Sebelas - Ramen Date

8 5 0
                                    

Di esok harinya. Tepat di jam istirahat, Kale, Ziel dan Sagara menemui Bu Hani untuk rapat menjelang perlombaan.

Ketiganya duduk di hadapan guru yang mengenakkan kaca mata dengan frame berwarna rose gold tersebut. Bu Hani membuka berkas yang menjadi tanggung jawabnya itu.

"Jumat depan nanti, kalian sudah mulai melaksanakan lomba. Ketentuan lomba sudah dijelaskan kan sebelumnya? Ini untuk data kalian dan nomer peserta, lomba hanya dilaksanakan sekali jadi lakukan yang terbaik ya. Ibu yakin kalian bisa!" bu Hani menjelaskan dengan rinci, ia menyerahkan berkas tersebut kepada ketiga murid di hadapannya.

"Terimakasih Bu, kami izin pamit Bu," ucap ketiganya bersamaan.

Setelah keluar dari ruangan guru, Kale, Ziel dan Sagara berpencar ke kelasnya masing-masing. Sagara yang dari kelas IPA 2, dan Ziel IPS 1, sementara Kale di IPA 1. Sebelum berpisah mereka saling menyemangati satu sama lain, berharap saat hari lomba diberi kemudahan.

***

Tak terasa bel pulang sudah berbunyi, Kale yang memang sengaja tidak minta dijemput ia melangkahkan kakinya menuju ke kedai ramen di dekat sekolahnya. Sebenarnya dia sudah pernah mencobanya dengan Zeni saat kedai itu baru 3 hari dibuka. Rasanya yang enak dan harganya yang terjangkau membuat Kale kembali mencoba ramen itu lagi.

Dibukanya pintu kedai tersebut, lonceng dari atas pintu berbunyi, hal itu membuat salah satu karyawan ramen mengucapkan 'Irasshaimase' yang berarti selamat datang dalam bahasa Jepang. Kakinya melangkah menuju meja kasir untuk memilih menu, setelah memilih ia mencari tempat duduk.

Sepertinya pilihan yang tepat Kale mengunjungi kedai ramen ini, karena di ujung sana lebih tepatnya laki-laki yang mengenakkan seragam SMA yang sama seperti Kale sedang menikmati semangkuk ramennya.

Kale mendekati laki-laki tersebut.
"Hi! Ikut duduk di sini boleh?"  laki-laki itu cuek, kembali sibuk menikmati kari ramennya.

Kale menghembuskan nafasnya kasar, "Byan kenapa selalu cuek?" tanyanya sedih pada laki-laki yang ternyata adalah Byan.

Byan melirik tak suka, "lo gak liat gue lagi makan?" katanya ketus.
 
"Oh iya maaf, lanjutin lagi aja. Kalau Byan udah selesai makannya tapi gue belum, boleh minta tolong jangan dulu pergi gak? Gue sebenernya kurang suka makan sendirian," tanyanya yang lebih merujuk pada permintaan.

Tak lama dari itu, pesanan Kale datang. Ia pun ikut menyantap ramen itu dengan lahap. Mood-nya sedikit bagus, ia menganggap ini adalah kencan dirinya dengan Byan.

15 menit berlalu, ramen di mangkuknya sudah habis, sementara Byan menunggu dirinya sembari memainkan ponselnya. 

"Udah selesai? Gue boleh keluar?” ucap Byan dengan ekspresi datarnya. Byan sangat gengsi untuk memberikan senyumannya pada gadis di hadapannya. Padahal dalam hatinya ia merasa bersalah karena sudah terkesan tidak ramah.

“Oh iya Byan, makasih banyak ya udah mau nemenin,” Kale melebarkan senyumannya. Sebelum Byan beranjak dari sana, ia menyempatkan untuk memberikan Kale selembar tisu sembari tangannya menunjuk pada bawah bibir Kale.

Raut wajah Kale sedikit terkejut, sebelum mengucapkan terimakasih Byan sudah lebih dulu melenggang pergi yang mengakibatkan bel pintu kembali berbunyi. Hal itu lagi-lagi membuat salah satu karyawan mengucapkan ‘arigatou gozaimasu’ kata tersebut memiliki arti terimakasih.

***

Bekasi, 16 Mei 2024

KaleandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang