prolog

847 141 80
                                    

"IBU!" Gadis mungil itu berusaha meraih kursi rodanya yang terletak lumayan jauh dari tempatnya duduk. Namun sayang, itu terlalu jauh. Tapi ia tetap berusaha dengan air mata yang mengalir. Air mata yang selalu menyalahkan ketidak adilan tuhan atas hidupnya. Air mata yang selalu menetes di setiap ia ingin menggerakkan kakinya  kaku. Kakinya yang tak bisa bergerak. Kakinya yang tak bisa berjalan. Kakinya yang tak bisa merasakan apapun. Kakinya yang tak berguna. Kakinya yang telah lumpuh.

Begitu pula dengan hatinya.

BUG

"Ouch, s-sakit. Hiks." Ringisnya pedih ketika terjatuh dari kursi taman. Rasa sakit itu menjalar hingga ke otak. Merespon dengan negatif yang membuatnya tak bisa bergerak.

"T-tolong! Tolong Ibuku! Tolong dia!" Oh, gadis kecil yang malang. Tak ada satupun orang yang lewat.

"IBU! Berdirilah!" Ia berteriak nyaring. Rasa kesal dan gelisahnya bercampur menjadi satu. Ibunya tepat berada 5 meter dari hadapannya. Lebih tepatnya, di tengah jalan aspal. Entah bagaimana ceritanya, ada sesuatu berujung runcing yang menusuk telapak kaki ibunya hingga tak bisa berdiri. Luka itu menembus sangat dalam.

"Uh, Ibu tak apa. H-hanya sakit, saja. Paku ini menembus nadi. T-tolong bantu Ibu." Ringis Ibunya kesakitan.

"Aku tak bisa bergerak!" Teriaknya kesal, "Ibu! Cepat berdiri! Jalanan itu mulai ramai!"

Drrtt Drrtt

TIN! TIN!

TIN!

"IBU!! TIDAAAKKK!"

Gadis itu masih tak bergeming dari tempatnya. Otaknya mulai lumpuh hingga tak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Ia tak merasakan apa-apa. Bola matanya pun menatap lurus kedepan.

Menatap jasad Ibunya yang terlindas mobil.

xxx

Prom Night • clifford #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang