Sunset

4 1 0
                                    

"Jika senja hadir ketika ia meninggalkan bumi, maka seseorang hadir tuk mewarnai hari-hari"

-diary Khanza-

Ruangan dengan dekorasi  minimalis dan interior yang antik aesthetic, serta view yang indah menghadap ke arah pantai membuat suasana hari ini lebih nyaman dari biasanya.

Khanza yang hobbinya baca novel serta kadang menyempatkan diri untuk mencurahkan segala isi hatinya di setiap lembaran diary.

Khanza seseorang yang selalu memprivasikan kehidupannya, ia jarang terlihat sekali curhat kepada temannya, apalagi kepada ibunya juga  ia tak berani, sekalipun ia ngobrol paling berhubungan dengan pelajaran, ia juga sosok yang detail dan tak suka basa-basi, kalau ada apa-apa lebih baik to the point aja, karena menurutnya basa basi itu hanya membuang- buang waktu saja.

Diary Khanza banyak menyimpan cerita kehidupannya, kalau tak curhat di buku, ia hanya curhat kepada sang Maha Pencipta. Tanpa kita banyak kata pun sang maha pencipta  maha mengetahui segala apa yang tak bisa kita ungkapkan.

Dengan cara ini Khanza bisa meluapkan segala perasaan yang selama ini mengganggunya. Memang benar apa yang dilakukan Kanza karena bila kita curhat kepada Manusia juga, ia takkan pernah mengerti keadaan kita, malah kita akan menambah beban pikiran mereka saja, bila kita curhat di sosmed juga takkan ada yang peduli kehidupan kita, yang ada orang lain akan tahu aib-aib kita selama ini.

Di ruang tamu....

"Za malam ini ayah sama ibu pulang duluan ya, soalnya besok ayah mau ketemu klien ayah"

"Ibu juga ikut pulang ya?"

"Iya Za, kan ibu harus mempersiapkan segala sesuatu buat ayah besok" sela ibu

"Yah aku cuma sama abang dong disini" keluh Kanza

"Iya Za, ouhh iya kalau kamu mau pulang besok langsung telpon aja Pak Danu ya"

"Iya baik yah"

Suasana kembali hening seketika, hari semakin sore, panorama pantai
kini semakin indah dipandang.

"Yah, ibu abang kemana kok gak ada?" Kanza kembali melontarkan pertanyaan memecahkan keheningan saat ini

"Itu tadi abang kamu pergi lagi kepantai buat liat Sunset katanya" jawab ayah

"Waaahhh sunset!! aku juga mau nyamperin abang ahh lihat sunset"

Khanza berantusias sekali ketika mendengar kata Sunset, mungkin karena baru kali ini ia bisa langsung melihat sunset dengan jelas di tepi pantai. Dapat melihat sunset dipantai adalah impiannya yang selama ini ia pendam, karena orang tuanya yang sibuk di perusahaan membuat keluarga ini sangat sulit untuk bisa liburan bersama, ya!! Baru kali ini lagi mereka bisa liburan bersama lagi.

"Bang, kok gak ngajak aku sihh kalau abang mau lihat sunset??" Kanza menepuk bahu bang Rey

"Ya lagian kamu tadi asik banget baca novelnya, sampai kamu gak denger suara abang"

"Emang iya gitu abang tadi ngajak  aku??"

"Iya Ra..."

"Heeh maaf bang mungkin tadi aku juga sambil dengerin murotal pake headset"

"Pantesan aja kamu gak denger abang teriak- teriak ngajak kamu tadi"

"Iya, iya maaf bang, senyum dulu dong" Khanza mencoba merayu bang Rey

"Iya abang maafin"

"Makasih abangku yang ganteng"

" iya sama- sama adikku yang lucnut"

"Sunset itu indah ya bang?"

"Iya Raa, Masyaallah sekali"

"Aku suka sekali sunset,ingin rasanya bisa lihat sunset setiap hari"

"Iya Ra, tapi kamu harus ingat bahwa segala sesuatu yang indah tak selamanya indah dan hadir bersama kita, seperti sunset, ada kalanya ia akan tenggelam dan meninggalkan kita, tapi meskipun ia telah tiada,kita masih bisa merasakan kehadirannya"

"Iya abang jangan jadi sunset ya, jangan pernah tinggalin Kanza sendirian, Khanza takut kalau sendiri"

"Iya Ra, inshaAllah abang selalu jagain Khanza"

Akhirnya sang mentari pergi meninggalkan langit, menciptakan malam indah berjuta bintang, menghadirkan rembulan yang membawa ketenangan.

Terima kasih mentari telah menyinari hari-hari kami,semoga besok kau hadir kembali membawa senyuman di dunia ini.

Diary Khanza (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang