Singgah (part 2)

6 1 0
                                    

Assalamualaikum readers, bagaimana kabar kalian?? Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT Aamiinn yarabbal alamin.

Terima kasih juga masih setia menanti dan menyempatkan waktu kalian untuk baca cerita ini, semoga kalian gak bosen" ya baca cerita ini heheh

"Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia" Ali bin Abi Thalib

Khanza tampak kebingungan dengan kedatangan seorang pemuda yang tak pernah ia kenal sebelumnya, namun ia merasa bahwa suara khas pemuda ini sangat tidak asing lagi baginya.

"Mmm, maaf mbak Khanza maksud dan tujuan saya kemari hanya untuk mengembalikan buku diary ini, apakah benar mbak pemilik dari buku ini?"

"Iya saya pemilik buku ini, saya telah meninggalkan buku ini 7 hari yang lalu di sebuah Rumah Sakit"

"Iya ini bukunya saya kembalikan, maaf saya juga secara tidak sengaja membaca sedikit isi buku ini, ketika saya mencari alamat mbak di buku ini, dan akhirnya saya berhasil menemukan alamat lengkap mbak di belakang buku ini"

"Sekali lagi maafkan saya yang telah lancang membuka buku diary mbak"

"Terus terang saya yang sangat berterima kasih sama Mas, karena Mas yang telah menemukan buku ini dan mengembalikan nya sama saya"

"Saya juga salut sama kamu, jujur saja jaman sekarang ini sudah jarang pemuda yang jujur kayak kamu" jelas bang Rey

"Iya mas sekali lagi terima kasih banyak, soalnya kalau buku ini ditemukan orang lain pasti buku ini sudah dibuang, namun saya bersyukur karena buku ini ditemukan sama mas,jadi buku ini gak jadi hilang, jujur saja mas kalau buku ini sampe hilang pasti saya bakal sedih, soalnya buku ini banyak kenangannya, dan sangat berharga bagi saya"

"Maaf kelamaan ngobrol sampe lupa disuruh masuk ke dalam"

"Ehh iya maaf mas, saya lupa mengajak mas masuk dulu kerumah"

"Gak papa kok, saya juga gak akan lama, soalnya saya mau jemput adik saya yang baru pulang dari Mekkah"

"Ouuh iya, kalau begitu lain kali kita ngobrol-ngobrol aja ya, biar lebih akrab" Ajak bang Rey

"Iya Bang makasih banyak tawarannya"

"Ehh sebelum pamit kenalan dulu lahh, dari tadi asik ngobrol tapi gak kenal satu sama lain" bang Rey mencoba mencairkan suasana, karena bang Rey tahu kalau Khanza dan pemuda ini tampak canggung saat bicara.

"Iya bang perkenalkan nama saya Hafidz Ali Ibrahim, panggil saja Ali" jelasnya sambil menjabat tangan bang Rey

"Nama saya Reynaldi, panggil saja bang Rey, dan ini adik saya, Khanza"

Namun Khanza dan Ali hanya tersenyum dan tersipu malu saat berhadapan.

"Astaghfirullah Za ghadul bashar Za" gumam Khanza dalam hati

Eiss lanjut gak nihh ceritanya, kalau mau lanjut terus ikutin cerita Khanza selanjutnya ya!!!

Syukron katsiron semua😊😊😊





Diary Khanza (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang