Jawaban sebuah do'a

3 1 0
                                    

"Langitkanlah sebuah doa tanpa nama, karena kamu tidak akan pernah  tahu mana yang terbaik untukmu, jadi janganlah cemas atas pilihan Allah SWT boleh jadi kamu menganggapnya baik menurutmu tapi tidak baik menurut Allah SWT"

Diary Khanza

Sudut ruangan yang tertata rapih, dipenuhi dekorasi yang agamis menambah kesan para penghuninya yang mencintai kebersihan.

Khanza yang sejak tadi sibuk mengelap kaca di depan ruang tamu, kemudian, disusul bang Rey yang tiba-tiba mengejutkannya.

"Khanza..." teriaknya tepat didekat telinga Khanza

"Astaghfirullah apa sihh bang ngagetin aja?"

"Mmm nggak sihh, apa cuma terkesima sama adik abang ini"

"Terkesima? Maksudnya apa sihh" tanya Khanza penasaran akan ucapan bang Rey

"Iya abang baru sadar, kalau dilihat-lihat adek abang ini cantik juga" sambil melirik kaca yang memantulkan wajah Khanza

"Ihh si abang, pasti ada maunya nihh!!" Goda Khanza

"Nggak Za, beneran kok kamu cantik, pastesan aja Ali jatuh cinta sama kamu,karena adek abang ini cantiknya luar dalam, bidadari surga aja cemburu sama adek abang ini"

"Alhamdulillah, Hadza Min Fadhli rabbi" ucap Khanza mengembalikan pujian dari bang Rey, karena ia sadar bahwa semua ini hanya karena Allah SWT

"Khanza, Khanza, abang yakin kalau kamu sama Ali, kamu pasti bahagia, dan Ali pasti bangga bisa dapetin istri secantik dan se-sholihah adek abang ini" sambil mencubit pipi Khanza, hingga kelihatan kemerah-merahan

"Aduhh sakit, awas nanti aku bales"

"Aduhh kabur ada macan ngamuk!!" Bang Rey mencoba kabur tapi tetap saja ia kalah sama Khanza yang larinya sangat gesit

"Nihh makan, sakit kan??" Khanza membalas bang Rey dengan mencubit pipinya

"Ehh iya dehh maafin abang, lepasin dulu dong cubitannya, abang sakit nihh" bang Rey merengek kesakitan

"Lagian abang ngapain sihh nyubit-nyubit aku, kan abang juga gak mau aku cubit balik"

"Iya dehh abang minta maaf, please maafin abang ya"

"Iya aku maafin, tapi nanti jangan gitu lagi"

"Iya dehh abang gak bakal cubit kamu lagi, tadi itu abang cuma gemesh lihat adek abang yang tersipu malu"

"Kan itu cuma refleks bang, lagian aku itu dari dulu anti digombalin sama laki-laki"

"Kalau sama suami kamu nanti gimana,  masa nanti suami kamu gombal, kamu nyubit dia kayak abang yang jadi korban kayak sekarang ini"

"Itu kan abang yang duluan "

"Ehh iya Za, nanti Ali mau kesini lagi buat mastiin jawaban kamu"

"Iya bang aku ingat kok, udah 2 minggu juga, kasian kalau dia terlalu menanti jawabannya"

"Mmm apa jangan-jangan?"

"Jangan-jangan apa sihh bang?"

"Kamu udah mulai suka ya sama Ali?"

"Ihh abang, udah ahh aku mau lanjutin pekerjaan yang lain"

Khanza akhirnya pergi beranjak meninggalkan bang Rey.

Tepat pukul 19.45 WIB setelah Isya, bang Ali datang kembali menanti jawaban Khanza.

"Assalamualaikum" disusul sambutan dari dalam rumah

"Waalaikumussalam , ayo silahkan masuk Bang"

"Makasih Khanza"

"Kayaknya udah ada yang gak sabar nihh, nungguin jawaban dari calon istri!"

"Astaghfirullah, abang gak bosen apa godain orang terus"

"Gak papa kok Za"

"Maafin bang Rey ya Bang"

"Iya gak papa kok, bang rey paling cuma bercanda biasa"

"Tuhh, Ali nya juga gak papa"

"Tapi aku kan gak enak bang"

"Gak papa santai aja Za"

"Langsung ke intinya aja dehh, gimana jawaban kamu Za? Apakah mau terima lamaran Ali?"

"Bismillahirrahmanirrahim, Sesuai jawaban Istikharahku, InshaAllah aku terima Bang Ali jadi calon Imamku, semoga kelak Bang Ali bisa bimbing aku menuju syurga"

"Alhamdulillah, terima kasih Khanza, akhirnya kamu adalah jawaban atas doa-doaku selama ini, InshaAllah aku siap jadi sosok imam yang senantiasa memimpin makmumnya menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT" Tuturnya

"Dan Bang Ali juga buah dari kesabaran dalam penantianku selama ini" dalam hati Khanza hanya bisa mengutarakan isi hatinya, akhirnya buah dari kesabarannya selama ini berbuah manis.

Ia yang selalu menjaga kehormatannya, selalu berusaha istiqamah memperbaiki diri, kini di pertemukan dengan lelaki yang sama-sama menjaga dari sesuatu yang haram baginya.

Seorang wanita adalah makhluk Allah SWT yang sangat dijunjung tinggi harkat martabatnya, sampai Rasulullah SAW rela mengorbarkan dirinya demi menjunjung tinggi derajat wanita sejak jaman jahiliyah,dimana harga diri seorang wanita tak ada nilainya, sosok seorang wanita sangat mulia bagi Rasulullah SAW, lantas mengapa kita membalas perjuangan beliau yang telah memperjuangkan kita dengan memamerkan perhiasan kita dihadapan semua orang, sama saja kita tidak menghargai perjuangan beliau yang mati-matian mengangkat derajat seorang wanita

"Wanita tidak seharusnya menjadi bulan yang boleh ditatap dipuji semua orang..
Tetapi perlu menjadi matahari yang silaunya akan membuat tertunduk sebelum mata memandangnya"

Khaira Nadifah Al-Khanza

MasyaAllah Khanza, kamu itu perempuan baik jadi Allah SWT juga ngasih kamu lelaki yang baik pula
Kamu itu terjaga, jadi dikasihnya yang sama-sama terjaga pula.

Bersambung ya guyss😁




Diary Khanza (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang