2. Disekap

472 48 0
                                    

"Lo tau apa aja tentang gue?"

Gin mengikat Echi di kursi kayu dan ia membawa sebuah tongkat baseball. Meskipun Gin terlihat tak akan melukai seorang wanita, berbeda situasinya apabila seseorang mengetahui rahasia terbesarnya.

"Hm.. Semua?" Gin mengarahkan tongkatnya ke kepala Echi.

Saat hendak memukulnya, tangannya dicekal. Gin menoleh ternyata itu adalah Krow yang mengawasi nya bersama Echi sedari tadi.

"Gak perlu. Lo ga inget apa kata Rion?" Gin mendecih lalu menurunkan tongkat nya.

"Kok bisa lo tau rahasia nya Gin?" tanya Krow dengan santai sembari merokok.

Riji mengeluarkan pisaunya untuk bersiap apabila Echi mengucapkan hal tak masuk akal, ia bisa mengancamnya menggunakan itu.

Sedangkan makoto diam-diam merekam pembicaraan mereka dan fokus bermain game di pojok ruangan.

"Gue tau semua rahasia kalian. Termasuk Makoto yang lagi ngerekam gue sambil main game. Salah?" Makoto tercekat.

"Dia bahaya. Bunuh aja." ucap Gin dengan tidak sabarnya.

"Lo gila? Orang se berbahaya dia malah bisa bawa untung buat keluarga kita. Apalagi dia suka sama lo, Gin." potong Riji.

Echi hanya melihat mereka dengan tersenyum. Semua menatap dia aneh karena tiba-tiba tersenyum.

"Bentar, lo ada bau kebakar gak?" tanya Makoto yang terdiam.

"Sialan, nih anak ngajak mati bareng." ucap Krow dengan sebalnya.

"Tiga..."

Krow membuka ikatan Echi dan menggendongnya. Mereka semua berlari keluar dan seketika ruangan yang mereka gunakan untuk menyekap Echi langsung meledak dengan dahsyat.

"Gila! Kapan lo naruh bom nya?!" Tanya Gin dan ia menarik kerah Echi dengan perasaan marahnya.

"Waktu kalian ngobrol lah." jawab Echi sambil tersenyum lebar.

"Biar gue aja."

Rion datang bersama Caine disampingnya menghampiri Gin dan yang lainnya. Ia menatap ke Echi yang duduk di lantai.

"Mundur." perintah Caine pada semua yang didekat Echi.

Setelah Gin, Krow, Riji dan Makoto mundur, Rion langsung menendang Echi hingga terpental dan membentur pondasi gedung.

Rion berjalan mendekati Echi yang terbatuk keras. Rion mengangkat Echi dan mencekiknya.

"Lo mau mati di tangan gue apa jujur?" ucap Rion.

Caine hanya melihatnya dari jauh. Karena itu akan memakan waktu cukup lama, ia mencari kursi dan duduk disana. Caine juga memerintahkan yang lain untuk duduk.

"G-gue bakal jujur!" Rion pun melepas cekikan nya.

Kali ini, Echi benar benar meludahkan darah dari mulutnya. Setelah itu, ia mengusap darahnya dan menatap Rion.

Gin bersiul karena menurutnya itu pandangan yang menakjubkan melihat Echi sangat berantakan di tangan Rion.

"Gue suka sama Gin. Dari kecil, gue diajarin sama keluarga gue, kalo mau suka gue harus cari tau asal-usul nya. Setelah keluarga gue mati semua, gue tetep ngelakuin hal itu biar gue bisa nge-bunuh semua orang yang nge-halangin jalan gue buat dapetin orang yang gue suka." jujur Echi.

"Ho... Lo yakin keluarga lo udah mati?" Echi mengangguk kuat.

"Kenapa bisa yakin?" tanya Rion menguji Echi.

"Karena gue sendiri yang ngebunuh mereka." Rion dan Caine langsung tergelak.

Caine bangkit dari duduk nya dan menghampiri Echi. Ia menyentuh dagu Echi dan menatapnya. Caine pun tersenyum.

"Tatapan yang bagus. Gue butuh anak yang berani mati karena tekadnya sendiri kaya gini." ucap Caine dan ia tersenyum dengan manis.

"Lo yakin Caine?" tanya Rion. Caine mengangguk sembari tersenyum.

"Dia anak yang bakal rela ngelakuin apa aja demi keluarganya. Kita juga butuh anak yang berbahaya di keluarga. Selagi dia bisa dimasukin ke keluarga, dia ga akan jadi ancaman buat kita."

Rion memijat keningnya dan ia menghela nafas. Krow dan Riji menghampiri Rion dan menepuk pundaknya sembari mengangguk.

Sedangkan Gin dan Makoto hanya menatap mereka. Gin mendengus kesal, jikalau Echi benar-benar masuk ke TNF, ia akan terus bertemu stalker mengerikan itu.

"Oke, Welcome to our Family Echi Ceres. Once a Family, Always a Family. Jadi jangan kecewain kita semua terutama gue sama Caine." Echi mengangguk.

Rion dan Caine langsung pergi berlalu meninggalkan mereka di gedung bekas pengeboman.

"Ayo balik juga, sebelum kita yang di bom sama Echi." pinta Krow pada teman-temannya.

"Awas aja lo." ancam Gin dan hanya ditanggapi senyuman oleh Echi.

><><><><><><><><><><><><><><><><><><

Echi merebahkan tubuhnya dikasur kesayangannya. Ia menatap seluruh kamar nya yang memiliki foto keseharian Gin.

"Sayang banget, kalo ga karena Rion gue ga bakal jujur semudah itu." Echi mendecih kesal.

Namun setelah itu, Echi membuka laptopnya dan menonton Gin yang tengah duduk di ruang tamu rumahnya sembari bermain ponselnya.

Ia mengerutkan keningnya tidak suka ketika Gin tiba-tiba tertawa saat sedang menatap ponselnya. Echi pun mengubah posisi layarnya dan hack hp Gin saat pemiliknya tak memegang ponsel nya.

"Wah wah, beneran playboy nih." Echi terus melihat daftar nama perempuan yang berada di ponsel Gin.

Saat Gin berhenti scrolling, Echi dapat melihat satu kontak berisi fotonya dengan nama yang unik. Sedangkan pemilik hp itu pergi entah kemana.

"Kok cuma gue yang dinamain Cewek gila?" Echi tertawa dan ia terus melihat isi ponsel Gin.

Setelah Gin kembali dari urusannya, Echi mengalihkan kameranya.

"Gue tidur dulu deh. Udah malem banget." Echi menutup laptopnya dan meletakkannya di meja sebelah kasurnya.

Echi pun tertidur dengan cepat setelah matanya terpejam.

Tbc

INAMORATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang