21. Pertemuan (Full 23+)

4K 277 35
                                    

Peringatan keras sangat keras
Pokoknya apapun yang terjadi dengan kalian setelah membaca chapter ini, author tidak bertanggungjawab. Titik!

---------------------------------------------------------

The Burning Flower
Freen Pov

Bertemu, lagi. Akhirnya.
Kali ini aku mengunjungi club dimana Becca bekerja. Tujuanku adalah memberikan dia kejutan tapi ternyata gagal. Becca tidak ada jam kerja. Sial! Padahal aku sudah dengan sengaja tidak membalas pesannya. Kenapa aku bodoh sekali. Kenapa aku tidak menanyakan jadwalnya terlebih dahulu. Alhasil aku di seret Madam Lim, bos Becca untuk berbicara ngalor ngidul tapi sesekali dia memberiku petuah perihal Becca. Ternyata bisa juga dia bermode serius.

Tiba-tiba Becca datang ketika aku hendak berpamitan pergi kepada Madam Lim. Melihat wajah Becca yang polos-polos kebingungan, aku tertawa dalam hati. Aku menahan rasa rinduku, menutupinya sebaik mungkin agar tidak terlihat dari ekspresiku, pura-pura tidak melihat keberadaannya.

"YAK! FREEN SAROCHA!"

Suara itu membuatku menghentikan langkah, menoleh kembali ke belakang dimana ku dapati wajah cantik itu penuh rasa kesal. Dalam hati, aku tertawa melihat ekspresinya yang mengerikan namun menggemaskan tersebut.

Aku dalam sekejap mendorong tubuh Becca merapat ke tembok, dan menguncinya dengan kedua tangan. Aku mengecup bibirnya lembut, sebelumnya Becca menatapku dengan tatapan hangat penuh rasa ingin dicumbu. Dengan malu, ia menganggukkan kepala tanda setuju ketika aku meminta mencium bibirnya.

Bibir kami beradu, saling berpagut. Kulum-kuluman ini semakin panas. Lidahnya mencari-cari lidahku, ku sambut dengan sigap dan senang hati hingga lidah kami pun beradu. Tanganku meremas gemas salah satu gundukan kembarnya.

"Eungmmmp ──"

Lenguhnya pelan disela bibirnya yang terbuka, langsung ku kulum bibirnya agar lenguhannya tidak terdengar orang dari balik bilik toilet club.

Tok tok tok!

"Apa ada orang?" Suara orang dari luar.

Aku menghentikan aktifitasku menyusupkan tangan ke dalam bajunya untuk meraih branya. Sementara Becca menatap mataku sembari menahan nafasnya yang tersengal.

Tok tok tok!

"Hallo..."

Kali ini aku menutup mulut mungil Becca dengan telapak tanganku. Tidak ada suara sampai langkah kaki itu terdengar semakin menjauh.

"Kkk ──" tawa kami tertahan menyadari kekonyolan yang sedang kami lakukan.

....

Distrik Phrom Phong, Bangkok.

Memasuki apartemen dengan bibir yang masih berpagutan, dengan cepat aku hempaskan tubuh mungil Becca di atas kasur bersperai putih milikku. Kabut nafsu sudah gelap menyelimuti pandanganku. Entah bagaimana awalnya, aku tersenyum saat tubuh bagian atas Becca sudah terekspose jelas tanpa kain penghalang sedikit pun. Mataku tak berkedip saat melihat dua gundukan kembar miliknya yang tersaji dihadapanku, yang kemarin hanya bisa ku lihat dalam layar ponsel saja.

Aku dengan sigap melahap puting payudara yang berdiri tegang milik perempuan yang membuatku gila itu. Lahapan yang tidak lepas dari hisapan, perlahan demi perlahan aku nikmati. Tanpa pikir panjang, aku meraba payudara sebelah milik Becca. Meremasnya kencang seolah tidak mau membiarkan payudara sebelah itu menganggur. Tanganku terus bermain di sana, memelintir putingnya bahkan sesekali menariknya hingga sang empunya tak henti mengerang frustasi.

"Eunghh F── freeen... Aahh geliiiihh!" Dia memejamkan matanya, sementara tangannya aktif meremas rambutku, menekan kepalaku seolah meminta agar aku tetap menyesap puting miliknya yang sangat tegang itu.

THE HOSTESS (freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang