18. Video Call Sex-y (21+)

3.6K 275 60
                                    

Peringatan keras❗
Tidak ada tanggungjawab dari author jika otakmu menjadi kotor.

---------------------------------------------------------

Residen Bangkok
Becca Pov

Cepat-cepat aku keluar dari kamar mandi mendengar suara dering dari ponselku. Masih berbalut handuk, aku tersenyum ketika layar ponselku tertera sebuah nama yang sangat ku kenal, Freen Sarocha.

Entah setan jenis apa yang merasuki dirinya sampai menghubungiku dari semalam, dan pagi ini dia meminta untuk melakukan panggilan telepon.

Aku menahan tawaku dalam hati setiap mendengar perkataannya di telepon. Mencoba tidak memperlihatkan rasa senangku karena dia akhirnya menghubungiku.

Betapa tidak? Sepertinya benar kalau aku merindukan artis angkuh itu.

"Kenapa kamu tidak menyimpan nomorku?"

Kkk── lucu sekali suaranya yang semakin merajuk karena jawaban dariku. Aku memancing dia untuk mengatakan alasan dia sebenarnya kenapa dia melakukan hal seperti itu.

"Aku serius! Aku merindukanmu. Dan sekarang aku ingin melakukan panggilan video denganmu. Angkat sekarang."

"Hey! Untuk apa? Aku belum memakai bajuku!"

"Sangat bagus! Aku menyukainya."

Gotcha! Akhirnya dia mengatakannya. Aku tertawa tertahan mendengar pengakuannya. Awalnya aku sempat ragu, apa benar itu alasan dia menghubungiku? Tapi ketika perkataan mesum itu meluncur dari mulutnya, aku langsung percaya. Dia Freen Sarocha, artis yang menyusahkan hidupku semenjak pertama kali bertemu. Manusia gila mana lagi selain dia yang berani mesum padaku secara terang-terangan, dan memintaku dengan paksa untuk melakukan panggilan video. Bahkan para tamuku saja tidak seberani itu, bisa-bisa aku layangkan botol wine di kepala mereka.

Author Pov

Becca menarik ke atas icon berwarna hijau untuk menjawabnya dan menjauhkan ponsel beberapa senti dari wajah cantik yang masih basah terkena sisa air shower.

Sebuah wajah cantik Freen tersenyum manis pada Becca dengan lambaian tangan. Seperti tidak ada rasa bersalah sama sekali.
⠀⠀⠀⠀
"Hey nona Lily! Kamu sedang apa?" Sapanya terheran karena melihat Becca yang masih berbalut handuk mandi. "Oh God! Kamu... Apa ini sebuah keberuntungan untukku? Hahaha!" Freen tertawa jahil dibalas dengan senyuman kesal Becca.

"Diam atau aku matikan panggilan video ini!" Ancam Becca dengan mata mendelik.

"Hahaha! Jangan. Tolong bersikap ramah padaku sedikit."

"Untuk apa? Anda bukan tamuku apalagi temanku."

"Tapi aku seseorang yang merindukanmu."

Becca sedikit kikuk, terlihat dari raut wajahnya. Freen hanya tersenyum memperhatikannya.

"Cepat katakan, ada perlu apa? Apa ada sesuatu yang sangat penting?" Becca mengambil duduk ditepi ranjang. Kakinya dia silangkan, membuat handuk kimononya terbuka mengekspos paha mulusnya, tentunya tanpa sepengetahuan Freen. Karena Becca melakukan panggilan video hanya sebatas dada.

"Tidak, aku hanya ingin melihat wajahmu saja." Jawab Freen membuat pipi Becca merona.

"Apa maksud anda?"

"Apa kamu tidak merindukanku sama sekali?"

Becca menghela nafas, dia membenarkan tali handuknya.

"Bagaimana... kalau... " Freen terlihat memasang ekspresi nakal menatap Becca dengan bahu terlihat sebelah karena handuk yang melorot.

"Kalau tidak ada yang penting, aku akan mematikan teleponnya." Kata Becca melihat ekspresi nakal Freen.

"Eits tunggu! Jangan kejam padaku seperti itu. Aku benar-benar merindukanmu." Terang Freen mengungkapkan apa yang dirasakannya, sementara Becca sebisa mungkin mempertahankan perasaannya.

Pada akhirnya mereka berdua terlibat dalam percakapan yang panjang, sesekali Becca tersenyum bahkan tertawa mengobrol dengan si perempuan itu. Di mulai dari obrolan ringan sampai obrolan panas.
⠀⠀⠀⠀
"Eungh~ Freenn... anda membuatkuuuh gilaaa!" Teriak Becca keras setelah beberapa menit mengobrol dari video, pasalnya perempuan di layar ponselnya tersebut telah memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya yang sensitif dengan memasang ekspresi wajah seduktif. Menggoda Becca.
⠀⠀⠀⠀
Sedangkan Becca pun sudah melepas tali handuk kimononya, memperlihatkan kedua bahu mulusnya dengan suka rela, memperlihatkan pada Freen kedua gundukan kembarnya. Sebagai balasan karena Freen memperlihatkan bagian-bagian sensitif yang ingin dia jamah, yang hanya dilihat dalam imajinasinya saja.

