🌹Please!🌹

231 20 16
                                    

ଘ(੭ ᐛ )━☆゚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ଘ(੭ ᐛ )━☆゚.*・。゚

Mata Law terbuka. Kepalanya terasa begitu pening dan berat, seperti ada barbel keras yang menimpanya. Dia memperhatikan seluruh ruangan itu yang tampak begitu asing baginya.

"Dimana aku?" ucapnya pelan.

Dirinya terkejut saat mendapati kedua tangan dan kakinya diborgol oleh rantai.

"Apa ini? Siapa yang melakukan ini?" teriaknya.

Dia hanya memakai celana pendek sepaha, dan AC di ruangan itu dibiarkan menyala. Itu membuatnya kedinginan setengah mati. Kaki dan tangannya yang terborgol juga terasa nyeri akibat rasa dingin itu.

Di ruangan itu tidak ada apa-apa. Hanya ada sebuah kursi besi di depannya, dan sebuah pintu kayu di sudut ruangan. Lantai dan dindingnya terbuat dari keramik putih, membuat ruangan ini terasa semakin dingin.

Rasa cemas mulai mendatanginya. Seingatnya kemarin malam dia bersama Monet di sebuah klub. Setelah mereka bermain hingga dini hari, baru mereka tertidur. Dan saat bangun, dia sudah berada di tempat asing ini dengan keadaan terborgol.

"SIAPA SAJA! LEPASKAN AKU!" teriak Law keras, namun sepertinya ruangan itu kedap suara. "ADA ORANG DI SANA?"

"SIAL!" pekiknya karena tidak bisa melepaskan tangannya.

Tiba-tiba terdengar suara kenop pintu yang diputar. Detik selanjutnya si pintu terbuka.

Law melihat seseorang bertopi jerami memasuki ruangan, lalu mengunci pintu kembali. Dia tidak mengenalinya sama sekali.

"Siapa kau? Apa kau yang membawaku kemari?" tanya Law.

Laki-laki bertopi jerami itu yang tidak lain adalah Luffy kini duduk di kursi besi di depan Law. Dia melipat tangannya di depan dada dengan tatapan tajamnya.

"Ayo bicara sebentar," ucap Luffy dengan sebuah senyuman tipis, namun terlihat mengerikan.

"SIAPA KAU? APA YANG KAU MAU DARIKU, HAH?!" teriak Law.

Luffy menutup kedua telinganya karena menganggap teriakannya itu cukup mengganggu. "Aku tidak suka suara keras. Bisakah kau memperkecil volume suaramu?"

"SIALAN! LEPASKAN AKU!"

"Kau ini sama sekali tidak mengerti bahasa ya? Padahal aku sangat yakin kalau bahasa kita sama," Luffy mengerutkan keningnya seraya berjalan mendekat, lalu duduk tepat di depan Law.

"APA YANG KAU INGINKAN?!" teriak Law lagi.

Luffy mulai jengkel mendengar suaranya. Tiba-tiba saja dia mengeluarkan sebuah pisau dari balik pakaiannya dan menusuk paha Law. "JANGAN COBA-COBA BERTERIAK DI DEPANKU!" ucapnya penuh tekanan.

Law berteriak kesakitan saat merasakan pisau itu menembus pahanya.

Luffy menarik pisaunya lagi, lalu menjilat darah Law di sana. Namun dia segera membuang ludah dengan ekspresi aneh. "Rasa darahmu menjijikkan!" ucapnya dengan tatapan remeh.

Blind [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang