ଘ(੭ ᐛ )━☆゚.*・。゚
"Boleh aku bertanya apa yang terjadi di sini, Nami?" tanya Luffy lembut.
Nami kembali menangis, Luffy dengan begitu lembut menyeka air matanya yang seperti tidak ingin berhenti keluar.
"Aku hanya depresi," jawabnya tidak masuk akal sembari berusaha membuat tatapan kosong ke depan, seakan-akan dia memanglah buta.
Luffy menggeleng pelan. Senyuman manis masih tetap bertahan di bibirnya. "Aku tidak suka mendengar kebohongan."
"Aku melukai bibirku sendiri, dan merobek-robek kertas, lalu menghancurkan pintuku," jawab Nami masih tidak masuk akal.
Luffy mengangguk-angguk. "Baiklah kalau begitu. Satu pertanyaan lagi, berapa tetes darahmu yang keluar?"
Untuk apa dia menanyakan hal itu? Apa itu hal umum yang menjadi pertanyaan seorang psikopat?
Nami menggeleng. "Aku tidak tahu."
Luffy menangkup pipi gadis itu dan memperhatikan sudut bibirnya yang sedikit membiru tadi. "Biar kutebak," ucapnya. "Tiga tetes?"
Nami kaget karena Luffy bisa tahu. Sebenarnya tadi dia hanya berpura-pura tidak tahu saja. Namun sepertinya dia tidak perlu heran kenapa Luffy bisa tahu hal seperti itu. Dia ini adalah pembunuh profesional.
"Tidak dijawab berarti jawabannya iya," Luffy tersenyum lagi dan menciumnya lembut.
Nami sedikit meringis. "Bibirku masih sakit, Luffy."
"Ah, maaf," Luffy tertawa pelan. Dia membantu gadis itu berdiri. "Aku punya seorang dokter handal. Lukamu pasti akan sembuh dengan cepat."
Apa itu artinya aku akan dibedah lalu dipotong-potong untuk mengakhiri rasa sakitku? batin Nami.
"Ayo!" ajak Luffy seraya mengambil kacamata hitam Nami dari atas meja, lalu memakaikannya pada gadis itu.
Nami hanya menurut. Lagipula menolak pun pasti percuma.
Luffy mengambil ponselnya, lalu mengirimkan pesan pada seseorang bernama Franky.
'Kamar nomor 507 apartemen Cocoyashi. Tolong perbaiki pintunya.'
👒🕶️🍊
Nami meringis pelan saat kapas yang sudah bercampur alkohol itu mengenai bibirnya. Dokter bernama Chopper yang mengobatinya saat ini benar-benar sangat ramah dan imut. Mereka berdua ada di sebuah ruangan yang mirip dengan klinik. Entahlah ini dimana, karena ini bukanlah apartemen pribadi yang dia kunjugi dengan Luffy waktu itu.
"Nami, sebenarnya kau tidak buta kan?" Chopper tersenyum padanya.
Nami tergugu. Oh ya, dia ini seorang dokter. Sudah tentu dia tahu soal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind [✓]
FanfictionLuffy x Nami Love Story ❤️🧡 21++ "Kalau kepalanya putus, pasti akan ada banyak tumpahan darah." - Nico Robin (One Piece) ˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙ Sinopsis: Kesalahan kecil yang Nami lakukan membuatnya harus berurusan dengan seorang mafia berj...