Mereka yang di ruang tamu hanya menatap kosong ke tangga,dimana tempat Delfi lebih tepatnya Asya yang menatap mereka tajam
"Itu Delfi?" Tanya Arfa,Abang sepupu Delfi
"Iyalah"
"Kok, tatapannya beda banget?" Tanya Arfa lagi
Mereka yang mendengar itu pun, langsung terdiam menatap tangga dengan tatapan kosong dan pikiran yang pergi entah kemana
"Yasudah, lebih baik kita memikirkan itu nanti" pungkas Rafael,yang di setujui yang lain
Sementara itu disisi lain,lebih tepatnya di lantai dua,di kamar Delfi
Kamar Delfi...
Sekarang ruangan itu sepi,tidak ada suara tetapi beda dengan dua lain alias alam bawah sadarnya
Di dalam alam bawah sadar tersebut, terdapat tiga orang perempuan yang sedang berdebat,tidak mungkin hanya dua, dengan yang satu menonton dari samping
"Gk,lo yang harus balik, jangan asya atau gw" ucap Delfi, menatap Fidelis yang didepannya
"Tidakkk.... Delfi atau asya aja jangan Delis, yang ada malah tambah di benci kita" balas Fidelis menatap Delfi
"Gk, mending Lo aja,gw tau Lo bisa balik ke sana kalo Lo mau" balas Delfi tak mau kalah
"Gk, Delfi atau asya aj-" ucapan Fidelis terpotong
Mereka berdua pun menatap kesamping di mana asya mengangkat satu tangannya, meminta mereka diam, dengan menatap mereka tajam
"Diam" tekan asya, menatap mereka berdua yang sayangnya adalah temannya
"Itu salah Delis yang gk mau ngalah" bela Delfi yang melihat tatapan tajam Asya
"Gkk,bukan salah Delis,itu salah Delfi yang gk mau balik" bela Fidelis tak mah kalah, menatap Delfi sengit dan di balas tatapan sengit Delfi
Saat ingin membuka suara,Delfi kembali menutup mulutnya saat merasakan aura gelap yang terasa dari sebelahnya
Begitupun dengan Fidelis, mereka berdua pun menatap ke Asya yang sekarang menatap mereka tajam
"Diam atau lidah kalian gw kasih makan anjing" ancam Asya menatap mereka tajam
Mereka berdua yang mendengar itu langsung menutup mulut dengan tangan mereka
Asya yang melihat mereka diam pun langsung membuka suara
"Bergantian" ucap Asya
Mereka berdua yang mendengar itu menatap asya bingung
Asya yang melihat tatap bingung mereka pun kembali membuka suaranya
"Bergantian, bergantian selama dua hari sekali" ucap Asya, menjelaskan yang langsung di mengerti oleh mereka berdua
"Terus, ini mulai dari siapa? Gw ogah yah" tanya Delfi
" Undi aja, biar tau siapa duluan" usul Fidelis yang dk setujui mereka
"Yaudah ayok" ucap Delfi,lalu memutar batu lonjong yang di dapatkan nya
Dan dapat di lihat bahwa yang pertama adalah asya,lalu Delis kedua dan Delfi terakhir
"Yess, terakhir" soraknya kegirangan
Setelah itu mereka pun kembali berbicara ringan mengenai hidup mereka dari Fidelis
"Jadi... Pertama kali lu ketemu Evan Ama Savian kapan?" Tanya Delfi menatap Fidelis
"Eee,itu biar aku ceritain,jadi...." Ucap Fidelis lalu mulai bercerita
Flashback on....
Tap...
Tap...
Tap..
"Huh...huh....capek..." Ucap perempuan tersebut sembari bersandar di tembok gang sepi
"Cari dia!! Kejar sampai ketemu!!" Perintah Salah seorang preman dari mereka,dan setelah itu dapat di dengar langkah kaki berantakan yang mengarah ke arah perempuan itu alias Fidelis
Grep!
Sebuah tangan menarik memasuki salah satu gang sepi yang tertutup
Merasa tangannya di tarik Fidelis pun membuka suara dan ingin berteriak,namun ia kalah cepat, mulutnya sudah di bekal sedari tadi
Dia pun memberontak,yang membuat suara gaduh di sekitarnya
"Diam" ucap pria tersebut, yang membuat Fidelis diam,dan mata mereka bertemu
Dapat ia lihat,mata tajam setajam elang itu menatapnya dingin
"Cari disana!! Ada suara di sana!!" Tunjuk preman tersebut pada gang sepi yang di masuki Fidelis tadi
Mendengar suara teriakan itu, dengan cepat Evan keluar dan langsung berbicara dengan orang tersebut
"Apa yang kau cari?" Tanya Evan menatap mereka datar dan dingin
"Oh,apa kau melihat perempuan berbaju Hijau tosca, Dengan rambut di kepang?" Tanya preman tersebut
"Tidak,aku tidak melihatnya" jawab Evan datar menatap preman tersebut
Preman tersebut yang mendengar itu menatap curiga lalu bertanya kembali
"Apa kau yakin?" Tanyanya sekali lagi
"Ya" jawab Evan singkat, mereka yang mendengar itu mengangguk lalu mulai maju mendekati Evan,dan-
Wush!
Satu pukulan melayang namun sayangnya pukulan itu terpeleset
Preman itu yang melihat pukulan meleset pun,kembali melanjutkan aksinya
Namun, sayangnya semua pukulan tersebut meleset
Yang membuat preman tersebut kelelahan,Evan yang melihat adanya celah baginya pun langsung melesat kan pukulannya
Bugh!
Satu tinju melayang dan mengenai perut target nya, preman tersebut yang terkena pukulan tersebut pun mundur beberapa langkah
Melihat salah satu temannya terpukul pun membuat mereka tidak terima
Lalu mereka pun Mulai menyerang Evan bersamaan
Bugh!
Wush!
"Akh!..."
Suara pukulan dan teriakan bergema di malam itu
Beberapa menit kemudian suara itu menghilang, menyisakan Suara rintisan kesakitan,dan orang-orang yang terkapar di jalan
Setelah pertarungan itu,Evan pun menatap gang sepi tadi, dan menyuruh Fidelis keluar dan pulang
Flashback off...
"Jadi Lo ketemu dia karna di kejar preman?" Tanya Delfi yang di angguki Fidelis
"Lo masih suka dia?" Tanya Delfi lagi, membuat Fidelis diam sekejap lalu berbicara
"Gk,Delis gk suka dia lagi" jawab Fidelis
"Lagian lo ngapain suka dia? Alay tau" ucap Delfi menatap Delfi dengan tatapan sinis dan jijik yang seperti menunjukkan bahwa Fidelis adalah orang aneh
Mendengar ejekan Delfi, Fidelis pun mengerucutkan bibirnya sedih
Tak!
"Jangan kek gitu, bukannya imut malah amit amit" ucap Delfi yang menyentil bibir Fidelis
Fidelis yang mendengar itu semakin sedih dengan meta berkaca-kaca,siap menumpahkan air mata nya
"Bercanda sih" ucap Delfi lalu mengelus kepala Fidelis pelan
Setelah itu mereka pun berbicara ringan, dengan canda tawa di dalamnya
TBC
Vote ~ comment ~ shareALOO GESS!!
AKU UP INI SENGAJA CEPET, SOALNYA KALO MINGGU SUSAH, JADI TUNGGU CHAPTER SELANJUTNYA!!
YAWW~~~PAPAY 👋👋><
RORW🐐🐐
KAMU SEDANG MEMBACA
GW JADI ANTAGONIS?!
Teen Fictiongimana jadinya,cegil+tantrum masuk ke tubuh anak, yang gk di anggap oleh kedua Abangnya? FILADELFIA ANASTASIA DIRGANTARA cwe tantrum yang masuk ke tubuh FIDELIS NATASHA BIMANTARA