Kejutan

6 1 0
                                    

"Aku tak pernah menginginkan sempurnamu, aku hanya bersyukur atas bahagiamu karena keberadaanku"

-Hafidz Ali Ibrahim-

Pagi hari ini saat Khanza hendak bangun melaksanakan sholat subuh, ia dikejutkan oleh keberadaan sang suami yang tiba-tiba menghilang di tempat tidurnya.

"Bang, abang?" Khanza terus menoleh ke kanan kekiri untuk memastikan keberadaan sang suami namun, ia tak kunjung jua menemukan dimana keberadaan suaminya.

Akhirnya, Khanza beranjak dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu terlebih dahulu.

"Bang, abang dari mana aja aku cariin?"

"Ouuhh tadi habis sholat tahajud abang merasa sedikit lapar dek, terus sambil nunggu waktu subuh, abang langsung masak aja buat kita sarapan hari ini" jelasnya

"Ya Allah abang, harusnya kalau merasa lapar, abang bangunin aku aja, gak usah capek-capek masak, siapin ini itu, kan itu tugas aku"

"Gak papa dek, tadinya abang mau bangunin kamu, cuma abang kasian lihat kamu tidur pulas banget, pasti kamu kecapekan kemarin beres-beres rumah sendirian"

"Abang, padahal gak papa bangunin aku aja, jangan sungkan-sungkan, kan aku kasian sama abang masak semua ini sendirian" keluh Khanza

"Gak papa dek, jangan terlalu dipikirin, kan sebagai seorang suami yang baik harus bisa bantuin pekerjaan istrinya"

"Makasih ya bang, udah jadi suami yang pengertian buat aku!"

"Iya istriku sayang sama-sama, ouhh iya abang udah siapin air anget juga buat sekalian kamu mandi, nanti kalau habis mandi, kita sholat subuh berjamaah ya, abang tunggu kamu dikamar"

"Iya bang, aku mandi dulu sebentar ya!!"

Selang 5 menit, akhirnya Khanza keluar dari kamar mandi dan menemui suaminya untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Selesai sholat subuh keduanya beranjak kedapur untuk sarapan bersama. Mereka kini dirumah hanya tinggal berdua, karena bang Rey memutuskan tinggal di rumah tempat tinggal mereka yang lama, warisan dari sang ayah, sang ayah juga berwasiat agar selalu menjaga rumah itu sebaik mungkin, karena rumah itu juga banyak kenangan nya, rumah yang menjadi tempat tinggal pertama bagi keluarga Khanza, sebelum akhirnya mereka memutuskan pindah ke rumah yang tak jauh dari rumah lamanya itu.

"Dek, kita sekarang sarapan ya!!"
Ajak Ali kepada istrinya itu

"Iya bang, kita langsung aja kedapur sekarang, nanti abang kan mau berangkat kepesantren lagi"

"Nggak kok, sekarang abang ambil cuti, abang mau Quality Time sama istri abang ini, nanti jam 08:00 pagi kamu siap-siap ya, hari ini kita pergi ke suatu tempat yang indah"

"Maksud abang hari ini kita pergi liburan?"

"Iya sayang, aduhh ini istriku gemesh banget sihh"

Tepat jam 08.00 pagi keduanya pergi ke taman yang indah penuh dengan bunga-bunga yang bermekaran, warna-warni keindahannya menambah nuansa alam yang asri.

Hari ini Ali mengajak sang istri menikmati waktu bersama, karena mereka jarang ada waktu untuk berlibur, dikarenakan Ali termasuk salah satu orang penting dipesantrennya hingga ia harus selalu hadir kepesantren untuk memantau para santiawan/i disana.

"Dek maaf ya, abang hanya bisa ngajak kamu ketaman ini"

"Nggak papa kok bang, asal sama abang, apapun dan dimanapun aku tetap bahagia"

"MasyaAllah adek bisa aja, ouuh iya abang punya sesuatu buat adek!"

Ali mencoba mengambil sesuatu di dalam sebuah tas miliknya.

Diary Khanza (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang