YOGYAKARTA

6 2 0
                                    

Seperti yang sudah ditebak Azka sebelumnya, PVB telah membuka cabang baru di kota yang bergelar kota istimewa tersebut. Sejak pemberitahuan itu disampaikan, Zeeva selalu tersenyum sendiri ketika mendengar kata Jogja disebutkan.

Jogja adalah kota dimana Zeeva melanjutkan sekolah menengahnya. Disana pula tunangannya berada. Zeeva selalu membayangkan bagaimana jika ia bertemu dengan tunangannya disana ? Sudah lama sekali ia tidak melihat pria yang akan menjadi suaminya.

"Jadi, persiapannya udah ada ?" Lamunan Zeeva terbuyarkan ketika Azka meminta dokumen yang akan ia bawa ke Jogja nantinya.

"Oh, belum. Setelah ini akan saya persiapkan segera."

"Besok aja. Udah malam. Gue antar pulang dulu."

"Oh, gitu ya."

Setelah diantar pulang oleh Azka, Zeeva segera mempersiapkan dokumen untuk AKa dalam sekejap. Hanya tinggal mencetak dokumen dan mencari tanda tangan sebagai syarat sah suatu dokumen. Malam itu juga, Zeeva mencari penerbangan ke Jogjakarta untuk lusa.

***

"Zee, cek persiapan." Pinta Azka sambil mengenakan jas yang tergantung di gantungan kayu di sudut ruangannya.

"Sudah siap semuanya, hanya tinggal berangkat menuju bandara."

"Jadwal penerbangan ?"

"Dua jam lagi."

"Oke segera siapkan mobil buat kita berangkat."

"Baik pak."

Sopir kantor mengantarkan mereka menuju bandara. Selama perjalanan, Azka memilih untuk memejamkan mata lelahnya dan tertidur pulas sebelum bertemu dengan hari-hari berat selama peresmian cabang.

Berbeda dengan Zeeva yang sangat bersemangat menuju kota kenangan yang membuatnya rindu dengan rumah neneknya. Disanalah Zeeva dan tunangannya dijodohkan. Pada awalnya, Zeeva menolak lantaran masih memiliki perasaan untuk Azka. Tapi keadaan mulai berubah ketika tunangannya menunjukkan sikap yang menurutnya adalah cowok green flag. Dia meratukan Zeeva dan selalu memberikan yang Zeeva inginkan tanpa Zeeva bilang terlebih dahulu apa yang menjadi keinginannya.

Penerbangan yang memakan waktu beberapa jam tidak membuat Zeeva merasa suntuk, justru dia terus menerus menyusun cerita saat ia ingin memberi kejutan pada tunangannya. Bagaimana reaksinya ? Apakah dia juga merindukannya ? Dan apakah firasatnya akhir-akhir ini salah ? Ia menyusun satu persatu pertanyaan di benaknya yang ingin ia tanyakan ketika melihat wajah yang telah membuatnya rindu setengah mati.

"Halo ?" Zeeva diam-diam mendengar percakapan Azka dan temannya di telepon.

"Hah ? Serius ? Sarden udah balik ?"

***

Pesawat mereka telah mendarat sekitar empat puluh menit yang lalu. Azka sempat mampir di warung dekat bandara. Ia tergoda dengan camilan yang berjajar di warung tersebut.

"Dodol ya ?" Azka menunjukkan sebuah camilan yang digulung dengan plastik yang menampilkan corak batik.

"Iya, itu dodol. Percaya deh, kalau dodol di Jogja gak kalah sama yang ada di Garut." Azka tertarik membeli dodol. Ia mengambil banyak camilan termasuk bakpia.

NICE TRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang