Sebuah penantian

4 0 0
                                    

Assalamua'laikum semuanya, masih tetap semangat gak nihh??

Gimana kabarnya hari ini, apakah baik-baik saja? Semoga saja kita selalu dimudahkan oleh Allah SWT dalam segala urusan kita Aamiin

Yuk lanjut lagi ceritanya

Happy reading🤗🤗


****

Pagi hari ini Khanza tampak semangat, karena 2 minggu lagi ia akan lulus dari sekolah tercintanya ini. Ia sangat berantuasias dalam belajar, karena ia ingin lulus dengan predikat diatas rata-rata, ia ingin menghadiahkan hasil ini kepada kedua orangtuanya, meski orangtuanya sudah tiada lagi disisinya.

Di sela kesibukannya di sekolah, Khanza juga tetap menyempatkan waktu untuk membaca sebuah buku yang menjadi hadiah terakhir ayahnya.

"Yah, Ibu Khanza kangen sama kalian, Khanza rindu peluk hangat ayah sama Ibu, kini Khanza merasa kesepian" rintihnya dalam hati

Tak terasa sudah kini air matanya, menetes membasahi pipi manisnya.

Waktu telah menunjukkan pukul 10.30 WIB, Khanza kini memutuskan sholat sunat yang selama ini ia tetap berusaha istiqamah menjalankannya. Sholat sunnat duha, ia menengadah meminta yang terbaik dari sang Maha pencipta, tak lupa ia panjatkan doa untuk kedua orangtuanya.

"Za pokoknya kamu harus jadi perempuan kuat, kamu gak boleh cengeng, pokoknya kamu bisa lewatin semua ini" Ucapnya mencoba menguatkan diri

Seusai sholat duha Khanza, memutuskan pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan.

"Tumben kamu jajan Za?" Tanya Rio teman Khanza

"Iya tadi aku lupa bawa bekal dari rumah" jelasnya

"Ahh kebiasaan kamu ini Za, suka lupa" Rio tertawa pelan

"Iya maklum, udah faktor U juga nihh"

"Khanza, Khanza..."

"Ehh Rio maaf ya aku masuk kelas dulu!"

"Ehh tunggu dulu Za, besok jadi kan ada Festivalnya?"

"Iya jadi kok Rio"

Besok sekolah Khanza mengadakan Festival Islami,Festival ini sudah berlangsung sejak 5 tahun yang lalu, yang turut dihadiri para penceramah ternama, Qari Internasional dan masih banyak lagi. Namun Khanza bertugas menjadi  pengisi acara diacara tersebut.

***

Keesokan harinya, tepat hari ini sekolah Khanza melangsungkan acara Festival Islami.
Khanza kini hanya sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi pengisi acara hari ini, mungkin ini pengalaman pertamanya jadi seorang pengisi acara, namun apa boleh buat, gurunya kini menugaskan Khanza jadi seorang pengisi acara, walau tampak sedikit gugup, Khanza mencoba agar tetap tenang agar ia tidak mengecewakan guru-gurunya yang telah mempercayai Khanza menjadi seorang pengisi acara.

"Bismillahirrahmanirrahim Assalamua'laikum Warahmatullahi wabarakatuh..."

Khanza akhirnya memulai acara ini, dengan mengucap salam dan syukur kepada Allah SWT.

Akhirnya, telah sampai juga ke acara berikutnya yaitu, lantunan ayat suci Al-Quran oleh Qari Internasional.

"Assalamua'laikum warahmatullahi wabarakatuh, maaf sebelumnya saya hanya ingin menyampaikan bahwa Abang saya yang harusnya bertugas sebagai Qari, tidak bisa mengikuti acara ini, beliau berhalangan hadir, karena ada beberapa urusan yang tidak bisa beliau tinggalkan, jadi saya yang diberi amanah oleh beliau untuk menggantikan posisi beliau, terima kasih" jelas seorang laki-laki seumuran Khanza, dengan balutan baju Koko berwarna putih, senada dengan sarung berwarna hitam, dilengkapi jas serta Peci hitam yang menambah aura Positif layaknya seorang Santri.

Kemudian, ia akhirnya membacakan Surah yusuf, dengan sangat merdu ayat demi ayat ia baca dengan Makhroj yang jelas dan bacaannya yang tartil, membuat semua penonton yang melihatnya takjub dengannya.

"MasyaAllah, suaranya lembut banget" seru anak kelas 2

"Iya idaman banget sihh" jawab teman sebayanya

"MasyaAllah Ilham kamu, memang benar-benar berubah, aku kagum sama kamu Ham"

Dalam hati Khanza merasa kagum dengan Ilham yang telah berubah total, namun disisi lain juga ia masih memikirkan janji Ilham yang sejak tiga tahun lamanya ia menantinya.

Bersambung...




Diary Khanza (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang