ADA HAL LAIN

5 4 0
                                    

"gimana makanannya di sini ?" Tanya Teressa setelah mengelap bibirnya dengan sapu tangan bewarna merah muda miliknya.

"Not bad, lumayan lah. Gimana Bri ?" Dave memancing Brian agar ikut berbicara, karena sedari tadi ia memilih untuk menikmati makanannya dalam diam.

"Ya, enak." Hanya jawaban singkat itu yang Brian berikan.

"Eh, kita jadi ke Opera House gak ?" Azka mengamati wajah temannya satu persatu.

"Teressa bisa ikut gak ?"

"Maaf ya, aku gak bisa ikut. Kayanya udah malem juga."

"Mau diantar ke rumah ?" Tanya Dave dengan genit.

"Nggak usah, nanti aku naik taxi aja." Teressa mengeluarkan dompet dari dalam tasnya ketika bill diberikan oleh pelayan.

"Eh, gausah gausah. Pakai kartu aku aja. Hari ini aku yang traktir." Azka menarik tangan Teressa saat hendak membayar bill itu.

"Beneran ?"

"Iya. Nih," Azka menyerahkan kartu kreditnya walaupun dengan perasaan berat.

"Thanks ya Ka,"

"Oh iya, kita satu univ kan ? Tapi beda prodi," Dave memulai percakapan kembali setelah lama mereka terdiam.

"Dua Minggu lagi kan ?"

"Dua minggu apaan ? Dari kemarin aku gak pernah ngerasain libur yang nyaman." Brian berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju toilet.

"Kenapa Brian ?"

"Dia itu jadi asisten dosen, makanya dia sibuk terus. Lagian bentar lagi kan mau wisuda."

"Siapa ? Brian ?"

"Siapa lagi ?"

"Serius Dave ? Dia umur berapa sih ?"

"Jangan ngomongin umur. Dia masih muda, mungkin lebih mud dari kamu."

"Kok bisa ?"

"Dia sekolah cuma 2 tahun di SMA langsung dikirim ke Australia sama ayahnya."

"Dia jurusan hukum kan ?"

"Iya, padahal bukan itu yang dia inginkan." Kedatangan Brian membuat perhatian Azka tertuju kepadanya. Bagaimana caranya dia bisa cepat menyelesaikan kuliahnya di bidang yang sama sekali bukan keinginannya.

"Jadi nggak ke Opera House ?" Brian menghabiskan sisa minumannya.

"Oh iya hampir lupa."

"Mau sekarang ?" Dave melempar kunci mobilnya ke atas lalu menangkapnya kembali.

"Kita tunggu sampai Ressa dapat taxi dulu ya ?" Azka menoleh kepada Teressa yang terlihat gelisah saat melihat ponselnya.

"Ada masalah, Res ?"

"Oh, nggak ada apa-apa kok. Kalian langsung aja gapapa juga, lagi kalau jam segini lagi bagus-bagusnya."

"Bener tuh Az,"

"Tapi,-"

"Udah, jangan khawatir." Teressa meyakinkan Azka untuk pergi terlebih dahulu tanpa mencemaskan dirinya. Seperti ada hal yang ia sembunyikan dari mereka semua.

"Yaudah kalau gitu," Brian mendahului mereka untuk pergi. Ia yang pertama menuju tempat parkir.

"Bye Ressa,"

Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk meninggalkan Teressa yang terlihat masih menyembunyikan sesuatu.

Dave dan Azka berjalan beriringan menuju tempat parkir. Dari jauh terlihat Brian bersandar di sisi mobil dengan posisi tangan ya g menyilang di dada dan kepala yang tengadah ke atas.

NICE TRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang