23

109 11 1
                                    

Setelah ketemu Richard di jalan Afan dan juga Raka dan yang lain pun langsung berhenti sejenak untuk mengobrol dengan Richard begitu juga dengan Devi Richard yang sedang membawa sebuah buket bunga hanya bisa menghindar namun ditahan oleh Raka

"Sampai kapan lo akan terus menghindar kayak gini ketika lo terus menghindar masa lalu nggak akan pernah selesai"

"Buat apa lu campurin semua urusan gue urus aja masalah lo sendiri"

"Seberapa banyak lo menghindar dari adik lo sendiri gak akan membuat masalah itu selesai malah semakin banyak masalah yang lo akan hadapi"

Rasa-rasanya semuanya akan lebih membaik ketika Richard bisa berdamai dengan situasi tapi sayangnya tidak ya malah memilih untuk pergi dari tempat tersebut meninggalkan Afan Raka dan juga Devi di sana keadaan alasan yang khusus untuk Richard bisa meninggalkan tempat itu dengan bunga yang ia bawa

"Kenapa dia terus menghindar kayak gitu sih Raka bukannya dia saudara Afan tapi kenapa dia terus menghindar"

"Banyak hal yang belum lo tahu Devi jadi pelan-pelan lo akan cari tahu sendiri dari Afan bukan dari gue"

"Seandainya dia bisa terbuka ke gue dan bisa cerita semuanya mungkin gue akan menjadi pendengar yang baik rak"

Hal yang paling dibenci oleh Afan saat ini adalah situasi yang rumit di antara dirinya dan juga kakaknya sendiri tidak ada hal satupun yang bisa memperdamaikan mereka mengajak kakaknya untuk pulang ke rumah saja sulit

"Gue harus gimana kalau kayak gini gue nggak mungkin kan kayak gini terus sedangkan situasi nggak pernah mendukung dan berpihak sama gue"

"Hai"

"Lo siapa"

"Gue penjual bunga yang selalu menawarkan bunga yang bagus dan wangi"

"Sorry gue nggak butuh bunga"

"Iya gue tahu lo nggak butuh bunga tapi lu butuh orang yang bisa lo ajak dan jadi tempat cerita lo"

Dengan waktu yang bersamaan seorang penjual bunga yang berada di taman kota menghampiri Afan seorang gadis cantik dengan membawa bunga yang ada di tangannya menghampiri Afan dan duduk di sampingnya dengan begitu anggun mencoba untuk menjadi seorang teman sekaligus tempat cerita tapi sayangnya Afan sama sekali tidak menceritakan apa-apa

"Gue tahu masalah lo emang seberat itu tapi lo harus bisa kuat dan tegar nggak hanya lo yang menghadapi sebuah masalah gue pun juga sama umur kita juga nggak beda jauh kan"

"Emang umur lo berapa"

"Gak jauh beda sama lo"

"Nama lu siapa"

"Nama gue mawar"

"Gue Afan"

"Sejak kapan lu jual bunga kayak gini"

"Sejak umur gue udah menginjak 11 tahun di situ gue harus berusaha keras karena keluarga gue nggak pernah menerima gue sebagai anak mereka gue udah usir dari rumah gue sendiri"

"Apa lo nggak punya saudara untuk bisa nampung lo di rumahnya"

"Gue ada satu saudara namun saudara gue itu udah meninggal jadi gue nggak bisa tinggal di sana"

Mirip sekali nasib dari gadis tersebut sudah ditinggalkan oleh saudaranya ditambah ia diusir dari rumahnya sendiri tidak ada orang tua yang bisa menemaninya di kala sedih ataupun senang hanya sebuah bunga yang dihias dengan cantik dengan berwarna-warni

"Terus di mana lo tinggal"

"Gue tinggal di sebuah rumah gubuk yang tidak jauh dari tempat ini kapan-kapan lo bisa ke sana untuk mampir ke rumah gue memang sederhana sih tapi insya Allah bisa kok buat lo mampir ke sana dan gue akan hidangin makanan yang enak"

Melawan RestuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang