6

80 10 0
                                    

Selesai di tempat tersebut mereka pun langsung pulang ke rumah masing-masing Sridevi yang hanya bisa diam dengan perasaan kesal hanya bisa menahan perasaan tersebut ia pun langsung ke kamarnya dan beristirahat walaupun badannya tidak begitu letih tapi ia berusaha untuk menahan emosinya

"Gue nggak bayangin gimana gue bisa nikah sama orang yang gue benci dan orang yang ngeselin itu"

"Ini rasanya kalau gue bisa melampiaskan semuanya gue mau Hajar dia tapi rasa-rasanya itu mustahil"

Merebahkan diri di kasur itu suatu hal yang membuatnya merasa lebih tenang ia pun tertidur sampai hari menunjukkan pukul 03.00 sore setelah bangun Devi pun mandi dan makan sore seperti biasanya

"Kamu besok ikut ya sama mamah dan papah pengen ke Dufan sekalian kita habisin waktu bareng-bareng di sana"

"Devi kan udah bilang kalau Devi nggak mau mah jangan paksa Devi"

"Apa salahnya sih kamu nurut dan nurunin ego kamu lagi pula afan itu anak baik-baik dan pastinya cocok buat kamu"

"Gini ya mah aku nolak perjodohan ini bukan aku nilai dari karakter Afan atau siapapun itu karena akunya belum siap mah aku masih muda dan aku masih mau ngejar semuanya yang belum aku kejar aku belum mikirin buat menikah atau menjadi istri orang lain"

Devi pun langsung berdiri dan pergi meninggalkan tempat makan tersebut dan langsung ke kamarnya ia menangis sejadi-jadinya karena ia merasa di pojokkan di situ dan selalu saja dipaksa untuk menerima perjodohan yang sama sekali ia tidak mau

"Kayaknya kita memang terlalu berlebihan ke Devi pah sampai Devi kayaknya tertekan banget"

"Ya mau gimana lagi kalau kita batal perjodohan ini sama aja kita membatalkan kerjasama sama keluarga Afan dan kita nggak akan mendapatkan hasil apa-apa"

Di sisi lain afan sedang berada di sebuah taman yang tidak jauh dari rumahnya yang sedang menenangkan diri sepertinya ada hal yang mengganggu dirinya dengan keputusan yang ia ambil berpikir cukup keras sampai akhirnya seorang wanita menghampirinya ya dia adalah wanita yang berasal dari masa lalunya dan belum Afan lupakan sampai sekarang

" Kamu ngapain Di Sini"

" gak ada alasan buat aku nggak datang ke sini kan"

" ya memang nggak ada alasan"

" pasti ada hal yang buat kamu terganggu dan itu pasti hal yang serius"

Dengan rasa pengertian yang begitu besar kepada Afan wanita itu menemani Afan mendengarkan semua cerita dan keluh kesahnya sampai awan benar-benar lega walaupun di sisi lain Ia hanya sekedar mantan Afan saja dan tidak mempunyai hubungan apa-apa

"Nggak ada yang mau di posisi ini gue kasihan sama orang yang mau dijodohin sama lo pasti dia tersiksa banget batinnya dan pastinya dia selalu di pojokan sama orang tuanya untuk menerima perjodohan"

"Dia sama nggak enaknya kayak lo dia harus di pojokan dengan keluarganya yang sama sekali nggak pernah dibayangkan oleh dia sendiri lo dan dia sama-sama merasakan hal yang sama"

"Pasti banyak alasan buat dia nggak menerima perjodohan ini dari segi yang lain dia cewek pasti banyak hal yang harus ia gapai dan harus ia kejar sebelum ia merasa bahwa semuanya sudah selesai ya kejar dan waktunya memikirkan pernikahan tapi di fase ini dia belum sampai ke fase itu"

Afan hanya mendengarkan dan tidak menanggapi apa yang ia dengar tersebut ia hanya menyimak dan sambil berpikir apa benar apa yang dibicarakan oleh mantannya itu dan apa benar semuanya akan berdampak baik dan apa benar wanita yang akan dijodohkan oleh dirinya merasakan rasa tertekan yang luar biasa tapi kenapa dia terlihat biasa saja dan tidak terlihat bahwa dia di pojokkan dan dipaksa untuk menjalani sebuah hubungan yang tidak diinginkan atau perjodohan

"Dibayar situasi lo harus bisa ketemu sama dia mengobrol dan sering satu sama lain walaupun di lain sisi kalian nggak pernah kenal dan nggak pernah mengerti dengan apa yang kalian inginkan satu sama lain"

"Sebaiknya lo mau mengobrol sama dia dan tukar pikiran sama dia siapa tahu dengan begitu lo akan merasa lebih baik semua orang pasti menginginkan hal yang sama namun caranya akan berbeda"

Afan pun mengganggu ya tahu pembicaraannya itu akan membuatnya lebih baik tapi di sisi lain rasa yang selama ini mengganjal di benak Afan hanya ada satu kenapa perjodohan itu dan apa alasan perjodohan dan kenapa dirinya harus dijodohkan dengan usia yang masih cukup muda dan ia masih menginginkan banyak hal dengan usianya yang masih cukup muda dan terbilang baru akan berjalan di fase yang seharusnya belum sampai memikirkan sejauh itu

"Kamu tahu tentang aku dan kamu tahu banyak hal tentang aku tapi aku nggak tahu tentang kamu dan apa alasan kamu kamu berada di tempat ini di tempat yang sama di mana aku sedang mendapatkan begitu banyak masalah walaupun kita hanya sekedar sebatas mantan yang belum saling move on"

"Ini bukan suatu kebetulan kan"

"Banyak hal kenapa aku ada di sini aku memang hanya sebatas seorang mantan yang belum move on dari pasangannya yang lalu tapi aku datang ke sini bukan karena itu aku kangen dengan tempat ini aku merindukan semua hal dan suasana di sini kenangan yang begitu banyak di tempat ini membuat aku merindukan tempat ini"

"Di mana aku selalu menghabiskan semua waktu yang ada di tempat ini pemandangan yang indah suara burung yang selalu berkicau udara yang segar dan bunga-bunga yang bermekaran"

"Tempat ini indah afan dia dikelilingi keindahan yang belum pernah aku lihat sebelumnya banyak hal yang harus aku pikirin di sini kebahagiaan dan kesedihan aku juga ada di sini keluh kesah dan rasa yang tidak pernah ada batasnya juga ada di sini"

"Kehadiran seseorang misalnya tempat ini adalah tempat di mana cerita itu dimulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan yang membuat kita sama-sama yakin bahwa pertemuan itu adalah pertemuan yang terakhir di mana kita harus menutup kisah itu bersama-sama walaupun ada rasa sakit ya kita rasakan"

Afan menatap jauh bagaikan ia sedang berpikir dan terus berpikir sampai akhirnya ia tersadar dari beberapa hal yang ia lakukan banyak keputusan yang ia ambil dan keputusan itu kadang membuatnya merasa terjebak di mana keputusan yang ia ambil sama sekali tidak ia pikirkan dengan matang membuatnya harus merasa terjebak dengan situasi yang tidak ada akhirnya di saat ia membutuhkan banyak hal di saat itulah ia merasa kesepian tanpa ada seseorang yang menemaninya dengan kepastian dan hanya khayalan menghubungi orang lain yang hanya dianggap pelarian itu saja sudah salah bagaimana dengan keputusannya yang akan ia ambil di masa depan apa akan ia pikirkan dengan matang atau tidak itu suatu keputusan yang sangat sulit untuk diambil

"Tolong coba pikirin matang-matang semuanya keputusan yang diambil itu datangnya dari hati seseorang dan itu juga menyangkut orang lain wanita yang akan menemani kamu di sepanjang hidup kamu yang dipilih orang tua kamu bukan wanita yang sembarangan pasti banyak alasan yang buat orang tua kamu memilih dia"

"Tapi Cantika gak semua hal yang dipilih orang tua aku semuanya benar dan nggak semua hal yang orang tua aku inginkan harus selalu aku turuti"

"Di mana hati dan pikiran aku bukan berada di orang itu melainkan orang lain jika semua itu akan terjadi dan dampak yang buruk aku akan menyakiti semua orang bukan hanya satu orang melainkan semua orang yang akan tersakiti dengan apa yang kau lakukan"

"Mencobalah untuk bertindak dewasa Afan semua hal yang kamu inginkan harus terjadi dan nggak semua hal yang kamu inginkan akan kamu dapatkan satu pesan dan keinginan nggak tanpa harus berusaha itu tidak akan berdampak baik walaupun kamu menginginkan semuanya"

Semua hal harus dicari dengan usaha sedangkan Afan hanya menginginkan fasilitas yang ia punya dan tidak mau melepaskan fasilitas tersebut ia hanya menginginkan rasa yang membuat dirinya utung saja tanpa harus berpikir panjang jika ia berpikir panjang dan memutuskan apa yang ia inginkan dengan usaha mungkin semuanya tidak akan serumit itu

Bersambung

Melawan RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang