Hari dimana sebagian anggota TNF bertemu dengan warlok itu pun tiba. Gin, Echi, Mia, Makoto, serta Rion dan Caine itu berdiri di ujung tebing.
Sedangkan sisanya mengawasi dari cafe berjarak 300m. Selagi menunggu, Echi pun hendak menghindari Gin tetapi tak disangka, Gin malah menarik lengannya hingga menempel padanya.
"Anjay, udah baikan nih ceritanya?" tanya Makoto dengan senyum jahilnya.
"Udah, disuruh Aenon." balas Gin.
"Iya lah, kan disuruh cewenya." sahut Echi.
"Enak aja kalo ngomong. Cewe gue tuh lo." balas Gin secara tidak sadar.
"HAH? APA GIN?" teriak Makoto dan Rion yang menguping secara bersamaan.
"Serius kak Gin?" tanya Mia pada Gin dengan tatapan berbincarnya.
"Sejak kapan?" tanya Caine pada Gin dengan wajah penasarannya.
"Ga ada. Ngaco kalian. Kalian kan tau Gin nih playboy akut, gue ga mau jadi salah satunya cewe Gin." balas Echi sambil menggelengkan kepalanya.
"Gamau tapi pelukannya Gin dibales." sindir Rion cukup kencang.
Tak lama setelah itu, mereka melihat sebuah mobil mendekati area tebing. Keluarlah 3 lelaki dengan 1 wanita.
"Exu."
"Made."
"Caca."
"Arhan."
Setelah mereka berdiri didepan Rion dan Caine, mereka langsung memperkenalkan dirinya sambil melepaskan topi yang menutupi muka mereka.
"Oh, ini Exu yang lo omongin kemarin." ucap Gin.
"Ganteng tapi ga seganteng gue." sambung Gin dengan tatapan sinisnya.
"Cukup."
Rion memotong Gin dengan tangan kanannya yang diangkat keatas, menahannya untuk tidak mengatakan hal tidak penting lebih jauh lagi.
"Gue tau lo ngawasin kita. Apa yang lo incer?" tanya Rion tanpa basa-basi nya.
"Kita berempat mau join ke TNF. Gue denger TNF kelompok yang paling berkuasa disini. Gue butuh nama TNF buat ngelindungin gue dari kota sebelah." jawab Exu dengan jelas.
"Meskipun TNF berkuasa di sini, ga bisa dipastiin juga bahwa kita juga punya pengaruh yg cukup besar di kota lain." balas Caine.
"Jadi, berapa lama lo mulai ngawasin kita?" tanya Rion.
"1 minggu sejak gue balik kesini. Hari pertama nyampe, gue ketemu anak bungsu lo, Mia Eleanor. Terus hari kedua gue mulai ngajak temen-temen buronan dari kota sebelah buat pindah kesini." balas Exu.
"Sekalinya pindah langsung jadi buronan, ceunah." gumam Caine sambil menghela nafasnya.
"Lo kenal dia?" tanya Rion sambil menunjuk Echi.
"..." Exu melihat ke Echi dengan intens.
"Kayanya gue tau. Keluarganya dulu cukup berpengaruh di kota asal gue. Tapi tiba-tiba ada kasus pembunuhan satu keluarga, ternyata keluarga Ceres. Lebih shock nya lagi, pas gue kesana buat maling, Echi nya malah nunjukin jalan ke brankas dia." balas Exu dengan tangannya yang bertepuk sekali seakan mengingat sesuatu.
"Oh gue inget juga, sebelum dia pindah kesini... Echi sempet nolongin gue dari pembunuh bayaran juga." balas Caca dengan senang.
"Hah? Gue? Kapan?" tanya Echi bingung.
"Lo mungkin ga inget karena kejadiannya udah lama juga." jawab Caca.
Rion menatap Caine dalam diam. Sedangkan Makoto dan Gin berbicara dengan Arhan serta Made untuk menginterogasi keduanya dengan cepat.
Echi dan Mia berbicara dengan Caca cukup lama hingga Rion mengeluarkan suara yang membuat semuanya langsung terdiam.
"Keluarga asal-usul kalian. Ceritain ke gue." ucap Rion.
"Keluarga asli gue polisi---"
Tiba-tiba terdengar suara tembak. Ternyata Exu menjadi korban tembakan dari Krow yang datang bersama Jaki.
"Lo enteng banget ngomong keluarga lo dari Polisi. Ngeremehin gue?" Rion mengangkat dagu Exu untuk menatapnya.
"Bukan! Dengerin dulu... Penjelasan gue!"
"Keluarga asli gue memang polisi... Tapi ga lama setelah itu, mereka ditembak mati sama rekannya sendiri... Gara-gara ketahuan kasus korupsi yang cukup besar." jelas Exu sedikit terengah.
"Lo lihat mayatnya? Ada bukti nyata dari omongan lu gak?" tanya Rion dengan tajam.
"Ada... Kebetulan lagi gue bawa di mobil." Rion menunjuk mobil Exu untuk diperiksa.
Jaki dan Makoto langsung bergegas membongkar mobil Exu untuk mencari berkas yg dibicarakannya.
"Ketemu." ucap Jaki cukup keras hingga terdengar oleh semua yang berada di tebing itu.
Rion memeriksa dokumen itu selagi Caine, Jaki, Krow, dan Makoto mengawasi keempat orang yang menatap Rion.
"Data ini beneran nyata. Lo dapet darimana?" tanya Rion pada Exu.
"Kita berempat nyolong di kantor polisi buat nyari itu. Makanya kita jadi buronan di kota sebelah."
"Berani juga nyali lo." balas Caine dengan senyumnya yang mematikan.
"Terus, kalian bertiga kesini cuma ngikut Exu doang?" tanya Rion pada Made, Arhan dan Caca.
"Gue kesini sekalian nyari kak Echi." jawab Caca dengan tegasnya.
"Kalo gue sama Arhan sengaja kesini karena pengen join TNF." sambung Made dengan pandangan lurus kedepan.
"Nama lo Caca kan?" tanya Caine pada wanita itu.
"Iya."
"Echi, lo yakin gak kenal Caca?" tanya Caine pada Echi.
"Yakin, dan masalah keluarga Ceres itu emang bener keluarga gue yang dulu." jelas Echi secara singkat.
Caine menatap Rion yang berdiri didepan Exu dengan tatapan mengintimidasi nya. Ia menghela nafas nya memijat keningnya.
"Buat Arhan sama Made berlutut. Caca, lo ikut gue sama Echi ke sana." ucap Caine sembari menunjuk ujung jurang yang mengarah ke laut.
Tanpa basa-basi, Caine pun berjalan lebih dulu diikuti oleh Echi dan Caca. Sedangkan Gin mengikuti mereka dalam diam sambil melihat kearah Echi terus menerus.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
INAMORATA
Short StoryA woman who is loves or is loved. "No matter what they say, i will get you."- Echi Ceres ⚠️GinChi (setengah RP setengah Fantasi buatan Author) ⚠️Harsh word