19. Komitmen

2K 245 17
                                    

Wang Nam Khiao Village
Freen Pov

Sejak kejadian itu, aku dan Perempuan yang ku temui di club menjadi sering berkirim pesan dan melakukan panggilan telepon. Memberitahukan aktifitas kami setiap jam. Kami juga mencintai hal yang sama. Membuat perasaan kami semakin terhubung melalui cerita hal-hal kecil yang berdampak besar pada hubungan kami. Hubungan? Ya setidaknya hubungan kami semakin dekat.

Aku menceritakan segalanya, diriku dan keluargaku. Dia mendengarkan dengan penuh perhatian, menanggapi setiap perkataanku dengan lembut.

Mengetahui semakin dalam kepribadiannya seperti itu membuatku semakin menyukainya. Perasaanku kali ini tidak salah untuk memilihnya. Aku ingin menjadikannya milikku seutuhnya. Tapi aku tidak mau terlalu terburu-buru. Aku sadar posisiku sekarang ini dan bagaimana kehidupan yang di jalani selama ini. Kami berbeda, bertolak belakang. Aku tidak mau seseorang kembali melemparnya dengan telur. Aku ingin melindunginya.

"Jangan bertanya lagi. Apa susahnya kita hanya memikirkan hidup sekarang dan nanti? Jangan pernah menanyakan perihal masa lalu, karena yang akan kamu dapati hanya kekecewaan."

Katanya, ketika aku menanyakan perihal keluarganya dan kehidupan cintanya sebelum bertemu denganku. Sepertinya dia sangat kesal, terlihat dari jawabannya. Aku memaklumi, dan benar masa lalu biarkan menjadi masa lalu, menjadi sebuah pelajaran. Kita hidup untuk masa sekarang dan akan datang.

Hal tersebut membuatku teringat pada sebuah kisah dari seseorang, dia berkata; Tentang mencintai, tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika cintanya adalah cinta sejati. Dia akan menerimamu sampai hal terburukmu.

Aku akan menerima apapun keadaannya keculi tentang orang lain.

"Mencintai seseorang bukan hanya perasaan yang kuat tapi juga melibatkan sebuah janji. Perasaan bisa datang dan bisa pergi. Sedangkan janji adalah sesuatu yang harus kamu tepati." Terang Bibi Ploy padaku sore itu. Kami duduk di teras rumah, bercerita tentang hubunganku dengan Becca. "Jadi, kapan kamu akan menemuinya?" Tanya Bibi Ploy kemudian.

"Aku kurang tahu bi..."

"Lakukan secepatnya, jangan pikirkan Bibi di sini. Kalian harus membuat komitmen kalau kalian saling menyukai."

"Apa ini baik? Kalau aku berada di dekatnya, apakah dia akan aman di mata publik?"

"Bukankah itu resiko dekat dengan publik figur? Dan bukankah kamu juga akan melindunginya?"

Aku mengangguk pelan.

"Freen, bibi tidak akan melarangmu untuk melakukan apapun kalau itu baik untuk kehidupanmu. Sama seperti ayahmu. Ayahmu hanya ingin kamu bahagia menjalani hari-hari mu, maka dari itu dia tidak pernah memaksamu. Bahkan ayahmu tidak melarangmu untuk menyukai perempuan. Ambil keputusan sesuai kata hatimu dan bertanggungjawablah dengan apa yang kamu pilih." Terang Bibi Ploy lagi. "Apa kamu bisa mempertanggungjawabkannya?"

"Ya bi, aku akan melakukannya." Jawabku penuh kepastian.

Bibi Ploy tersenyum senang mendengar ucapanku.

The Burning Flower
Becca Pov

Freen Sarocha.

Aku mengidolakannya, segala hal tentang dia aku menyukainya tentu saja sebelum aku bertemu dengannya dan mengetahui kebenaran kepribadiannya.

Perlahan tapi pasti, secara tiba-tiba aku jatuh hati padanya. Dan sekarang, sudah ku patenkan dia menjadi bagian dari hidupku yang sangat berarti. Meski aku belum tahu bagaimana perasaannya terhadapku. Dia menghilang bak ditelan bumi kemudian kembali membuatku frustasi.

Namun aku berpikir kembali, aku tidak ingin menjadi penyebab para penggemarnya pergi.

Author Pov

THE HOSTESS (freenbecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang