sama sekali." Cerocos Panly menasehati sahabatnya, Freen.

Freen menarik kembali selimutnya berniat kembali tidur tanpa menjawab omongan Panly.

Panly menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sahabatnya yang keras kepala tersebut.

Freen Pov

Aku bertemu dengan perempuan itu. Perempuan yang sudah ku cari selama beberapa hari. Namanya Lily. Seorang hostess club malam. Wajahnya cantik, kulitnya putih, sangat seksi sesuai dengan penggambaran namanya, Lily.

Dia ternyata bukan orang yang ku maksud dan jauh dari pikiran burukku tentangnya. Dia tidak mengambil foto itu dan mengkomersilkannya demi dirinya sendiri. Sepertinya dia benar-benar mengidolakanku dilihat dari sudut pandang dia kepadaku.

THE HOSTESS (freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang