Pejaman kelopak mata porselen Hinata terbuka. Ia dapat merasakan chakra besar milik Sasuke yang kini tepergok oleh matanya yang sembab.
Hinata membesarkan mata "Sasuke kun" kemudian menarik diri untuk duduk dari posisi tidurnya.
Onyx Sasuke menatap Hinata datar, dan terdiam selama beberapa detik.
Tak lama kemudian satu-satunya tangan si Uchiha terakhir mendarat di pipi gembul Hinata, mengusap sisa-sisa cairan bening yang membasahi area wajah cantik gadisnya itu, maksudnya sang gadis pemilik hati.
"Jangan menangis" ucap Sasuke tanpa ekspresi.
Hinata tersentak, amethyst-nya benar-benar membesar dan membola sempurna. Ia memalingkan wajah hingga tangan sang Uchiha terlepas dari wajahnya nan ayu "a-apa yang ka-kau lakukan disini Sasuke kun?" gagapnya terbata-bata.
Dalam sepuluh detik Sasuke duduk di tepian ranjang, menatap manik bulan Hinata dalam-dalam.
"Sa-sa-sakuke kun?" delik Hinata terlonjak kaget untuk yang kesekian kalinya. Pria berbadan tegap dan berjubah hitam itu mendekap tubuh mungilnya.
"Jangan menangis, aku tak menyukainya" meski baritone Sasuke teralun datar dan terdengar dingin, tapi ujarannya itu sungguh mengandung ketulusan. Berasal dari dalam hatinya yang paling dalam.
Hinata menggerak-gerakkan tubuhnya di dalam jubah hangat Sasuke berusaha meleraikan pagutan, namun si raven tak membiarkan itu terjadi. Ia semakin mengetatkan rangkulan. Walaupun hanya memiliki satu tangan, tenaga Sasuke tetap sangatlah kuat.
Hinata akhirnya menyerah, mereka terdiam dengan posisi tubuh berdempatan dalam waktu yang cukup lama. Merasakan napas dan hangat tubuh satu sama lain.
"Mau ikut bersamaku?" sahut Sasuke menawari memecahkan kebisuan.
***
2 tahun kemudian..
Naruto terbangun karena siraman sinar matahari yang masuk menimpa wajah berguratnya. Ia terduduk mengumpulkan nyawa.
Setelah duduk di atas ranjang dan termangu beberapa saat, barulah pemuda tampan itu membeliak kaget. Seketika ingatan akan panggilan misi dari sang Hokage kemarin terlintas dibenaknya.
"Sialan aku terlambat bangun dattebayo!"
Secepat kilat si pirang pun berhamburan berlari mempersiapkan diri.
...Lima orang shinobi terlihat berbaris menghadap ke arah meja kebesaran Kakashi.
Naruto celingak-celinguk mencari-cari sementara sang Rokudaime menjelaskan misi mereka. Disana hanya ada dirinya, Sakura, Sai, Kiba, dan Shino, serta Shikamaru sang asisten Hokage.
Menatap si pria pecinta anjing disampingnya, dahi coklat Naruto berkerut "Hinata tidak ikut dalam misi ini!" celatuk Kiba menegaskan mengetahui gerak-gerak Naruto yang terbaca sangat jelas.
"Kenapa?" tanya Naruto merungut kecewa menghentikan baritone Kakashi.
"Hinata memiliki urusan dengan klan mereka. Jadi, apakah kau paham dengan misimu saat ini, Naruto?" timpal Kakashi menggerakkan tangan si pirang menggaruk tengkuknya kikuk.
Tak mendapat jawaban dari Naruto yang terdiam, Kakashi menggeleng ringan lalu menghela napas singkat. Entah apa yang dipikirkan oleh salah satu murid andalannya itu sampai-
sampai tidak memperhatikannya "kau bisa tanyakan pada rekanmu nanti. Sekarang kalian pergilah segera untuk menjalankan misi" titah sang Hokage mutlak dibalas anggukan kelima shinobi dihadapannya.Belum sempat para shinobi tadi melangkahkan kaki, tiba-tiba sebuah portal hitam muncul di sisi kiri Kakashi. Ya, siapa lagi yang bisa menggunakan kekuatan antar dimensi tersebut jika bukan seorang Uchiha Sasuke. Paras tampan bak dewa itu keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY ON KONOHA
Fanfiction[FF CANON] Karakter hanya milik om Masashi Kishimoto {} Apa jadinya jika Naruto dan Sasuke rebutan Hinata? 📌Note : hanya FANFICTION dan tidak akan merubah CANON, mohon bijak dalam membaca🙏 Fan Fiction adalah sebuah cerita fiksi yang dibuat oleh pe...