Apa yang sakura harapkan dari seorang pria bertato dan mengendarai motor, mempunyai apartemen tidak dibilang kecil.
Tapi tempat dimana suo tinggal pada dasarnya sangat besar. Apartemen itu memiliki empat kamar tidur, dua kamar mandi, dapur, ruang tamu, dan balkon yang tidak terlalu besar.
Tempat itu memiliki dekorasi minimalis dengan warna natural, Ada foto keluarga tepat di atas lemari tempat disimpannya koleksi kecil botol kaca dari tahun 1970an dan 1980an.
Di ruang tamu terdapat televisi plasma yang cukup besar dan lemari tempat menyimpan folder-folder dengan folio dan ribuan halaman, serta beberapa buku manual, tapi sakira menyadari bahwa buku-buku itu bukanlah novel sastra.
"Apa yang orang tuamu lakukan?"
Suo meninggalkan jaketnya di rak mantel.
"Ibuku adalah seorang pengacara."
"Dan ayahmu?"
Suo mengangkat bahunya.
"Cari tahu di mana orang itu berada, Tapi pacar ibuku adalah seorang jaksa dan sekarang dia sedang menyelesaikan studinya sebagai pustakawan."
Sakura membuka mulutnya lebar-lebar dan suo hanya tersenyum.
"Itu? Apakah kamu mengharapkan keluarga anggota geng atau pemanggil setan atau ilmu sihir hitam? Atau apakah kamu mungkin mengharapkan seorang ibu pelacur dan ayah pecandu alkohol yang memiliki begitu banyak hutang dan masuk penjara sehingga jumlahnya tidak terhitung? Apakah kamu mengharapkan dua ayah, dua ibu dengan campuran ras dan heteroseksual?"
"Eh... aku..."
Mendengar lontaran dari mulut sakura, suo hanya mendengus.
"Simpan omong kosongmu.Ayo, kita ke kamar."
Sakura mengikutinya menyusuri lorong apartemen.
"Apa sekarang kamu tertarik dengan hidupku ketika kamu melihat bahwa aku bukan anak seorang pembunuh atau pelacur?" Ucap suo dengan nada mengejek.
Sakura menundukkan kepalanya sedikit.
"Hanya penasaran."
Suo mempersilakannya masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu di belakangnya. Dia terpojok lagi seperti di dalam lift.
"Aku punya dua saudara laki-laki, dan tahukah kamu? Aku pikir aku akan rukun dengan keduanya."
"Kenapa kamu bilang begitu?" Sakura bertanya, menatapnya dengan gugup. Sakura memperhatikan suo menggigit bibir tindiknya.
"Yah... Kaji percaya pada agama Buddha dia tidak terlalu taat tapi terkadang dia membicarakan agamanya Dan nirei selalu berbicara tentang setiap jenis agama yang ada, dia bahkan tidak mengabdi pada apa pun, hanya seorang jenius yang terpesona mempelajari hal-hal baru."
Suo mendekatkan tubuhnya dan membelai pipinya. Kulit sakura begitu lembut.
"Sayang sekali kamu harus melakukan kerja kelompok dengan anak nakal."
Sakura menelan ludahnya.
"Apa yang akan kamu lakukan padaku?"
Suo meletakkan lututnya di antara kedua kaki sakura.
"Tidak ada apa-apa. Aku tidak akan menyakitimu."
Sakura memandangnya dari atas hingga ke bawah. Suo sungguh aneh.
"Kamu membuatku terdengar lebih mencurigakan."
Suo menghela napas, menundukkan kepala lalu ke atas lagi.
"Kamu terlihat sangat tampan ketika kamu terlihat seperti ini."
Suo mencubit pipinya.
"Serius, kamu sungguh lucu."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔❝Ghotic And Religius❞ || SuoSaku
Dla nastolatków→SEASON 1 END📌 ❗USAHAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN BERBIJAKLAH DALAM MEMILIH CERITA❗ 🖇️Agama selalu menjadi bagian dari kehidupan sakura haruka. Mereka mendefinisikan dia sebagai anak sulung yang terobsesi dengan firman Tuhan. Sakura adalah oran...