PART 16

944 231 46
                                    

Dari ufuk timur dan barat manik biru dan arang saling bertemu, melontarkan tatapan-tatapan sengit penuh rivalitas setelah melakukan pertarungan singkat.

Benih-benih bunga dandelion yang cantik beterbangan kesana kemari seperti parasut menyelimuti area panas dan mencengkam disana.

Sebuah dengusan sinis terhembus "usuratonkachi!, kenapa kau menyerangku!" alis hitam pria tersebut tertekuk semakin dalam "bukankah kau menyukai Sakura!. Persetan dengan teman!, kau tidak pantas melakukan ini sialan!." Sasuke, dia sangat muak dengan hubungan Naruto yang katanya hanya teman untuk Hinata, lalu berkoar-koar mewartakan menyukai Sakura. Kemudian, dengan bodohnya si pirang akan marah dan meledak-ledak ketika Sasuke berinteraksi dan mendekati wanita pujaannya itu, seperti saat ini.

Masih dalam posisi saling berhadapan, Naruto mengerutkan wajah tak kalah emosinya mengabaikan letupan amarah si raven "kuso!, apa yang kau lakukan pada Hinata!." Naruto memang konyol, tidak mengerti arti apa itu cinta, bahkan sering di cap 'baka' oleh Sakura. Tetapi, melihat dua insan berbeda jenis kelamin dengan posisi yang intim seperti tadi, tentu saja ia tahu jika hal tersebut bukanlah hal yang wajar. Terlebih lagi perempuan itu adalah Hinata, gadis yang selalu mengisi relung hati dan pikirannya hingga hampir setengah gila. Intinya Naruto tidak menyukai adegan mengerikan itu.

Hidung tinggi Sasuke berkerut semakin jengkel "urusai idiot!. Aku mencintainya!" bentaknya menimpali dengan cepat penuh penekanan dan bernada tinggi di akhir kalimat. Siapapun pasti tahu, Sasuke adalah sosok yang tidak suka melakukan tindakan tidak berguna seperti berdebat ataupun basa-basi, ia lebih suka berdiam diri dan memperhatikan. Tetapi, jika menyangkut Hinata, gadis yang ingin diperjuangkannya itu, sedikit menghilangkan kalimat 'hn' andalannya.

Kepalan tinju sang Jinchuriki kembali mengetat. Aura mengancam terpancar kuat dari dalam dirinya. Ia memiliki saingan, sahabatnya sendiri. Sahabat seperti saudara yang dulu pernah menghilangkan tangan kanannya, tangan beperban putih yang kini bergetar hebat menahan amarah.

Naruto mendengus keras sementara disisi lain Sakura membekap mulut dengan beberapa buliran air mata lolos jatuh membasahi wajahnya yang cantik. Sasuke berkata menyukai Hinata, tidak, bahkan mencintainya, sungguh Sakura ingin menyangkal dan tidak ingin percaya dengan kata-kata yang keluar dari mulut lelaki yang selama ini sangat ia damba-dambakan itu, semuanya begitu terasa seperti tidak nyata.

Kedua bahu telanjang Sakura bergerak naik turun karena isakan. Kini ia benar-benar mengetahui perasaan Sasuke yang sebenarnya, validasi yang sangat menghancurkan jiwa dan raga sang kunoichi terkuat menjadi begitu rapuh dan lemah tak berdaya. Wanita bersurai pink itu memegang kepalanya yang berdenyut sakit, tubuhnya oleng hingga hampir tumbang dan disambut oleh Hinata yang langsung mendapat tepisan kasar darinya. Sang gadis pengguna Byakugou tersebut masih belum bisa menerima kenyataan.

Hinata berwajah khawatir berkata "Sakura san, daijoubu?" sedikit banyaknya Hinata juga tahu penyebab dari perlakuan Sakura. Ya tentu saja karena pernyataan perasaan si pemuda raven yang mengecewakan hati gadis bak musim semi itu.

Si pirang memiringkan kepalanya ke arah seorang jelita yang berada disana, menatapnya lekat. Ia melunakkan suaranya "Hinata dengarkan aku!"

DEG!

Sapphire dan amethyst saling bertemu. Kini semua atensi terpusat pada si kuning.

Setelah terdiam beberapa detik, sang Jinchuriki Kurama pun melanjutkan baritonenya "kau selalu ada dalam pikiranku"

Spontan saja, manik pucat gadis pemilik byakugan itu membola sempurna dengan semuan tipis mewarnai pipinya yang kontras.

"Aku tidak suka kau berada di sekitar pria lain, itu sangat menggangguku. Kau.., kau membuat___" seketika Naruto meremat dada kanannya dengan tangannya yang digelung perban putih "kau membuat jantungku berdebar seperti saat ini.."

Kulit wajah seputih salju Hinata sontak langsung berubah memerah sangat pekat, sekujur tubuhnya dibungkus rasa panas yang sangat amat mendebarkan.

"Aku menyukaimu.., Hinata"

"Hinata!, jangan pingsan dulu!" reflek Sakura menyambut bobot sintal sang gadis yang lemas memerah padam akibat mendengar pengakuan si blonde.

Sasuke yang peka terhadap reaksi wanita yang dicintainya itu sontak mencengkeram tangkai pedang Kusanagi miliknya kuat-kuat hingga bergetar, sementara disisi lain Naruto tersenyum senang melihat tingkah lucu Hinata yang menggemaskan. Wajah memerah tomatnya yang tidak tahu pasti entah karena apa, Naruto sangat menyukainya.

Namun, tak lama kemudian, tiba-tiba munculah sesosok makhluk menyerupai humanoid raksasa yang terbentuk dari chakra berwarna ungu gelap. Tiba-tiba saja Sasuke mengaktifkan Magenkyou Sharingan miliknya. Ia menggunakan Susanoo.

Dari kejauhan Sasuke tampak mendekati Hinata yang menjauh bersama Sakura, namun Kurama menghentikannya.

"Sialan!, kalian lagi!" gerutu sang biju ekor sembilan menggeram kesal seraya menghalang Susanoo milik Sasuke.

Pertarungan yang lebih besar kini terjadi. Seekor biju terkuat dan sebuah raksasa ungu bertempur sangat sengit dan alot. Mereka tampak seimbang, menyerang dan bertahan tanpa ada yang tumbang, benar-benar rival abadi. Beruntung mereka sedang berada di kawasan dimana tidak ada seorangpun selain mereka disana.

Sakura kehilangan akal melihat dua raksasa yang beradu skill menghancurkan hamparan bunga-bunga dandelion yang indah menjadi gumpalan tanah, begitupun dengan Hinata. Tidak mungkin dirinya akan melerai pertarungan epik tersebut menggunakan kuchiyose siput miliknya, itu sangat tidak masuk akal. Dua orang shinobi terkuat Konoha itu sama sekali bukan lawan dan tandingan Sakura.

Sakura menutup mata dan berulang kali membukanya, mencari-cari cara untuk menghentikan kekacauan ini.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit berpikir, tiba-tiba mata hijau Sakura menganga besar. Lalu, manik emerald itu bergulir dan menyorot ke samping, arah dimana Hinata berdiri berwajah cemas sambil menyatukan kedua tangannya membentuk kepalan.

Sakura mengangguk yakin.

Dalam hitungan beberapa detik sang murid Sannin legendaris wanita pejudi itu pun memukul tanah. Ia berusaha menarik perhatian. Kemudian, dengan cepat Sakura menarik kunainya dan mendekati gadis bermata pucat yang langsung mendongak tersentak kaget. Sakura mengalungi leher Hinata dengan lengan kanannya, lalu mengarahkan ujung kunai yang tajam tersebut ke leher putih dan mulus Hinata.

Sakura berbisik di balik cuping Hinata "Hinata maafkan aku, aku melakukan ini agar mereka berhenti" mengerti akan rencana gadis yang tengah mengalugi lehernya, Hinata manggut-manggut kecil mengikuti perkataan Sakura.

Pengalihan perhatian Sakura berhasil. Sasuke maupun Naruto kembali ke wujud mereka masing-masing.

Sasuke yang berwajah sangat dingin dan menakutkan mengaktifkan Rinnegan. Dalam sekejap mata ia bertukar posisi dengan Sakura dan menjatuhkan kunai yang telah berpindah ditangannya. Sementara Sakura yang bertukar posisi dengan Sasuke yang tadinya terbang di awang-awang dengan Susanoo miliknya langsung disambut oleh Naruto.

Sekarang posisi Sasuke dan Hinata sangat meresahkan si pirang. Sasuke mengalungi leher Hinata dengan tatapan yang lekat.

Masih dengan sebelah mata Rinnegan yang aktif, Sasuke memeluk Hinata yang memunggunginya sepenuhya. Lalu tak lama kemudian munculah portal hitam yang pastinya milik Sasuke. Namun aksi tersebut dilihat oleh Naruto yang sigap melemparkan kunai ke arah wajah tampan Sasuke.

Aakkh!

Sasuke menempelkan tangannya ke wajah. Ia mengerang kesakitan. Mata dojutsu Uchiha miliknya mengeluarkan darah.

Naruto melemparkan kunai ke arah mata kiri Sasuke yang terlalu terpusat pada Hinata hingga tergores.

"Sasuke kun!" teriak Sakura dan Hinata serentak.

LOVE STORY ON KONOHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang