🌹Bird🌹

227 24 2
                                    

ଘ(੭ ᐛ )━☆゚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ଘ(੭ ᐛ )━☆゚.*・。゚

Luffy menopang dagunya dengan satu tangan. Pandangan matanya terlihat terpesona melihat sesuatu di depannya. Ada Nami yang sedang bermain dengan seorang gadis kecil berambut ungu. Jika ditanya, sekarang dia ada di depan panti asuhan.

Tadinya dia yang ingin mengunjungi gadis kecil bernama Tama itu, namun sekarang dia memilih untuk melihat mereka saja dari dalam mobilnya.

Setelah cukup lama, Luffy akhirnya keluar dari mobil. Dilihatnya Nami yang sepertinya sadar dia datang. Gadis itu segera mengalihkan pandangan dan sibuk mencari sesuatu dari dalam tasnya. Ternyata kacamata hitamnya, lalu dengan cepat memakainya. Selanjutnya, dia membisikkan sesuatu pada Tama. Luffy yakin dia menyuruh Tama agar mengatakan kalau dirinya tidak bisa melihat, dan gadis kecil itu segera mengiyakan.

"Tama, genki desu ka?" Luffy tersenyum saat sudah mendekati mereka.

Nami kaget. Ternyata Luffy mengenalnya juga.

Tama tersenyum, lalu berlari menghambur ke pelukan Luffy. "Aniki, aku sangat merindukanmu."

Aniki? batin Nami.

Dari yang dia lihat, sepertinya mereka cukup akrab. Namun Nami belum pernah mendengar Tama bercerita tentang Luffy padanya walaupun dia sering mengunjungi panti asuhan ini karena dia sangat menyukai anak-anak.

"Luffy, kau sudah datang?" tanya Nami, berpura-pura seperti biasa.

"Uhum! Aku sudah bilang akan menjemputmu kan?"

Nami mengangguk.

Luffy meneleponnya karena pergi tanpa pesan pagi tadi dari tempat Luffy. Luffy pikir dia melarikan diri, ternyata malah di sini. Sepertinya gadis itu lebih memilih anak-anak daripada dirinya. Oh, itu tentu saja bukan? Memangnya dia siapa? Mungkin bagi Nami dia hanya seorang pria yang suka menakut-nakutinya dengan darah ataupun mayat.

"Heh? Kalian saling kenal?" tanya Tama.

Luffy mengangguk.

Tama memegangi kedua pipinya dengan mata berbinar. "Kalian pacaran ya?"

Luffy menaikkan sebelah alisnya dengan sebuah senyuman miring.
Pacar?

Aku hanya budak seksnya, batin Nami jengkel.

"Hanya teman!" sahut Nami akhirnya.

Luffy kini menatapnya, Nami mendadak gugup.

"Umm...kau tahu, teman SMA," lanjut Nami semakin ngawur.

"Sokka! Padahal kalian kelihatan sangat cocok," goda Tama.

"Tidak!" jawab Nami cepat.

"Ehh? Kenapa?" Tama sedikit merengek.

"Mungkin dia tidak suka darah," Luffy tertawa pelan.

Nami membulatkan matanya. Tunggu, jangan bilang Tama juga tahu Luffy itu seperti apa. Dia masih terlalu dini untuk diceritakan tentang hal seperti itu.

Blind [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang