ଘ(੭ ᐛ )━☆゚.*・。゚
Nami meraba-raba jalan menggunakan tongkat di tangannya. Jalanan di situ memang sedikit sepi, dan tidak ada yang membantunya mencari jalan menuju apartemennya. Baiklah, sebenarnya dia bisa mencarinya sendiri. Saat gadis itu berjalan, dia tidak sengaja tertabrak seorang laki-laki pejalan kaki yang mengenakan kemeja merah gelap dan sebuah topi jerami tergantung di lehernya.
"Ah, maaf!" ucap orang itu sopan. Dia terlalu fokus pada ponsel di tangannya sampai tidak melihat orang di depannya.
"Seharusnya kau lebih memperhatikan jalanmu saat berpapasan dengan orang buta sepertiku," ucap Nami kesal. Mood-nya hari ini memang sedang jelek karena pacarnya tidak bisa menemuinya lagi hari ini.
Laki-laki itu mengambil tongkat Nami yang jatuh. "Ini!" katanya seraya mengembalikannya ke tangan Nami. Gadis itu berjalan lagi tanpa mempedulikannya lebih jauh.
Laki-laki tadi memandangi punggungnya dengan senyuman misterius di wajahnya. "Menarik!"
Setelah menggumamkan itu, dia mengambil jalan lain yang searah dengan Nami, lalu mengambil fotonya secara diam-diam dari kejauhan, setelahnya dia pergi lagi.
Nami akhirnya sampai di tujuan. Dia membuka pintu apartemennya dengan wajah sedikit lelah. Yang pertama kali dia lihat adalah Pudding yang sedang mengutak-atik laptop miliknya di ruang tengah.
"Kau kemari lagi?" gadis berambut oranye itu tersenyum melihat sahabat baiknya itu. Dia menaikkan kacamata hitam yang dipakainya ke atas kepala dan melemparkan tongkat oranye bergaris putih miliknya ke atas meja, setelah itu dia bersandar pada kursi di sebelah Pudding.
"Chiffon nee-san memaksaku membuat kue lagi. Aku sedang tidak ingin, jadi aku melarikan diri kemari," jawab Pudding sambil tetap fokus pada laptop Nami karena sibuk bermain game.
"Ngomong-ngomong terima kasih atas bantuanmu," Nami kini melepaskan wig berwarna hitam yang dipakainya.
Pudding melipat tangannya di depan dada setelah menyelesaikan game-nya. "Kau tidak ketahuan?"
Nami menggeleng. "Semua pelangganku mengira ini memang rambut asliku. Hanya disenyumin langsung meleleh. Apa senyumku memang semanis itu?" dia tersenyum sombong.
"Ya, memang manis. Tidak heran ada banyak orang yang terpesona padamu," Pudding mengangguk-angguk. "Tapi kurasa kau tidak perlu melanjutkannya lagi. Bagaimana kalau kau ketahuan?"
"Selama ini yang mereka kenal kan hanya gadis buta bernama Mikans Queen. Mereka tidak kenal yang namanya Gustavsson Nami."
"Ya, aku tahu," Pudding menghela nafas pelan sembari menutup matanya sejenak. Dia jadi sedikit menyesal karena sudah membantu Nami melakukan pekerjaan gila ini, yaitu menyamar menjadi seorang tukang massage buta berambut hitam bernama Mikans Queen. Tujuan utamanya adalah mendapatkan banyak uang karena suruhan Trafalgar Law_pacar Nami saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind [✓]
Fiksi PenggemarLuffy x Nami Love Story ❤️🧡 21++ "Kalau kepalanya putus, pasti akan ada banyak tumpahan darah." - Nico Robin (One Piece) ˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙˙˚ʚɞ˚˙ Sinopsis: Kesalahan kecil yang Nami lakukan membuatnya harus berurusan dengan seorang mafia berj...