INDONESIA, I WILL COME BACK

5 2 0
                                    

Satu tahun yang menyiksa batin serta fisik Azka. Ia bergelut dengan dunia perkuliahan yang tidak ia inginkan sekaligus mencari biaya hidup sendiri. Hampir tak ada waktu untuk beristirahat dengan tenang. Pagi untuk kuliah, malam untuk bekerja atau bahkan sebaliknya. Pagi untuk bekerja, siang berangkat kuliah.

Karen ketekunannya, Azka berhasil menyelesaikan kuliah lebih cepat dari sebelumnya. Ia bisa mendapat gelarnya setelah di setengah tahun saja. Kebetulan besok adalah hari kelulusannya. Ia sudah berjanji akan segera kembali ke Jakarta setelah ia lulus.

Graduation day

"Udah ganteng belum ?" Azkaemantaskan dirinya di depan cermin.

"Kamu kan dari lahir udah ganteng Ka. Ngapain tanya lagi ?" Dave membuang asal plastik makanannya.

"Eh, selempang Lo miring tuh. Gak sama panjangnya." Azka membenarkan selempang Dave yang miring. Mereka berdua wisuda secara bersama. Bedanya, Azka lebih cepat dari Dave yang kuliah hingga 5 tahun.

"Kalo udah siap ayo berangkat." Azka melempar kunci mobilnya kepada Dave.

"Tunggu, Brian ikut kan ?"

"Ya harus dong." Brian muncul dari balik pintu dengan membawa dua paket besar di tangannya.

"Wih, apaan tuh." Dave menyentuh kotak tersebut dengan penasaran.

"Buat kalian. Selamat ya udah di wisuda. Nih, bawa dulu." Azka dan Dave menerima kotak tersebut kemudian menaruhnya di dalam mobil.

"Kalian gak telat kan ?"

"Ya enggak lah. Malah kita yang kepagian."

Mereka bersenandung menikmati hari yang cerah ini. Ditemani musik yang mengalun merdu dan membuat mereka tergerak untuk menyanyikan lagu itu dengan serempak.

Di depan bangunan seperti kastil megah bewarna coklat elegan, mereka berdiri dengan penuh percaya diri. Selempang merah yang menghiasi baju toga mereka membuatnya semakin sempurna.

Ribuan mahasiswa telah dinyatakan lulus dari Sydney University dan mendapat gelarnya masing-masing. Dengan bangga, Azka memamerkan kalung kelulusannya pada Brian yang sudah tamat lebih dahulu.

"Bri !!! Gua lulus !!! Gua dapat gelar ekonomi Bri !!!" Azka memeluk Brian dengan erat. Ia sudah menganggap Brian sebagai kakaknya sendiri. Dia dan Dave sudah menemani Azka menghadapi semua rintangan dalam upayanya untuk mandiri.

Sore ini, Azka sudah bersiap untuk meninggalkan negeri kanguru itu dengan perasaan bangga. Ia sudah menanti hari ini setelah sekian tahun. Ia tak menghubungi ayahnya. Karena sudah tidak ada lagi nomor yang bisa ia hubungi. Ia lulus tanpa didampingi keluarganya.

Jam 16.05 waktu Australia, Azka sudah sampai di bandara internasional. Ia hanya tinggal menunggu penerbangan selanjutnya. Diantar oleh kedua temannya, Azka memantapkan langkahnya untuk menyambut kembali negeri tercintanya.

"Kalau kamu sudah sampai di Indonesia, jangan lupa kabarin."

"Iya Bri. Pastinya."

"Jangan kangen sama aku ya Ka ?" Dave memeluk Azka yang membuatnya risih.

"Jangan kayak banci ngapa Dave. Jijik tau." Azka menggosokkan tangannya ke jaket hitamnya seolah ada debu disana.

"Yaelah Ka. Gitu aja."

"Kalau kangen ya kalian yang ke Jakarta. Rumah lo Bandung kan Bri ?" Brian mengangguk.

"Lha aku gimana ?" Dave menunjuk ke arah dirinya sendiri dengan bingung.

"Ya tinggal naik pesawat aja, dari Banyumas ke Jakarta."

"Liat nanti aja lah."

"Pokoknya kalau kalian ke rumah gue, gue bakalan nyambut kalian dengan senang hati. Gue perlakuan kalian kayak raja." Kata Azka dengan penuh keyakinan dan penekanan.

NICE TRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang