3. Chasing you

395 42 0
                                    

Pagi ini, Echi merasa bersemangat kembali. Ia pergi ke sekolahnya dengan wajah yang ceria. Teman-temannya tak lagi heran mengapa Echi menjadi seperti itu.

"Ini lo pada ga ada yang tanya kenapa gue seneng banget apa?" tanya Echi dengan wajah sedihnya.

"Gak. Lagian lo juga tiap hari begitu mulu, ngapain nanya." balas Selia.

"Eh, Gin lewat tuh, ga mau lo kejar Chi?" tanya Elya pada Echi.

Echi langsung melemparkan tasnya dan ditangkap dengan baik oleh Selia. Ia berlari keluar dan mengejar Gin.

"Wah bener bener deh, Echi kalo ga gila ya tantrum." ucap Selia dan dibalas tertawa oleh Key dan Elya.

><><><><><><><><><><><><><><><><><><

Echi mengendap-endap sambil melihat Gin yang berjalan menuju rooftop. Setelah Gin menutup pintu rooftop, ia langsung berjalan dengan pelan dan menguping dibalik pintu itu.

"Gue suka sama lo."

Suara perempuan yang terasa familiar terdengar di telinga Echi. Ia menempelkan lebih dekat lagi pada pintu itu.

"Gue enggak."

"Kenapa?"

"Gak suka butuh alasan?"

Echi mengedipkan kedua matanya. Ia berpikir suara seseorang yang ia kenal. Saat ia ingat, ia tak sengaja memukul pintu di sampingnya hingga membuat suara yang lumayan besar.

Dengan cepat, Echi lompat dari tangga menuju ke lantai bawah dan bersembunyi. Benar saja, Gin langsung keluar mencari orang yang membuat suara itu.

Setelah Gin merasa tidak ada seseorang, ia kembali ke rooftop dan menguncinya. Echi kembali naik ke rooftop melalui tangga dan menekan nomor sepupunya.

"Aenon, lo dimana?" tanya Echi.

"Gue di rooftop sekolahan." Echi mengangguk dengan yakin bahwa suara perempuan yang ia dengarkan daritadi adalah suara sepupunya, Aenon.

"Sama Gin kan?" tanya Echi dan perlahan mendekat ke pintu rooftop.

"Gimana--"

"Gue samper boleh?" potong Echi.

"Gapapa, gue juga udah selesai urusannya sama Gin---"

Suara di balik telpon mendadak sunyi dan tak mengeluarkan suara selama beberapa menit.

"Non?" Echi bertanya karena tak ada lanjutan dari Aenon.

Echi langsung mematikan telponnya dan mendobrak pintu itu. Ia melihat Aenon sudah terjatuh dan Gin yang sedang menopangnya.

"Lo apain Aenon?"

Gin menelan ludahnya gugup. Ini pertama kalinya ia melihat Echi semarah itu melihat Aenon yang berdarah.

"G-gue ga ngapa-ngapain kok!" balas Gin dengan gugupnya.

"Kalo ga ngapa-ngapain kenapa lo gugup jawabnya?" Gin mulai berkeringat dingin melihat tatapan Echi semakin tajam dan mendekatinya menggunakan pisau.

"Beneran! Gue ga apa apain Aenon!!" jawab Gin sedikit lebih kencang.

Begitu Echi ingin menusuk leher Gin, tangannya ditahan oleh Key. Ternyata, setelah kejadian Echi melompat ke lantai bawah, Key dan yang lain melihatnya.

Selia berdiri didekat pintu berjaga apabila ada yang datang. Sedangkan Elya memberitahu Mia dan Makoto untuk menyusul ke Rooftop.

"Lo jangan emosi dulu. Biar gue yang bilang ke mami. Gin, Makoto sama Mia, lo bawa Aenon ke Rumah Sakit!" ucap Key dengan tegasnya pada teman-temannya.

INAMORATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang