🌹I'm Not Blind!🌹

230 24 0
                                    

ଘ(੭ ᐛ )━☆゚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ଘ(੭ ᐛ )━☆゚.*・。゚

Berkali-kali ciuman lembut Luffy berikan di bibir Nami. Sesekali Nami membalasnya. Dia masih terlalu lemas setelah Luffy membuatnya orgasme untuk beberapa kali.

"Sepertinya kacamata itu benar-benar menempel di wajahmu ya. Itu sama sekali tidak jatuh selama kita bermain. Shishishi..." Luffy menyengir.

"Bisa-bisanya kau membahas soal kacamata setelah semua ini. Kau sudah gila, Luffy."

"Bagaimana yang barusan itu? Menyenangkan bukan?" Luffy mengecup bibirnya lagi dengan tatapan dingin itu.

"Pengalaman terburuk daripada semua mimpi burukku selama ini," jawab Nami.

Luffy menggenggam kedua tangannya erat-erat. "Aku hanya ingin menunjukkan semua yang kau katakan itu padaku. Ya, aku memang jahat, Nami. Aku juga selalu berpikir begitu. Aku pernah ingin memintamu agar mengajariku bagaimana caranya bersikap lembut, hanya saja kau lebih memilih cara ini."

Air mata Nami menetes pelan. Luffy mengerti seberapa kecewanya dia, namun tekadnya juga sudah bulat karena tujuan Luffy membawanya kemari hari ini adalah ingin bercinta dengannya. Dia tidak tahu malah ada bonus kali ini, yaitu kehadiran Law di kamar itu secara tiba-tiba. Mungkin hanya kebetulan, entahlah. Tapi Luffy suka itu. Dia ingin menunjukan sesuatu yang bisa membuat Law menyesal, dan sepertinva hal itu lebih dari perkiraannya saat Nami mengatakan kalau dia menjaga kesuciannya hanya untuk Law. Sekarang, Luffy penasaran apa yang dipikirkan oleh The Real Bajingan itu.

Luffy menyingkir dari atas gadis itu, lalu mengambil handuknya tadi dan kembali meliliti pinggangnya. Dia berjalan menuju lemari di sudut ruangan, membukanya dan mengambil sesuatu berbentuk kotak obat dari dalam sana. Dia mendekat lagi pada Nami, kemudian duduk di sebelahnya.

"Ini untuk suntikanmu," Luffy mengambil sebuah botol kecil berisi cairan di dalamnya dan sebuah suntik. Dia memasukkan cairan itu ke dalam tabung suntik tadi, lalu mengambil sebelah lengan Nami, dan langsung menyuntikkan cairan itu.

Nami meringis saat merasakan cairan tadi memasuki lengan atasnya.

"Apa itu, Luffy?" tanya Nami setelah Luffy selesai.

"Aku yakin kau tidak ingin memiliki anak dariku. Itu untuk mencegah kehamilan. Tenang saja, itu aman. Chopper yang membuatnya," Luffy mengembalikan kotak tadi ke dalam lemari dan membuang suntik bekas tadi ke tong sampah.

Aku benar-benar terlihat seperti pemuas nafsumu saja, batin Nami.

Hatinya terasa begitu sakit saat mengetahui fakta sadis itu.

Luffy mengambil sebuah celana pendek selutut dari dalam lemari, lalu memakainya. Dia juga mengambil kain panjang milik Nami tadi dan membantu gadis itu memakaikannya.

"Kau terlihat lelah, kupikir kau butuh istirahat," Luffy mengecup bibirnya lembut.

Nami melirik Law lagi, lalu menggeleng. "Aku baik-baik saja."

Blind [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang