"Kemungkinan gue bakal nemuin warlok itu besok." ucap Caine.
"Hah? Ngapain Caine?" tanya Rion.
"Gapapa, gue mau cari tau aja." jawab Caine.
"Oh iya mih, kemarin tuh Mia ketemu anak cowo rambut nya ungu namanya tuh Exu. Dia relasi Mia. Ada pengalaman jadi Assassin juga dan tertarik buat masuk ke TNF." sahut Mia.
"Exu?" tanya Rion.
"Iya, dia warlok baru. Dateng ke kota ini sekitar 2 hari yang lalu." jawab Mia.
"Exu tuh warlok yg tadi kita liatin kan, Gin?" bisik Echi pada Gin.
"Apa Chi?" Caine tiba tiba menoleh ke arah Echi dan menatapnya tajam.
"Oh.. Enggak mih, cuma mau tanya ke Gin." balas Echi.
"Gue denger apa yg lo bisikin, Chi. Jangan bohongin gue." ucap Caine.
"Warlok baru yg kita lihat tadi itu salah satunya ada yg namanya Exu." balas Gin.
"Sejak kapan lo tau?" tanya Rion.
"2 hari yg lalu. Dikasih tau Echi sama Mia."
"Kok ga ada yang ngobrolin hal itu ke gue? Gak dibutuhin nih gue ceritanya?" tanya Rion sambil bersandar di sofa miliknya menatap anak-anak nya yang terdiam.
"Gak gitu pih--"
"GAK GITU APA?!" bentak Rion pada Echi.
"Rion, tenang dulu." ucap Caine.
"Apapun yang berhubungan dengan keluarga, harusnya kalian obrolin langsung ke gue. Kalo gak sanggup, ngomong ke Caine! Ada kalian bilang ke Caine atau ke gue?! HAH?!!" emosi Rion pun membuncah.
Ia mengepalkan kedua tangannya berusaha untuk meredam emosinya yang menjadi. Echi dan Mia tertunduk sedangkan yang lain ingin membuka suara tapi Caine mengisyaratkan untuk tetap diam.
"Apapun yang menyangkut keluarga, langsung diomong bareng-bareng! Semua hal yang udah bawa sangkut paut keluarga itu udah jadi hal penting bagi gue sama Caine! Ini juga demi keselamatan kalian juga!!" sambung Rion dengan nada yang tinggi.
Caine menepuk bahu Rion sambil memberi isyarat agar bergantian berbicara dengan dia.
"Mami, Echi tuh gak salah. Dia memang niatnya mau ngawasin dulu karena saat itu warlok baru itu ga ada niatan buat nyerang kita." ucap Gin.
"Gin." panggil Echi.
"Diem dulu Chi." balas Gin sambil menepuk kepala Echi.
"Disini ga ada yang salah. Karena Mia juga berusaha nyari waktu buat ngobrol sama kalian berdua. Sedangkan gue sama Echi juga niatnya buat ngawasin mereka berempat kalo semisal udah mengancam. Jadi, kita bukannya mau nutupin hal ini dari kalian semua tapi kita berniat buat nyelesaiin dulu. Kalo emang kita gabisa nyelesaiin urusannya, kita bakal bilang ke kalian." jelas Gin.
"Gin, lo terlalu ceroboh. Kalo misal mereka ngancem nyawa keluarga lo dan keluarga lo banyak yg tumbang karena mereka ternyata punya orang di balik mereka, nyesel juga udah gak ada gunanya Gin." balas Caine.
"Kita udahin dulu rapatnya. Kalian besok ikut gue nyamperin si Exu sama temen temennya itu. Gue bakal suruh Rion buat dateng kalo semisal beneran udah berbahaya." sambung Caine pada Gin, Echi, Mia dan Makoto.
Caine pun mengajak Rion untuk pergi ke kamarnya sedangkan Gin, Echi dan yang lainnya bisa bernafas lega.
"Lo berdua, baru kali ini gue ngeliat kalian seceroboh ini." ucap Krow.
"Biasanya kalian ga gini, emang siapa si Exu Exu itu?" sahut Jaki.
"Kita bicarain besok aja. Gue capek, mo tidur." ucap Echi dan ia baringkan tubuhnya di sofa dengan bantalan paha Selia.
Semuanya hanya menatap Echi dalam diam karena Echi pun sudah terlelap dalam sekejap.
><><><><><><><><><><><><><><><><><><
Setelah tadi sempat tertidur di ruang tamu, Selia membangunkan Echi untuk pindah ke kamar. Echi hanya mengangguk lalu bergegas ke kamar disusul oleh Selia dan Riji dibelakangnya.Setelah memastikan Echi memasuki kamarnya, Selia dan Riji pun turun kebawah menuju ruang tamu untuk menikmati film yg mereka tonton.
"Chi, gue masuk ya?" Gin datang dan mengetuk pintu Echi.
"Iya, masuk aja." Gin pun membuka pintu itu dan melihat Echi yang sedang berbaring sembari bermain hp nya.
"Main hp sambil tidur gabaik." ucap Gin dan ia pun mengambil ponsel Echi.
"Suka suka gue napa?! Lo juga ada urusan apa ke kamar gue?" tanya Echi dengan sinis.
"Gue mau minta maaf, masalah Aenon." ucap Gin.
"Ngapain lo minta maaf ke gue? Ya ke Aenon lah!" sinis Echi.
"Kan yang deket sama Aenon itu lo, Chi." balas Gin.
"Lo kira, setelah lo buat masalah sama Aenon lo bisa titip maaf lewat gue?!" sentak Echi.
"Bukannya yang deket sama Aenon itu juga lo bukan gue? Ya lo pergi ke rumah sakit sana temenin si Aenon."
Setelah Echi mengatakan hal itu, ia merampas ponselnya lalu tidur berlawanan arah dengan pintu.
Gin menghela nafas lalu ia keluar dari kamarnya. Saat ia keluar dari kamar Echi, Gin dikejutkan dengan kehadiran Funin dan Garin didepannya.
"Lo berdua ngapain disini?! Ngagetin tau gak?" Garin dan Funin hanya tertawa kecil.
"Kenapa? Masalah lo sama Aenon belum kelar sama Echi?" tanya Garin.
"Iya." jawab singkat dari Gin.
"Perasaan masalah lo bertiga kaga ada kelar-kelar nya?" Funin menyilangkan tangannya menatap Gin heran.
"Hari ini gue rasa masalahnya terlalu banyak." sahut Garin sambil menghela nafas.
"Tau deh."
Gin tak menghiraukan Funin dan Garin. Ia langsung pergi kebawah menuju mobilnya dan keluar dari rumah meskipun hari sudah malam.
"Lah? Mau kemana tuh bocah malem malem?" tanya Riji.
"Keknya lagi badmood dia tuh abis tengkar dikit sama Echi." jawab Garin.
"Hah? Tengkar masalah apaan?" sahut Selia.
"Denger denger masalah Aenon. Keknya masih belum kelar itu." balas Funin dibelakang Garin.
"Gue kira udah selesai tuh masalahnya. Taunya masih jaga jarak." sahut Elya.
Keempat orang yang tengah mengobrol menoleh ke belakang dan melihat Elya bersama Key membawa cemilan.
"Loh? Echi sama Gin tengkar lagi masalah Aenon? Bukannya dah sembuh ya Aenon?" tanya Key.
"Dia abis ketabrak mobil kemarin gara-gara Gin."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
INAMORATA
Short StoryA woman who is loves or is loved. "No matter what they say, i will get you."- Echi Ceres ⚠️GinChi (setengah RP setengah Fantasi buatan Author) ⚠️Harsh word