Mereka semua terkejut karena Echi yang tiba tiba muncul di tengah perbincangan mereka berenam.
"Hah? Kok bisa?" tanya Riji.
"Jadi kemarin tuh aslinya dia sama Aenon keluar. Niatnya mau jalan-jalan berdua. Tapi pas ketemu gue si Aenon panik, buru-buru turun dari mobil nya Gin. Gataunya ada mobil lain yang lagi lewat itu kenceng banget sampe nabrak si Aenon." jelas Echi sambil mencomot jajan Elya.
"Sembarangan aja tangannya comot comot!" ucap Elya sembari memukul punggung tangan Echi.
"Terus yang nabrak gimana?" tanya Selia.
"Gapapa sih. Dia minta maaf nya sambil ngasih uang ditambah nganterin Aenon ke rumah sakit. Jadi ya gue maafin." balas Echi dengan santai.
"Ini kalo papi tau sih langsung ditembak sampe mati kayanya." sahut Key.
"Eh, gue ke kamar dulu ya bareng sama Funin. Udah ngantuk gue." ucap Garin dengan Funin yg berdiri sembari menutup matanya.
"Iya. Buruan, kasian tuh si Funin tidurnya sambil berdiri." tunjuk Elya pada Funin yang diam saja.
Garin pun memapah Funin untuk kembali ke kamar mereka masing-masing. Sedangkan Echi, Elya, dan Key bergabung dengan Selia serta Riji untuk menonton film bersama.
><><><><><><><><><><><><><><><><><><
Pukul 23:30, Gin pun sampai di Rumah Sakit membawa buah buahan yang sempat ia beli di toko buah yang masih buka.
Gin berjalan menyusuri lorong Rumah Sakit yang sepi sembari melihat kanan kiri mencari ruangan Aenon.
"Aenon, gue dateng." ucap Gin setelah menemukan ruangan Aenon.
"Gak kurang malem lo kesini?" sindir Aenon.
"Besok gue mau ikut mami bisnis seharian soalnya, jadi gue bisanya ya sekarang." Aenon mengangguk pelan lalu mengisyaratkan Gin untuk duduk disebelahnya.
"Echi ga marah lo kesini?" Gin yang sedang mengeluarkan buah dari plastik itu pun berhenti.
"Gatau." jawab singkat dari Gin lalu ia melanjutkan menata buah yang ia bawa.
"Lo cowoknya kok gatau sih?" tanya Aenon heran.
"Enak aja. Orang gue gak jadian sama Echi lo bilang cowoknya." Aenon menghela nafasnya.
"Agak gila ya lo. Perasaan cewe secantik Echi lo gituin." Gin menatap Aenon yang mengambil buah yang sedang ditatanya.
"Gue apain emang? Dari awal juga udah gue tolak kan? Dia aja yang ngarep gue bales." balas Gin acuh tak acuh.
"Kalo udah lo tolak... Kenapa kalo pas si Echi lagi bahas cowo lain, lo panas?" sindir Aenon dengan tatapan anehnya.
"Kapan? Gue ga merasa tuh."
"Lu udah buktiin dengan tindakan lu. Gue berani taruhan, kalo si Exu deketin Echi dengan intens, lo bakal ngajak dia gelut." balas Aenon sambil mengunyah apel.
"Ngapain juga gue gelut gegara Echi." Gin pun mengambil ponsel yang ada disakunya dan melihat jam.
"Lihat aja nanti."
"Btw, gue mau balik. Udah kemaleman gue disini. Cepet sembuh. Kalo dah sembuh telpon Echi aja." Aenon tertawa kecil.
"Tuhkan, Echi lagi." Gin mendesis kesal.
"Gue pulang duluan."
"Hati-hati, Echi nya dijaga!" Gin meninggalkan ruangan itu tanpa mendengarkan ucapan Aenon.
><><><><><><><><><><><><><><><><><><
Jam menunjukkan pukul 02:00. Echi duduk diruang tamu menonton film sendirian. Riji memindahkan Selia ke kamar sedangkan Key dan Elya yang tadi ikut menonton bersamanya tertidur disamping nya.
Suara mobil terdengar. Saat Echi menoleh, ia melihat bahwa Rion datang bersama Gin. Echi pun mengalihkan pandangannya lalu fokus pada film yang ia tonton.
"Lo ngapain belum tidur?" tanya Gin.
"Film nya belum selesai." balas Echi.
"Cepet tidur. Kalo ga tidur, gak gue bolehin ikut sama Caine besok." sahut Rion bersamaan dengan tatapan tajamnya.
"Iya, gue tidur sekarang." Echi pun mematikan film nya lalu pergi berjalan menuju kamarnya dan menguncinya.
Sedangkan Rion dan Gin memindahkan Key serta Elya ke kamar mereka. Setelah itu, mereka pun kembali ke kamar miliknya masing-masing.
Di sisi lain, Echi mematikan lampu kamarnya dan melanjutkan film yang terjeda menggunakan earphone nya.
Hingga jam 03:00, Echi pun tertidur dengan kondisi ponselnya yang menyala juga earphone yang masih menempel di telinganya.
Paginya, Echi bangun lalu mematikan ponselnya. Untungnya baterai ponsel miliknya masih tersisa banyak. Ia segera bangun dan pergi mandi.
Cukup lama dirinya bersiap siap, Echi langsung turun menuju meja makan. Seluruh anggota sudah duduk menunggu Caine menyelesaikan masakannya.
"Tumben bangun lo telat." ucap Gin.
"Gapapa." Jawab singkat dari Echi membuat Gin mendengus kesal.
"Jangan bertengkar pagi-pagi. Makan sekarang." sela Caine. Ia meletakkan lauk yang ia masak di meja makan.
Setelahnya, tak ada suara lagi selain dentingan sendok di piring mereka. Suara pintu terbuka dan Rion turun melalui tangga melihat meja makan yang lumayan damai.
"Ga biasanya diem dieman begini." sahut Rion.
"Gue suruh diem. Pagi pagi dah mau bertengkar aja." balas Caine.
Rion mengangguk. Ia mengambil makanannya lalu makan bersama Caine. Sedangkan Gin terus melirik ke arah Echi yang makan sambil bermain ponselnya.
Saat Echi sudah selesai makan, Gin segera menghabiskan miliknya juga lalu pergi untuk mengambil minum.
"Gin, Echi, Mako, Mia, ntar ikut gue buat nyari warlok yang kalian bilang." ucap Caine tiba-tiba.
"Jam berapa berangkat?" tanya Makoto pada Caine.
Caine melihat jam yang masih menunjukkan jam 8. Sontak ia berpikir untuk menentukan jam keluarnya.
"Jam 10 aja mih. Jangan panas panas. Exu ga suka panas panas soalnya." sahut Mia.
"Kamu sampe tau tabiat Exu. Keren banget, dek." jawab Mako dengan senyumnya.
"Mia gitu loh!"
"Yaudah. Jam 10 kita berangkat. Nanti kita bareng Rion biar dia tau juga si Exu ini." balas Caine.
Setelah Gin Echi Mako Mia mengangguk setuju. Mereka pun pergi untuk jalan-jalan sebentar untuk menghilangkan bosan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
INAMORATA
Historia CortaA woman who is loves or is loved. "No matter what they say, i will get you."- Echi Ceres ⚠️GinChi (setengah RP setengah Fantasi buatan Author) ⚠️Harsh word