1. Flashback

885 51 6
                                    

Perempuan berambut ungu yang bernama Echi Ceres itu kini membonceng seorang Pria berambut coklat bernama Gin Geheboi.

"Eh inget gak? Dulu tuh gue pernah ngejar lo sampe ngancem lo gara gara lo ga mau jadi punya gue?" ucap Echi dengan kerasnya.

"Iya, inget banget gue chi. Lo dulu obsesi banget sama gue sampe stalking gue jir." balas Gin sembari tertawa.

"Terus kok lo tiba-tiba beneran suka sama gue gimana ceritanya?" tanya Echi.

"Ya gatau chi, harusnya gue kalo diikutin orang yang gak deket sama gue tuh bakal marah atau ilfeel."

"Terus?!" balas Echi sedikit keras karena angin disekeliling mereka cukup kencang jadi ia mendengarnya dengan samar-samar.

"Anehnya, bukannya gue marah tapi gue malah suka. Apa gara-gara lo ngancem gue terus ya?" sambung Gin dan di iringi dengan ketawanya yang kencang.

Echi ikut tertawa dan setelah mereka bersepeda cukup lama akhirnya sampai dirumah. Ia masuk bersama Gin yang sedang diboncengnya itu.

"Chi?! Lo yang nyetir?! Gin, lo aman kan?! Sepedanya ada yang rusak kagak?!" teriak Krow saat terkejut bahwa Echi datang dan membonceng Gin.

"Aman aman! Gatau deh, Echi tumbenan amat bawa motornya selamat sampe tujuan, bukan selamat sampe akhirat." balas Gin.

Echi mendecih dan ia masuk kedalam rumahnya dengan ekspresi kesalnya. Gin san Krow yang melihatnya hanya tertawa dengan keras.

"Ngape lagi lu, Chi? Merengut mulu?" tanya Rion yang heran.

"Iya tuh, ga biasanya begini." sahut Caine yang sedang duduk disebelah Rion menikmati kopinya.

"Mami, Gin nyebelin banget~" kata Echi dengan wajah yang sedih dan memeluk Caine dengan erat.

"Idih, kalo liat mami nya langsung dipeluk, giliran diajak ngobrol sama bapaknya sendiri dicuekin. Sabar banget gue emang." ucap Rion dengan wajah melasnya dan mengusap dada.

Sedangkan Echi hanya menjulurkan lidah ke arah Rion dan Caine yang melihat aksi keduanya hanya tertawa kecil.

"Udah udah. Gin ngapain emang kok bikin lo jadi gini?" tanya Caine.

"Kata si Gin, Echi kalo bawa kendaraan ngajak mati." balas Echi yang masih memeluk Caine dengan erat.

"Lah bukannya emang iya?" sahut Makoto dari lantai atas.

"Diem ya lo, Never say never." Makoto melototi Echi yang mengatakan hal itu.

Sedangkan yang ditatap hanya mengejeknya dan terus memeluk Caine.

"Sebenernya, yang diomongin Gin tuh ada benernya kok. Lo ga inget pas lagi bonceng gue lewat tol kiri, gue yang posisinya lo bonceng pake mobil langsung terbang dan jatuh ke laut?" Echi menyengir begitu Caine mengatakannya dengan lembut.

"Kalo yang itu, Echi minta maaf. Tidak disengaja, selain mami itu disengaja. Hehehe." Balas Echi.

"Oh nih anak memang nyari gara gara sama kita berarti ya?" sahut Krow dari arah pintu diikuti oleh Gin dan Pak Sui dibelakangnya.

"Echi." panggil Gin.

"Apa--"

"Ikut gue bentar." Echi pun menurut dan berdiri meninggalkan Caine bersama Rion dan yang lain.

"Kenapa?" Gin langsung memeluk Echi begitu sampai di halaman belakang rumah.

"Lo kenapa deh?" tanya Echi heran.

"Gapapa, lagi pengen begini. Gaboleh?" tanya balik dari Gin.

Echi hanya menggeleng dan ia membalas pelukan Gin itu. Mereka berpelukan cukup lama lalu dilepas.

"Heh, kalian nih mesra mesra an mulu. Masuk ke dalem cepet, kalian dipanggil papi." Key tiba tiba saja sudah berdiri di samping pintu dan menatap keduanya sambil menyilangkan tangannya di dada.

Setelah itu, Echi dan Gin pun masuk menemui Rion.

><><><><><><><><><><><><><><><><><><

Semasa itu, Gin dan Echi masihlah anak yang baru saja kenaikan kelas 12. Echi diam diam menaruh hati pada Gin.

Pasalnya, Gin pernah menolongnya dari pencopet yang menyerangnya di jalan. Sejak itu, Echi selalu membuntuti Gin kemanapun dia pergi.

Ia senang ketika tau bahwa ternyata Gin satu sekolah dengannya. Echi langsung mencari tau seluruh informasi pribadi Gin.

"Eh, Chi. Gue lihat, akhir-akhir ini lo kalo mau gue ajak keluar selalu ga ada dirumah. Lo kemana jir?" tanya Selia pada Echi.

Saat ini, Echi dan Selia tidak ada jam pelajaran jadi mereka pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong sejak tadi pagi.

"Oh, gue lagi suka sama cowo." jawab Echi sekedarnya.

"Terus??" Echi menoleh ke arah Selia dengan tatapan bingung.

"Lo kan tau kebiasaan gue kalo lagi suka sama orang gimana, Sel." kata Echi.

"Lo serius stalker dia? Cowonya siapa emang?" tanya Selia.

"Namanya Gin Geheboi. Anak kelas 12 A, playboy, ikut kelompok mafia namanya Tokyo Noir Familia, dia punya papi namanya Rion Kenzo--"

"Chi." tekan Selia dengan tatapan nya yang tajam.

"Gue juga tau informasi pribadi lo dan gue berniat buat gabung TNF juga."

"Lo bahkan tau singkatan nama kelompok gue. Lo beneran stalker sampe ke akarnya ya." sindir Selia.

"Iya lah." balas Echi.

"Oh bentar Sel, itu Gin lagi sama Riji sama Makoto. Gue duluan ya." ucap Echi dan ia langsung bangkit dari duduknya mengejar Gin yang pergi ke taman belakang.

Ia melihat bahwa Gin sedang merokok bersama Riji dan Makoto. Ketiganya bergurau ria, Echi pun mengambil ponselnya dan mengarahkannya pada ketiga orang tersebut.

Seakan paham, Gin, Riji dan Makoto sontak menoleh ke arah Echi yang mengarahkan kameranya ke mereka bertiga. Lalu, Echi merasakan seperti pisau tajam yang diarahkan ke lehernya.

Echi membalikkan badannya dan ternyata dibelakangnya ada Funin dan Krow, anak kelas 12C yang berdiri menatap dirinya dengan tajam.

"Lo, cewe yang gue selamatin waktu itu kan? Lo mau apain foto yang lo ambil? Mau laporin gue ke sekolah?" ucap Gin secara tiba-tiba dari balik Echi.

"Oh, hai?" sapa Echi dengan senyum yang sumringah.

Tak lama, ia merasakan bahwa lehernya yang dipukul dan pandangannya pun gelap.

Tbc

Ini adalah buku ketiga ku, semoga suka semuanya hehe.

(Kalo ada kesalahan kata dimaafin ya hehe, enjoy!)

INAMORATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang