THEY ALL DISAPPEARED

7 3 0
                                    

Dua bulan kemudian...

"Halo papa !" Sapa Azka dengan hangat di telepon.

"Kenapa Azka ?"

"Pa, uang Azka udah mau habis. Boleh kirimin lagi nggak pa ?" Terasa jeda yang lama sebelum ayah Azka menutup sambungan telepon.

"Halo ?"

"Pa !?" Azka bolak-balik mengecek hpnya. Memang sudah terputus sambungannya.

"Papa kenapa sih ?" Azka yang dari tadi duduk di bangku taman universitas langsung berdiri dan berjalan menuju tempat parkir.

"Sayang ?" Teressa ternyata sudah menunggu di depan mobil Azka sejak tadi.

"Oh, hai Res." Azka masih sibuk mengirim pesan untuk ayahnya.

"Kamu kenapa ? Kamu sibuk ya ?" Teressa menghampiri Azka dan melirik hpnya sekilas.

"Enggak kok," Azka yang menyadari kalau Teressa ada di dekatnya segera menyimpan hpnya dalam saku celana.

"Kenapa ?"

"Aku bosen," Teressa bersikap manja akhir-akhir ini.

"Mau jalan-jalan ?" Wajah Teressa langsung berubah sumringah ketika Azka mengajaknya jalan-jalan.

"Boleh, mau kemana ?" Teressa mengalungkan lengannya ke pinggang Azka. Selalu begitu setiap kau ia berjalan bersama Azka. Sikap manja seperti anak kecil yang selalu ia tunjukkan kepada Azka tidak membuat Azka geli, justru Azka membalasnya dengan merangkul pundak Teressa. Namanya juga lagi jatuh cinta.

Selama perjalanan, Azka sibuk membalas pesan dari ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selama perjalanan, Azka sibuk membalas pesan dari ayahnya. Ada yang tidak beres sepertinya. Bagaimana kalau memang perusahaan ayahnya sedang bangkrut ? Bagaimana jika ayahnya memang tidak mengirimkan uang lagi kepadanya ?

Pikiran Azka berkecamuk hingga melupakan Teressa di sampingnya.

"Jadi gimana Az ?" Azka kembali ke realita hidupnya walau tak mendengar ucapan Teressa sejak tadi.

"Oh, em... Terserah sih." Azka tidak tahu apakah yang diucapkannya benar atau salah. Karena ekspresi Teressa langsung berubah menjadi bad mood.

"Kamu nggak dengerin aku." Teressa menyilangkan kakinya dan membuang mukanya.

"Nggak gitu." Azka mencoba merayu Teressa.

"Maaf ya aku tadi kurang fokus," AKa menarik tangan Teressa kemudian mencium punggung tangannya. Cara itu selalu berhasil membuat Teressa berhenti marah kepada Azka.

"Kamu mikirin apa ?"

"Bukan apa-apa kok,"

"Kamu kalau ada apa-apa bilang."

"Iya,"

***
"Aku pulang dulu ya ?" Azka memundurkan mobilnya setelah Teressa menutup pintu rumahnya.

NICE TRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang