🌹Violence🌹

251 27 14
                                    

ଘ(੭ ᐛ )━☆゚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ଘ(੭ ᐛ )━☆゚.*・。゚

Tok! Tok! Tok!

Luffy segera membuka pintu kamarnya saat mendengar suara ketukan. Dilihatnya Bartolomeo berdiri di sana dengan mata bercahaya.

"Huwaaaaa... Seperti biasa Luffy Senpai terlihat sangat keren! Aku tersentuh!" katanya lebay.

Luffy menyengir saat melihat kebiasaannya itu. "Dimana pesananku?"

"Ini dia, Luffy Senpai!" dia memberikan sebuah tas kertas berisi beberapa buku.

"Aku hanya membawa beberapa karena karyanya sangat banyak. Kau bisa menyuruhku mencari seri lainnya kalau kau sudah membaca ini semua," kata Bartolomeo semangat.

"Baiklah. Arigato yo!"

Luffy Senpai berterima kasih padaku. Benar-benar suatu kehormatan besar, batin Bartolomeo sambil menangis.

"Nikmati harimu, Luffy Senpai!" dia mengambil posisi hormat, lalu pergi.

Luffy menutup pintunya lagi dan mengeluarkan semua buku-buku itu. Ada novel, buku pengetahuan, buku cerita anak-anak, komik, bahkan majalah.

"Kau memiliki bakat sehebat ini tapi memilih menjadi orang buta?" Luffy tersenyum saat melihat nama 'Gustavsson Nami' di setiap sampul bukunya.

Dia mulai membacanya satu-persatu untuk menghabiskan waktunya hari itu. Untuk kali ini dia tidak ingin berurusan dengan mayat, penyiksaan atau apalah itu. Sesekali dia juga perlu bersantai.

Setiap kali dia selesai membaca, yang tertinggal adalah rasa kagum dalam dirinya. "Kau adalah gadis yang hebat, Nami!" pujinya.

Dia mengambil ponsel, lalu mengirim pesan pada Zoro berupa foto Law dan pesan berisi:
'Cari tahu semuanya tentang orang ini. Jangan lupa pergi bersama Sanji agar tidak salah jalan.'

Setelahnya dia mendapatkan balasan.

'🖕🖕🖕'

Luffy hanya tertawa melihatnya.

👒🕶️🍊

BRAK!

Nami kaget saat tiba-tiba mendengar suara pintu apartemennya didobrak.

Apa ini waktunya aku mati? batinnya karena berpikir yang mendobrak pintunya barusan adalah pembunuh bayaran yang dikirim Luffy untuk membunuhnya.

Ternyata monolognya salah. Yang datang adalah Law dengan wajah marah.

"La- Law? Ada apa?" tanya Nami sedikit takut melihat wajahnya itu.

"KENAPA TIDAK ADA UANG YANG MASUK KE REKENINGKU KEMARIN MALAM? SUDAH KUBILANG SEBELUM JAM 10 KAN?!" marahnya.

Nami benar-benar lupa hal itu. Kemarin dia bersama Luffy dan mandi bahkan tidur bersama, walaupun Luffy tidak menyerangnya seperti sebelumnya, kecuali bibir tentu saja. Baru tadi pagi Luffy mengantarnya kembali ke apartemennya. Mustahil juga baginya mengutak-atik ponsel secara dirinya sedang berpura-pura buta di depan Luffy.

Blind [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang