ଘ(੭ ᐛ )━☆゚.*・。゚
Warning: 🔞 zone! Watch your step, please!
"Mulai apa?" tanya Nami. Apa dia mau memutilasiku sekarang? batinnya seram.
"Massage-nya. Itu tujuanmu ikut denganku kemari kan?" Luffy tersenyum lagi.
"Y- ya. Tentu," jawab Nami gagap.
Dia memendekkan tongkatnya, lalu memasukkannya ke dalam tas setelah berakting meraba-rabanya.
Luffy memindahkan tasnya itu ke atas nakas dan membantu Nami menaiki tempat tidurnya. Laki-laki itu hendak melepaskan kacamata hitam yang dipakai Nami, namun gadis itu menahannya. Lebih baik Luffy tidak melihat arah gerakan matanya atau dia akan ketahuan. Walau sebenarnya Luffy sudah tahu kalau dia itu tidak buta, namun Nami tidak menyadarinya sama sekali.
"Kupikir itu akan sedikit mengganggumu," kata Luffy.
Nami menggeleng. "Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa begini."
"Baiklah kalau begitu," ucap Luffy pelan.
Dia mengelus pipi gadis itu lagi. Dia bisa membaca ekspresi takut darinya. Luffy hanya tersenyum samar. Nami kaget karena tiba-tiba Luffy menariknya lebih dekat lagi, lalu menyatukan bibir mereka tanpa persetujuannya lebih dulu.
Nami segera mendorong dada Luffy agar menjauh darinya. Anehnya Luffy menurut saja, namun kedua tangannya tetap mendekap tubuhnya.
"I- ini tidak ada dalam perjanjian, Luffy. Hanya layanan massage, ingat?" kata Nami ketakutan. Jantungnya serasa berhenti berdetak saat itu juga. Rasa ingin mati benar-benar STONKS.
Kenapa aku menolak? Nami, Bodoh! Sudah kubilang turuti saja semua kemauannya daripada kau mati konyol seperti wanita itu! batinnya merutuki dirinya sendiri.
"Aku tidak suka sesuatu yang biasa, Nami," Luffy menjilat pipinya penuh nafsu. Rasanya begitu manis seperti jeruk, tidak berbeda jauh dari bibirnya yang begitu menggoda itu.
Tubuh Nami mulai gemetaran. "Apa yang ingin kau lakukan? Kau tahu kalau keluarga Charlotte ada bersamaku kan?"
Luffy hanya tersenyum remeh padanya. "Jadi kau mengandalkan si Katakuri itu? Aku sudah membuatnya diabetes setelah memaksanya mukbang sepuluh ribu donat."
Nami kaget. Bagaimana dia bisa kenal dengan kakak Pudding yang paling ditakuti itu? Dan sepertinya kata-katanya barusan tidak ada unsur main-mainnya sama sekali.
"Santai saja, Nami. Ayo bersenang-senang hari ini," Luffy mengelus pipinya lagi. "Kau beruntung karena kau yang mendapatkan ciuman pertamaku. Begitu juga denganmu bukan? Ini adalah ciuman pertamamu," ucapnya dengan suara dingin namun lembut. "Sesuai pesanan, kau harus melayani pelangganmu sampai selesai," lanjutnya.
Nami tidak punya pilihan lain. Dia hanya bisa pasrah menerimanya. Mungkin ini adalah karma untuknya karena sudah menipu banyak orang selama ini.
Dia merasakan bibir Luffy melumat bibirnya lagi begitu lembut. Rasa takutnya sudah tidak dia pedulikan lagi karena dirinya memang tidak bisa melakukan apa-apa sekarang. Dia hanya bisa membalas ciuman itu karena Luffy seperti memaksanya agar ikut bermain. Air matanya mulai turun, tidak dapat ditahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind [✓]
FanfictionLuffy x Nami Love Story ❤️🧡 21++ "Kalau kepalanya putus, pasti akan ada banyak tumpahan darah." - Nico Robin (One Piece) ˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙ Sinopsis: Kesalahan kecil yang Nami lakukan membuatnya harus berurusan dengan seorang mafia berj...