ଘ(੭ ᐛ )━☆゚.*・。゚
Pudding menganga di depan gadis itu baru saja selesai bercerita.
"Nami-chan, kau sedang bercanda kan?"
Nami menggeleng. "Tidak sedikitpun."
Pudding menyesap coklat yang dipesannya untuk sekedar menenangkan diri, lalu dia kembali menatap Nami. "Jadi Luffy-kun jatuh cinta padamu sekarang?"
"Seperti yang kuceritakan tadi. Kupikir dia tidak akan berhenti menggangguku."
"Kenapa kau tidak terima saja? Kau bisa membuatnya marah, Nami-chan! Kau tidak takut?"
"Kupikir dia sudah sedikit berubah," Nami mengaduk-aduk jus jeruknya dengan pandangan kosong.
"Tapi aku tidak menyangka kalau Law juga sempat dijadikannya mainan. Dan kau benar-benar tidak perawan lagi?" bisik Pudding agar pengunjung kafe itu tidak ada yang dengar.
Nami mengangguk. "Kurang ajar kan? Tapi kurasa dia itu adalah laki-laki yang cukup bertanggung jawab."
"Kenapa kau bilang begitu?"
"Karena dia datang lagi padaku. Kupikir setelah dia mengambil hak milikku, dia akan membuangku begitu saja, ternyata tidak," Nami menyesap jusnya pelan.
"Kurasa kau juga perlu kembali padanya."
"Lalu bagaimana dengan Law?"
Pudding melipat tangan di depan dada. "Setelah kau mengetahui kelakuan bejat kedua laki-laki itu, mana yang lebih kau pilih? Orang yang hanya bermain denganmu namun psikopat, atau orang yang bermain dengan banyak wanita namun perhatian? Keduanya memang sama-sama bajingan. Tapi kau harus memilih salah satunya. Tidak mudah mencari laki-laki baru yang bisa menerima keadaanmu seperti ini, Nami-chan. Keperawanan itu adalah harta yang paling penting bagi seorang wanita. Jika itu sudah hilang, orang baru yang akan menjadi pasanganmu bisa saja menyepelekanmu dengan menyebutmu sebagai bekas orang lain kapan saja."
Nami tertegun mendengar penjelasan itu. Tidak salah sama sekali. Jika dipikirkan baik-baik, dia memang memiliki pilihan yang sulit saat ini, namun dia harus tetap menerimanya.
Dan ingat, pastikan kau benar-benar mencintai orang itu agar kau tidak menyesal.
Seketika kata-kata Morgans tempo hari memasuki kepala Nami. Dia adalah seorang penulis. Dan bagaimana dirinya menciptakan sebuah ending yang bagus? Bisakah dia menerapkannya secara langsung seperti yang sudah pernah disinggung oleh Luffy sebelumnya?
"Pudding?"
"Hm?"
"Menurutmu, ending cerita bahagia itu seperti apa?"
"Kalau kau bertanya bagaimana caranya menyelesaikan masalahmu, hanya satu yang perlu kau ingat. Cinta! Kau perlu mencarinya jauh ke dalam lubuk hatimu. Dari kedua bajingan itu, menurutmu mana yang paling pantas berada di sisimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind [✓]
FanfictionLuffy x Nami Love Story ❤️🧡 21++ "Kalau kepalanya putus, pasti akan ada banyak tumpahan darah." - Nico Robin (One Piece) ˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙ Sinopsis: Kesalahan kecil yang Nami lakukan membuatnya harus berurusan dengan seorang mafia berj...