Becca meletakan ponselnya entah dimana, menyorot kamera pada badannya. Dia membuka handuk kimononya yang masih menutupi selangkangannya, kemudian memperlihatkan isinya pada Freen.
⠀⠀⠀⠀
"Freeeen... Anda membuatnya berlendiiirr... Look!" Becca menyentuh kepemilikannya dengan jari lalu memperlihatkan jari berlendirnya pada Freen melalui kamera ponsel.
⠀⠀⠀⠀
Freen tertawa kecil, sedangkan Becca mendengus kesal.
⠀⠀⠀⠀
"Aku tidak mau tahu! Anda harus bertanggung jawab!" Tambahnya lagi dengan merajuk berbalut kesal. "Aku menginginkan lebiihh..." Becca kini membuka lebar selangkangannya dan memperlihatkan kepemilikannya yang bersih tanpa rambut, memerah dan berlendir di depan Freen. Tanpa malu-malu, entah setan apa yang merasuki Becca kali ini.⠀
⠀⠀⠀
"Sialan!"
⠀⠀⠀⠀
Freen mengumpat kesal. Darahnya naik. Suhu tubuhnya semakin panas melihat kepemilikan Becca begitu menggoda. Terlebih lagi clit kecil ditengahnya. Sudah keras sepertinya.
⠀⠀⠀⠀
"Asshh Freeenhh unghh──!"
⠀⠀⠀⠀
Becca menggigit bibirnya, mengusap-usap clit kerasnya dengan jari agar semakin keras. Perlakuannya pada dirinya sendiri membuat Freen yang hanya melihat dari layar ponsel juga menginginkannya.

Freen meletakan hati-hati ponselnya diatas kasur dengan bersandarkan bantal. Dengan sigap, dia melepas baju dan celana panjang yang membalut bagian bawahnya. Freen memperlihatkan tubuh polosnya pada Becca. Sangat seksi. Becca terkejut melihat dari sebrang.
⠀⠀⠀⠀
"You are so fucking crazy! I want it. Aahh── rasanya aku menciumi seluruh tubuhmu!" teriak Becca tanpa malu, tangan satunya sibuk meremas gundukan kembarnya sedangkan tangan lain mengusap-usap bibir kepemilikannya.
⠀⠀⠀⠀
Mendengar rengekan dan desahan dari Becca, Freen semakin berani. Dia semakin mendekat di depan kameran ponsel memperlihatkan setiap bagian tubuh berharganya.

"Bagaimana kalau jemari ini menggesek lubang milikmu hm?" Tanya Freen dengan memamerkan jari jemarinya yang panjang dan cantik.
⠀⠀⠀⠀
"Eunghhh enaakk... Gesekaaann... Aahh ahh──" jawab Becca dengan nafas yang sudah berat.
⠀⠀⠀⠀
"Lalu, bagaimana kalau jari ini ingin masuk ke dalam?" tanya Freen lagi, dia memasukannya ke dalam mulut, menjilatinya dengan ekspresi yang sangat menggoda. Padahal dirinya juga sudah tidak tahan ingin memasukan jarinya pada lawan bicaranya tersebut.
⠀⠀⠀⠀
"Ma──maaa...suukkk..kaann pleaseeeehh!" teriak Becca sembari menggigit handuknya.
⠀⠀⠀⠀
Keduanya bak sepasang manusia kesetanan. Wajah mereka memerah. Mata mereka mengerjap-ngerjap. Desahan demi desahan semakin keras memenuhi ruang masing-masing. Menikmatinya. Sangat nikmat.

The Burning Flower
Becca Pov

Aku kembali pada rutinitas harian, bekerja sampai dini hari. Atmosfir Bangkok di malam hari sekarang terasa sangat ramah, atau mungkin karena suasana hatiku yang sangat bagus? Entahlah. Mungkin alasannya Freen Sarocha.

Hampir satu bulan aku tidak bertemu bahkan menjalin komunikasi pun tidak. Namun tempo hari ada satu momen yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya membuatku seola-olah berada diantara jutaaan mawar merah yang merekah indah. Aku sangat senang sekaligus malu. Kenapa aku bisa melakukan hal bodoh itu di depannya? Padahal sebelumnya ketika dia menyentuhku aku mati-matian menolaknya. Tapi hari itu? Sungguh di luar nalar. Gila. Kamu sangat gila Rebecca! Bagaimana mungkin kamu menurunkan harga dirimu kepada seorang Freen Sarocha?

To be continued...

THE HOSTESS (freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang