Echi keluar dari ruangan Aenon dan ia menghela nafasnya. Rion yang melihat Echi keluar langsung menariknya untuk duduk ditengah-tengah dirinya dengan Caine.
"Kenapa? Gin gimana?" tanya Rion.
"He's totally fine. Cuma luka ringan." Rion mengangguk.
"Terus tadi kenapa? Kok keluar dari ruangan wajahnya merengut begitu?" tanya Caine heran.
"Oh, gue cemburu sama Aenon." Caine tergelak.
"Kok mami ketawa sih?!" ucap Echi sembari memanyunkan mulutnya.
"Hahaha... Lagian, ngapain lo cemburu sama sepupu lo. Kalo lo emang ga percaya sama Aenon, ngapain lo keluar dari ruangannya?" balas Caine sambil merilekskan wajahnya.
"Ngasih privasi."
"Lo tau privasi ternyata." sahut Rion dengan wajah mengejeknya.
Echi mendecak kesal lalu memeluk Caine dengan erat membuat Rion membelalakkan matanya dan menatap Echi dengan kesal.
Caine yang menatap keduanya hanya menggelengkan kepalanya tetapi tak melepaskan pelukan Echi.
"Mih? Mana Echi?" Krow datang bersama Riji dan Makoto disampingnya.
"Lo buta apa pura-pura ga lihat?" balas Echi dari dalam pelukan Caine.
"Oh, lo disana ternyata. Nih, gue dapet dari Mia." ucap Krow sambil memberikan sebuah kotak berukuran kecil.
"Apaan nih?" tanya Echi.
"Buka aja. Ga usah banyak tanya."
Echi pun membuka nya dan mendapatkan sebuah kalung. Ia menatap Makoto dengan pandangan bingung lalu dibalas dengan Makoto yang mengangkat bahunya sekana menjawab tidak tau.
"Oh iya, Gin dimana?" tanya Makoto.
"Di dalem sama Aenon." Makoto pun membuka pintu itu.
Betapa terkejutnya ia melihat pemandangan didepannya itu. Setelah itu, Makoto pun meninggikan suaranya hingga memancing perhatian keluarganya.
"Lo berdua ngapain?!"
><><><><><><><><><><><><><><><><><><
Gin saat ini sedang rebahan bersama Aenon yang membaca buku dikursi di samping ranjang.
"Non, aneh ga sih?" tanya Gin curiga dan Aenon juga mengangguk setuju.
Setelah cukup lama mereka diam, Gin pun mendengar suara. Saat dirinya ingin berdiri, langkahnya dihadang oleh Aenon.
"Gue aja." ucap Aenon.
Aenon segera mendekati kamar mandi yang ada diruangannya dan membukanya. Begitu terkejutnya dirinya melihat bahwa orang tak dikenal menyusup.
Aenon langsung menendangnya yang sayangnya orang itu dapat menghindar. Ia pun kembali ke Gin yang kebingungan dan memeluknya berniat untuk mengajak Gin bersembunyi.
Sedangkan orang tersebut lari secepat kilat melalui jendela karena tahu bahwa pintu ruangannya akan segera dibuka.
Saat pintu ruangan Aenon terbuka, mereka langsung melihat wajah Makoto yang terkejut diikuti wajah seram Echi.
"..."
"lo berdua ngapain?!" tanya Makoto bingung.
Echi hanya menatap Gin dan Aenon dengan tajam. Ia mendengus kesal dan mengalihkan pandangannya sembari menyilangkan tangannya.
"Ini ngapain pada ngumpul disini?" Garin tiba-tiba datang bersama camilannya dan menatap semua orang.
Echi yang tak ingin menatap Gin pun menarik lengan Garin dengan kencang lalu menyeretnya ke Rooftop.
"Lo kenapa Chi?! Lepasin gue gak?!" ucap panik dari Garin.
"Diem."
Garin pun terdiam saat merasakan aura membunuh dari Echi. Ia pun menatap Caine dengan tatapan memelas ingin ditolong.
Caine hanya tersenyum kecil dan melambaikan tangannya seakan memang sengaja membiarkan Garin bersama Echi.
Gin keluar dari ruangan Aenon dan menatap Echi yang perlahan menghilang dari pandangannya.
><><><><><><><><><><><><><><><><><><
"Lo kenapa chi? Aneh banget. Biasanya kan tantrum." tanya Garin sembari duduk dikursi Rooftop dan memakan camilannya.
"Gue cemburu."
"Hah?"
Garin melongo. Ia pun tak sengaja menjatuhkan makanannya karena mendengar pengakuan dari Echi, teman anomalinya itu.
"Cemburu? Lo? Sama siapa?" tanya Garin tak percaya.
"Ya sama Gin lah, sama siapa lagi?" Echi pun ikut duduk disebelah Garin dan menghela nafasnya.
"Oh Gin... BENTAR, GIN??!"
"Lo kenapa sih? Nyebelin bener respon lo?"
Echi mendecak kesal menatap Garin. Ia mengambil jajan milik Garin yang untungnya isinya tidak berceceran. Echi pun memakannya.
"Gue kira lo sukanya sama Krow." balas Garin.
"Lah ngapa jadi Krow?" tanya Echi heran.
"Soalnya kalo sama Gin lo gelut mulu, kalo sama Krow lu berubah." balas Garin.
"Berubah gimana? Orang gue sama Krow juga kadang gelut kok." jawab Echi.
Garin menatap pintu Rooftop. Ia merasakan keberadaan seseorang dibalik pintu itu. Tangannya menutup mulut Echi dan mereka pun diam.
Selama beberapa menit, akhirnya pintu terbuka dan menampilkan Gin yang berdiri dengan tatapan kesalnya.
"Udah gue duga sih. Kalo gitu gue pergi dulu, Chi. Gue dicariin sama Jaki."
Garin bangkit dari duduknya sambil menelpon Jaki. Gin pun hanya menatapnya dengan tatapan anehnya itu. Echi hanya memiringkan kepalanya heran.
"Apa?" tanya Echi.
Gin tak meresponnya. Ia mendekati Echi lalu duduk disebelahnya. Cukup lama mereka saling mendiamkan diri, akhirnya Gin membuka suara.
"Gue juga cemburu."
Echi menatap Gin heran. Tak biasanya Gin mengungkapkan perasaannya padanya, apalagi Gin juga tak menyukainya.
"Lo sehat?" Gin mengangguk.
"Kok lo aneh banget?" Gin menggeleng.
Echi menatap Gin dengan pandangan aneh. Ia pun kembali fokus memakan jajan yang tadi diambilnya. Echi sama sekali tak memperdulikan Gin yang terus menatapnya.
"Ga usah natep gue gitu. Kepala gue bisa berlubang kalo lo tatap terus." ucap Echi sambil memakan jajannya.
"Ayo balik. Mami nyariin, tadi katanya udah nangkep orang yang ada di kamar mandi." Echi menoleh kearah Gin.
"Hah?"
"Tadi lo salah paham. Gue dipeluk sama Aenon mau diajak sembunyi tapi pintunya keburu dibuka sama Makoto." balas Gin sambil mencomot jajan Echi.
"Itu jajan gue!!"
"Ayo balik dulu. Ntar gue beliin ratusan kalo lo mau." Echi mendengus lalu ia mengikuti Gin yang keluar dari Rooftop.
Caine melihat Echi dan Gin pun tersenyum. Mereka terlihat akur apabila berjalan berdampingan.
"Kita balik ke rumah sekarang. Gin, lo udah sehat kan?" tanya Rion.
Gin pun mengangguk. Segera, Caine menyuruh anak anaknya untuk pergi ke mobil mereka dan pulang ke rumah.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
INAMORATA
Short StoryA woman who is loves or is loved. "No matter what they say, i will get you."- Echi Ceres ⚠️GinChi (setengah RP setengah Fantasi buatan Author) ⚠️Harsh word