Lima - Kak Angkasa

8 7 0
                                    

Pelajaran hari ini benar-benar menguras energi, setelah adanya matematika wajib dilanjut dengan kimia yang mengharuskan praktek, belum lagi ada pelajaran bahasa Indonesia dengan hafalannya.

Wajah Kale terlihat lelah, begitupun dengan teman-temannya yang lain. Hari ini diakhiri dengan adanya tugas membuat teks referensi yang kemudian dipresentasikan di hadapan kelas. Tapi tidak bagi Kale, dia harus bertempur lagi untuk bimbingan olimpiade.

Setelah pamit dengan Zeni yang berencana akan langsung latihan bulutangkisnya, ia melanggang pergi ke area kantin untuk membeli sedikit cemilan agar dirinya bisa fokus kembali.

"Terima kasih Bu." Katanya memberikan uang kepada ibu kantin.

Di tangan kirinya sudah ada kantung plastik, sementara tangan kanannya memegang minuman rasa coklat kemasan botol. Dia berencana untuk menghabiskan jajanannya di depan perpusatakaan yang menjadi titik kumpul calon peserta olimpiade.

Kale terlalu fokus dengan minuman kesukaannya, tanpa sadar banyak sekelompok pria yang baru saja keluar dari ruang kelas. Dia merasa tubuhnya ditarik ke samping, minuman yang berada di tangannya sedikit tumpah. Pandangan Kale tertuju pada seseorang yang baru saja menariknya.

"Lo lagi ya? Bisa ga kalau jalan itu fokus, itu kalau lo nabrak mereka badan lo jatuh,"

"Eh," jantungnya berdegup sangat kencang, pria itu adalah Byan, lagi dan lagi ia dipertemukan oleh seorang Byan Prasasti.

"Haloo? Lo dengerin gue kan?"

"Ah iya! Makasih yaa, oh ini ada sesuatu buat lo, lo udah nolongin gue lagi, makasih yaa," Kale memberikan satu cemilan yang rasa coklat miliknya.

"Gak usah, gue cuma mau lo kalau jalan itu fokus ke depan," peringat Byan.

"Iya tapi terima ini dulu," Kale memaksakan pemberiannya.

"Ok thanks?"

"Kale! Panggil aja Kale,"

"Thanks Kale, gue Byan,"

"Makasih juga Byan," Kale menjawabnya sembari tersenyum, sepertinya energi dia sudah pulih sejak bertemu dengan Byan.

"Sama-sama, gue duluan ya! Hati-hati kalau jalan!" Byan pamit kemudian melambaikan tangannya meninggalkan Kale yang dari tadi tak berhenti tersenyum.

Setelah batang hidung Byan sudah tak terlihat, Kale memejamkan matanya menahan agar dirinya tidak berteriak seperti orang gila.

"Oh man! So this is love? Bundaaaaa Kale barusan kenalan sama cowok yang Kale suka!" monolognya sedikit histeris.

Minuman rasa coklat yang ada di tangannya hampir saja habis terbuang jika Kale tidak cepat menyadarinya, "Eh, yaampun Kale lo ceroboh banget, lantainya kan jadi kotor." Monolognya lagi, dengan cekatan dia menutup botol minumannya lalu membuka tasnya untuk mengambil beberapa lembar tisu.

Dibersihkannya lantai yang ia buat kotor itu, kemudian membuangnya ke tempat sampah. Lalu Kale mencari wastaffel terdekat agar ia bisa membersihkan tangannya.

***

Kale sudah duduk manis di dalam perpustakaan dengan peserta olimpiade lain yang dari sekolahnya juga, yaitu Ziel dengan bidang Astronomi, Sagara di bidang fisika, dan Kale yang mengambil bidang matematika. Dua dari kelas IPA, dan satu dari IPS.

Sekolah mereka, kali ini membawa 3 murid sebagai perwakilannya, olimpiade dilakukan kemungkinan satu bulan lagi. Masih ada kurang-lebih empat minggu bagi mereka untuk latihan.

Bu Hani selaku pembimbing mereka memasuki ruangan perpustakaan dengan beberapa buku di tangannya.

"Gimana? udah ada persiapan dari kalian sendiri?" tanya Bu Hani memulai percakapan.

KaleandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang